Tidak banyak pelatih yang berani mendesak klub untuk membeli pemain yang ia inginkan. Antonio Conte berani melakukannya di Inter Milan dan klub merasakan hasilnya.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
Inter Milan telah memilih langkah yang tepat untuk mendengarkan semua tuntutan sang pelatih, Antonio Conte. Sebagai pelatih Inter yang baru pada musim ini, Conte langsung mendesak Inter untuk membeli para pemain yang ia inginkan, termasuk Romelu Lukaku. Tuntutan itu dipenuhi dan kini Inter merasakan hasilnya.
Romelu Lukaku yang merupakan salah satu penyerang incaran Conte kembali mencetak dua gol saat Inter mengalahkan Udinese, 2-0, di Stadion Dacia Arena, Senin (3/2/2020) dini hari WIB. Kemenangan itu pun membuat Inter kembali menempel ketat Juventus dengan selisih tiga poin. Juventus mengantongi 54 poin dan Inter 51 poin.
”Saya sangat senang bisa memaksa (klub) untuk mendatangkan Lukaku,” kata Conte, dikutip Football-Italia. Sejak datang dari Manchester United ke Inter pada awal musim, Lukaku telah menjadi mesin gol yang efektif dan telah mencetak total 20 gol di semua kompetisi.
Pada laga kontra Udinese, penyerang asal Belgia itu mencetak gol pada menit ke-64 dan melalui tendangan penalti pada menit ke-71. Lini serang Inter masih tetap tajam meski Lukaku tidak didampingi Lautaro Martinez yang sedang menjalani sanksi larangan bertanding setelah mendapatkan kartu merah pada laga sebelumnya.
Lukaku bahkan tidak hanya berperan sebagai mesin gol, tetapi juga sosok pemimpin bagi para pemain lainnya. Pada saat pemanasan, ia tampak berbincang dengan Sebastiano Esposito yang malam itu menggantikan posisi Martinez. ”Dia sudah menyatu dengan skuad dan saya hanya bisa memujinya,” ujar Conte.
Kesalahan Chelsea
Dengan memboyong Lukaku sesuai keinginan Conte, Inter seperti tidak mau mengulangi kesalahan yang dibuat Chelsea. Ketika masih melatih Chelsea pada 2016-2018, Conte juga melakukan hal yang sama, yaitu mendesak klub untuk menuruti keinginannya pada bursa transfer pemain.
Namun, pemilik Chelsea, Roman Abramovich, punya sikap lain yang membuat hubungannya dengan Conte memburuk. Dampaknya, Conte dipecat meskipun telah mempersembahkan gelar juara Liga Inggris untuk Chelsea pada musim pertamanya. Ketika masih di Chelsea itu, Conte sudah terpikat dengan sosok Lukaku dan kini mereka dipersatukan di Inter.
Itulah Conte yang merupakan sedikit dari sosok pelatih yang berani mendesak klub untuk membeli pemain yang dibutuhkan tim. Beberapa klub, seperti Chelsea, merasa sudah memiliki pandangan tersendiri mengenai pembelian pemain. Dalam hal ini, pelatih harus bisa menerima skuad yang ada dan dituntut bisa mengembangkan permainan tim melalui perencanaan strategi yang pas.
Inter, di sisi lain, memercayai rencana yang disusun oleh pelatihnya. Conte pun memiliki visi jangka panjang agar skuad bisa tetap solid dan tangguh di segala kompetisi. ”Klub seperti Inter harus memiliki para pemain cadangan yang bagus,” kata Conte.
Dalam satu musim, klub tidak bisa menduga kapan pemainnya bisa tetap bugar dan terhindar dari cedera. Skuad akan tetap solid apabila di bangku cadangan masih ada pemain pelapis yang memiliki kualitas hampir sama dengan pemain inti. Hal ini sangat dirasakan oleh Inter Milan.
Christian Eriksen, misalnya, merupakan pemain lainnya yang dibutuhkan Conte dan berhasil diboyong ke Milan. Gelandang asal Denmark ini hadir pada saat yang tepat ketika Conte kehilangan banyak pemain gelandang. Pada laga kontra Udinese, Eriksen menjalani debutnya di Liga Italia.
Inter juga tidak menduga bahwa kiper andalannya, Samir Handanovic, mengalami cedera patah tulang ringan pada jari kelingking. Handanovic pun tidak bisa tampil melawan Udinese dan diperkirakan absen hingga empat minggu.
”Saya gembira melihat penampilan Daniele Padelli (kiper cadangan). Ia muncul saat dibutuhkan,” kata Conte.
Inter berharap Padelli masih bisa tampil gemilang pada laga berikutnya yang sangat bergengsi, yaitu laga derbi melawan AC Milan. Pada laga itu, Martinez juga belum bisa tampil. Setidaknya, Pelatih Udinese Luca Gotti telah memberi sedikit pesan untuk Milan.
”Jika Anda tidak bisa mencetak gol meski sudah memiliki peluang, Anda tidak bisa berharap lebih banyak,” katanya.
Semakin sengit
Kemenangan Inter atas Udinese membuat persaingan di papan atas Liga Italia semakin sengit. Inter dan Juventus tidak ingin melakukan kesalahan kecil pada laga-laga berikutnya agar tidak kehilangan poin satu pun.
Apalagi kini juga muncul tim kuda hitam, seperti Lazio, yang semakin sulit dikalahkan dan berada di peringkat ketiga dengan 49 poin. Setelah menahan imbang AS Roma, 1-1, di Stadion Olimpico, Lazio kemudian melibas SPAL, 5-1, Minggu (2/2/2020). Ciro Immobile menjadi senjata mematikan milik Lazio yang bisa mencetak dua gol dan satu asis saat mengalahkan SPAL.
Inter harus waspada karena Lazio baru menjalani 21 laga. Artinya, ia masih menyimpan satu laga dan hanya terpaut dua poin di bawah Inter. Pada dua laga berikutnya, Lazio akan menghadapi tim-tim papan tengah, seperti Hellas Verona dan Parma, sebelum bertemu Inter.
Lukaku sangat antusias melihat peta persaingan ini. ”Saya rasa ini adalah pertarungan yang sangat menarik di puncak klasemen. Beruntung kami terlibat dalam pertarungan ini. Saya harap kami bisa selalu menang,” ujarnya. (AP/AFP)