Seorang pasien yang diduga terinfeksi virus korona jenis baru di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah, diturunkan statusnya menjadi pasien dalam pengawasan, Selasa (4/2/2020).
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Seorang pasien yang diduga terinfeksi virus korona jenis baru di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah, Kota Tegal, Jawa Tengah, diturunkan statusnya menjadi pasien dalam pengawasan, Selasa (4/2/2020). Meskipun demikian, pasien tersebut baru akan diizinkan keluar dari ruang isolasi setelah hasil pemeriksaan usap atau swab tenggoroknya dipastikan negatif dari infeksi virus korona.
W (24), warga Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, dicurigai terpapar virus korona setelah empat hari mengalami gejala batuk, sesak napas, dan demam. Tiga minggu sebelumnya, W bertemu dengan temannya yang baru pulang dari China. Hal itu membuat petugas Puskesmas Margadana berinisiatif merujuk W ke RSUD Kardinah pada Senin, 3 Februari.
Diagnosis awal kami mengarah pada pneumonia atau radang paru-paru ringan.
Setibanya di RSUD Kardinah, W langsung diperiksa kesehatannya dan ditempatkan di ruang isolasi. Pemeriksaan laboratorium dan rontgen toraks yang meliputi jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah, serta nodus limpa menunjukkan hasil yang normal.
”Diagnosis awal kami mengarah pada pneumonia atau radang paru-paru ringan. Hal itu yang menjadi dasar kami menurunkan status dari pasien suspect terinfeksi virus korona menjadi pasien dalam pengawasan,” kata dokter penanggung jawab Reni Ari Martani dalam konferensi pers di RSUD Kardinah, Selasa siang.
Reni menjelaskan, ada empat kriteria pasien infeksi virus korona. Kriteria pertama adalah pasien dalam pemantauan rawat jalan. Kriteria kedua adalah pasien dalam pengawasan rumah sakit. Kriteria ketiga, pasien suspect terinfeksi virus korona dan kriteria keempat adalah pasien yang sudah terkonfirmasi positif terinfeksi virus korona.
Meski sudah diturunkan menjadi pasien dalam pengawasan, W belum boleh keluar dari ruang isolasi. RSUD Kardinah masih menunggu hasil pemeriksaan usap atau swab tenggoroknya yang dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Hasil pemeriksaan yang menentukan pasien W negatif atau positif terinfeksi virus korona tersebut baru akan diketahui 3-5 hari mendatang.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dan rontgen serial akan dilakukan setiap hari sampai hasil pemeriksaan usap keluar.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kardinah Hery Susanto mengatakan, selama menunggu hasil pemeriksaan usap, dokter masih akan memantau kondisi kesehatan W. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan rontgen serial akan dilakukan setiap hari sampai hasil pemeriksaan usap keluar.
Sebelumnya, beredar informasi bohong yang mengatakan bahwa di RSUD Kardinah ada pasien yang terkena virus korona. Informasi tersebut dipercaya oleh sebagian masyarakat dan disebarkan melalui grup aplikasi pesan singkat Whatsapp dan jejaring sosial Facebook.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta tidak begitu saja memercayai informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
”Masyarakat tidak perlu khawatir, semua sudah diantisipasi dengan baik. Apa yang dilakukan oleh RSUD Kardinah juga sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan,” ujar Jumadi.
Pelajar dilibatkan
Di Kabupaten Tegal, sosialisasi dilakukan kepada masyarakat di sekitar Desa Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Selasa siang. Sosialisasi tersebut dilakukan oleh sejumlah pelajar SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna. Pelajar dilibatkan sebagai agen sosialisasi untuk membantu memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat.
Muhammad Fatih Farhat (13), siswa SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna, mengatakan, dirinya ikut menyosialisasikan kepada masyarakat terkait virus korona untuk meredam kepanikan. Menurut dia, belakangan ini banyak informasi bohong yang mengakibatkan masyarakat resah.
”Kami ingin memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait penyebaran virus korona apabila kita tahu bagaimana cara mencegahnya. Cara mengecah virus korona paling mudah adalah dengan menerapkan pola hidup sehat,” tutur Fatih.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna Turrachman mengatakan, pelibatan siswa dalam kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Selain memberikan sosialisasi terkait virus korona, siswa juga membagikan susu dan masker kepada masyarakat.