Pengobatan Pasien Kanker Terkendala Waktu dan Fasilitas Pengobatan
›
Pengobatan Pasien Kanker...
Iklan
Pengobatan Pasien Kanker Terkendala Waktu dan Fasilitas Pengobatan
Upaya pengobatan kanker terkendala keterbatasan fasilitas pengobatan sehingga membutuhkan waktu yang lama. Peningkatan kapasitas penanganan kanker dibutuhkan agar pasien bisa ditangani dengan cepat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Upaya pengobatan kanker terkendala keterbatasan fasilitas pengobatan sehingga membutuhkan waktu yang lama. Peningkatan kapasitas penanganan kanker dibutuhkan agar pasien bisa ditangani dengan cepat.
Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin Nina Susana Dewi di Bandung, Selasa (4/2/2020), mengatakan, tingginya kebutuhan pengobatan kanker terlihat dari laporan pasien yang masuk setiap hari. Dia menjelaskan, dari 10 besar diagnosis yang masuk per hari, enam orang di antaranya pasien kanker. Namun, kapasitas yang terbatas membuat pasien terpaksa mengantre untuk diobati.
”Pasien bisa antre berbulan-bulan untuk mendapatkan penanganan, seperti kemoterapi dan radioterapi. Kami mengurutkan berdasarkan waktu dan komplikasi pasien. Karena itu, kami memohon maaf apabila ada pasien yang menunggu,” katanya.
Nina mengatakan, fasilitas penanganan kanker di RSHS dengan teknologi teranyar berupa empat bungker atau ruang bawah tanah untuk pasien radioterapi. Bungker ini dibutuhkan untuk melindungi lingkungan dari paparan radiasi saat pengobatan kanker dilakukan. Fasilitas ini mampu menangani 50 pasien dalam satu hari.
Di samping itu, kata Nina, RSHS memiliki lebih kurang 300 dokter spesialis dan subspesialis yang bertugas menangani kanker. Ketersediaan dokter ini menjadi sebuah kebutuhan. Alasannya, RSHS adalah salah satu rumah sakit rujukan nasional dalam pengobatan kanker.
”Akan tetapi, untuk pengobatan kanker, kami harus bekerja dari pagi hingga pukul 22.00. Mau tidak mau harus dilakukan untuk menghindari penumpukan pasien. Kalau tidak, antrean pasien akan bisa berkali-kali lebih lama,” ujarnya.
Karena itu, Nina mengatakan, pihaknya berencana mencari bantuan, baik donasi maupun pinjaman, untuk menambah infrastruktur pengobatan kanker, khususnya untuk layanan ibu dan anak. Hal tersebut diharapkan bisa menangani kendala penumpukan pasien.
”Tahun depan kami berencana membangun gedung delapan lantai khusus untuk ibu dan anak. Selain itu, tiga tahun ke depan kami akan menambah teknologi radioterapi dan teknologi pendukung lainnya untuk penanganan kanker,” ujar Nina.
Sebagian pasien memilih mendaftar lebih awal agar bisa mendapatkan penanganan lebih cepat. Merry Aisyah (27), warga Puncak, Cianjur, mengatakan, untuk pengobatan kanker anaknya yang berumur 2 tahun, mereka harus berangkat dari rumah sekitar pukul 03.00 agar bisa tiba di rumah sakit sebelum pukul 07.00.
Pasca-operasi pengangkatan mata kanan akibat mengidap kanker retinoblastoma, anaknya menjalani kemoterapi untuk melenyapkan sisa-sisa sel kanker. Beruntung, hingga lima siklus pengobatan, mereka tidak terhambat antrean panjang.
”Saya melihat orang-orang bisa antre berhari-hari. Saya juga pernah, antre pagi lalu bisa ditangani sekitar sore hari. Kalau fasilitas, saya rasa ini sudah terbaik. Buktinya, anak saya menunjukkan kemajuan, sudah tidak merasa sakit lagi,” katanya saat ditemui di ruang belajar anak RSHS.
Saya melihat orang-orang bisa antre berhari-hari. Saya juga pernah, antre pagi, lalu bisa ditangani sekitar sore hari. Kalau fasilitas, saya rasa ini sudah terbaik. Buktinya, anak saya menunjukkan kemajuan, sudah tidak merasa sakit lagi.
Kampanye kesehatan
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Kota Bandung Siti Muntamah dalam peringatan Hari Kanker Sedunia mengatakan, kanker menjadi penyakit tidak menular yang menjadi perhatian, terutama bagi perempuan. Berdasarkan data dari YKI kota Bandung, kasus kanker pada wanita didominasi kanker payudara dengan 594 kasus dan kanker serviks (202 kasus).
Menurut Siti, peningkatan tersebut menjadi peringatan bagi warga Bandung untuk terus menjaga kesehatan dan menghindari konsumsi makanan tidak sehat dan merokok. ”Banyaknya kasus kanker ini membuat upaya pencegahan harus dilakukan. Kami akan terus mengampanyekan hidup sehat dan mengajarkan kepada ibu dan anak terkait deteksi dini kanker,” katanya.