Efektivitas Serangan dan Rapuhnya Pertahanan, Masalah Baru Setien
›
Efektivitas Serangan dan...
Iklan
Efektivitas Serangan dan Rapuhnya Pertahanan, Masalah Baru Setien
Barcelona tampak sudah menemukan pola permainan yang pas di bawah asuhan pelatih Quique Setien. Namun, Setien masih melihat masalah lainnya.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN - Pelatih Barcelona, Quique Setien, dalam dua laga terakhir mulai menanggalkan formasi 3-4-3 dan menggunakan 4-3-3. Perubahan ini membuahkan dua kemenangan. Namun, Setien melihat masih ada masalah yang perlu diatasi, yaitu serangan yang kurang efektif dan pertahanan yang masih rapuh.
Setien adalah pemuja legenda Barcelona, Johan Cruyff, sehingga ia mencoba meniru gaya permainan legenda asal Belanda itu sejak menggantikan pelatih lama Barcelona, Ernesto Valverde, pada pertengahan Januari. Salah satunya dengan menerapkan skema 3-4-3 dan menghidupkan kembali karakter ”tiki-taka” Barcelona.
Meski bisa menguasai bola, mereka masih kesulitan mencetak banyak gol ke gawang lawan-lawan yang kualitasnya di bawah mereka seperti Granada dan Ibiza. Bahkan, mereka dikalahkan Valencia, 0-2.
Akhirnya Setien menyerah dan mulai melepas obsesinya menjadi bayangan Cruyff dengan mengubah pola permainan. Ia memainkan empat bek dan mulai bisa mencetak banyak gol. Pada ajang Copa del Rey, mereka melibas Leganes, 5-0, dan pada La Liga, Senin (3/2/2020) dini hari WIB, Barcelona mengalahkan Levante, 2-1, di Stadion Camp Nou.
Kemenangan atas Levante membuat Barcelona kembali menempel Real Madrid yang berada di puncak klasemen. Laga itu juga menjadi malam bersejarah bagi Ansu Fati yang berusia 17 tahun dan 94 hari. Malam itu ia menjadi pemain termuda Liga Spanyol yang mencetak dua gol dalam satu laga.
Rekor milik Juanmi Jimenez yang pernah mencetak dua gol untuk Malaga ke gawang Real Zaragoza tahun 2010 ketika ia berusia 17 tahun dan 115 hari pun terpecahkan. Para penonton di Camp Nou bertepuk tangan sambil berdiri ketika Fati ditarik keluar menit ke-87.
”Saya sudah memimpikan momen seperti ini,” ujar Fati.
Ini merupakan rekor ketiga Fati setelah pada Agustus 2019 menjadi pencetak gol termuda di Liga Spanyol saat masih berusia 16 tahun. Pada Desember 2019, Fati menjadi pencetak gol termuda di Liga Champions ketika melawan Inter Milan.
Kini, di bawah asuhan Setien, Fati bisa membangun koneksi dengan sang mega bintang, Lionel Messi, pada laga kontra Levante. Dua gol Fati ke gawang Levante berawal dari umpan Messi. ”Saya senang bisa bermain bersama Messi. Ini seperti mimpi,” kata Fati.
Tidak puas
Kegembiraan di Camp Nou malam itu seolah menjadi kebangkitan Barcelona yang penampilannya sempat anjlok ketika ditangani Valverde. Barcelona kembali ke jalur kemenangan dan para pemain muda seperti Fati bisa semakin bersinar. Namun, Setien merasa tidak puas.
”Seharusnya kami bisa menang dengan skor 8-2 atau 8-3. Kami punya banyak peluang gol dan seharusnya bisa memanfaatkan itu,” kata Setien kepada Marca. Berdasarkan statistik laga, Barcelona melepaskan total 23 tembakan dan 9 di antaranya tepat ke arah gawang.
Penampilan Barcelona pada babak kedua bahkan tidak sebagus babak pertama. Mereka mulai kehilangan dominasi atas penguasaan bola dan Levante mulai agresif menekan. Pada menit ke-90+2, Levante membalas satu gol melalui Ruben Rochina. Beruntung bagi Barcelona, Levante sudah kehabisan waktu untuk menyamakan kedudukan.
Kemenangan ini menjadi perhatian serius Setien. Malam itu ia menyadari timnya tidak bisa memanfaatkan banyak peluang gol yang tercipta, sekaligus membiarkan lawan mendapatkan kesempatan untuk menembak.
”Kami kehilangan kendali permainan pada babak kedua dan lawan terlalu sering menyerang gawang kami. Saya khawatir karena ada risiko kami kebobolan gol,” kata Setien. Jika tidak segera melakukan perbaikan, risiko kehilangan peluang mempertahankan gelar juara Liga Spanyol sudah menanti di depan mata.
Setien dan Barcelona kini menanti ujian yang lebih berat. Dalam lima laga terakhir, mereka hanya melawan tim-tim papan tengah dan bawah. Satu-satunya lawan terberat adalah Valencia yang merupakan tim peringkat lima besar Liga Spanyol saat ini.
Pada Februari, Barcelona akan menghadapi tim yang jauh lebih tangguh seperti Getafe yang kini berada di peringkat ketiga dan melawan Napoli di Liga Champions. Kesalahan yang sama tidak bisa lagi ditoleransi ketika melawan tim yang lebih kuat.
Levante yang belum pernah menang di Camp Nou pun sampai memiliki keyakinan tinggi. ”Ketika melawan Barcelona di Camp Nou, anda harus bermain dengan sangat berani. Kami sudah yakin dan seharusnya bisa mengambil poin di sini,” kata pelatih Levante, Paco Lopez. (REUTERS/AFP)