Pemerintah Akui Terlambat Beri Informasi Soal Karantina Warga di Natuna
›
Pemerintah Akui Terlambat Beri...
Iklan
Pemerintah Akui Terlambat Beri Informasi Soal Karantina Warga di Natuna
Muncul reaksi masyarakat Kabupaten Natuna terkait karantina warga Indonesia dari Wuhan, China. Hal itu terjadi karena adanya keterlambatan informasi yang disampaikan kepada warga terkait karantina warga di sana.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal merasa tak dilibatkan dalam rencana pemerintah mengarantina 238 warga Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut ada keterlambatan informasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna.
Mahfud berdalih, keterlambatan informasi itu terjadi karena perkembangan evakuasi WNI dari Wuhan berlangsung cepat. Setelah mendapatkan lampu hijau dari Pemerintah China, Pemerintah Indonesia dengan segera memulangkan 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan.
”Perkembangan berlangsung cepat. Setelah mendapat lampu hijau, pemerintah langsung memutuskan mengambil tempat di Natuna yang dianggap tempat paling mudah, aman, dan dekat dengan instalasi militer,” kata Mahfud seusai menerima rombongan bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Selasa (4/2/2020).
Karena keterlambatan informasi itu, timbul kesalahpahaman antara Pemkab Natuna dan masyarakat. Rencana mengarantina 238 WNI dari Wuhan itu ditentang masyarakat Natuna. Mereka berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Natuna.
Masyarakat mengeluhkan lokasi karantina dengan permukiman yang hanya berjarak 1-2 kilometer sehingga mereka khawatir akan risiko terpapar virus korona.
Menanggapi kondisi tersebut, Mahfud menjamin penyelesaian pemulangan WNI dilakukan secara akurat dan tidak akan membahayakan masyarakat Natuna. Pemerintah berkomitmen bakal menangani secara cermat masalah yang timbul di sana. Komunikasi akan terus dilakukan dengan masyarakat Natuna. Mahfud juga meminta agar kegiatan belajar mengajar dilangsungkan seperti biasa.
”WNI yang dipulangkan dari China itu dalam keadaan sehat. Hanya saja untuk melaksanakan standar internasional, maka dilakukan hal yang seperti sekarang (karantina),” ujar Mahfud.
Abdul Hamid Rizal menyampaikan, saat ini masyarakat Natuna sudah mulai mengerti apa yang dilakukan pemerintah pusat. Ia mengklaim situasi dan kondisi di Natuna relatif tenang dan mulai tidak ada gejolak.
Terkait jarak antara lokasi karantina dan permukiman warga yang dinilai masih dekat, Abdul menilai lokasinya termasuk sudah aman. Begitu pula dengan kegiatan belajar yang sempat diliburkan akan dimulai kembali seperti biasa.
”Tim kami, termasuk dari dinas kesehatan, sudah menyampaikan juga bagaimana soal penularan virus dan sebagainya agar masyarakat bisa tenang dan tidak terlalu waswas,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjamin 238 WNI yang baru tiba dari Wuhan dalam kondisi sehat. Mereka akan menjalani karantina selama 14 hari. Setelah itu, mereka akan dipulangkan ke keluarga masing-masing.