Uji Laboratorium Virus Korona Dapat Dilakukan di Unair Surabaya
›
Uji Laboratorium Virus Korona ...
Iklan
Uji Laboratorium Virus Korona Dapat Dilakukan di Unair Surabaya
Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, bekerja sama dengan Universitas Kobe, Jepang, memiliki reagen yang mampu mendeteksi virus korona jenis baru. Uji sampel terduga korona bisa dilakukan di Unair Surabaya.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, Surabaya, bekerja sama dengan Universitas Kobe, Jepang, memiliki reagen laboratorium yang mampu mendeteksi virus korona jenis baru (2019-nCov). Dengan demikian, uji spesimen pasien terduga korona dapat dilakukan di Surabaya, selain di Balitbang Kementerian Kesehatan Jakarta.
Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih di Surabaya, Selasa (4/2/2020), mengatakan, reagen atau cairan untuk mengetahui suatu reaksi kimia ini merupakan yang terbaru karena baru tiba dari Jepang, akhir pekan lalu. Sebelumnya, pengujian pasien terduga virus korona masih menggunakan reagen lama.
”Akurasi reagen ini mencapai 99 persen karena ada parameter yang berasal dari pasien positif virus korona baru dari Wuhan, China. Pengujiannya sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” katanya.
Untuk mendeteksi seorang pasien terduga virus korona baru, uji laboratorium dilakukan menggunakan sampel dahak dari pasien. Dahak tersebut lalu diekstraksi kemudian dilakukan uji reaksi dengan reagen virus korona. Pengujian bisa dilakukan dua kali untuk memperkuat diagnosis.
Di Indonesia, reagen virus korona baru ini hanya ada di Unair serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dengan adanya reagen di Unair, uji laboratorium terhadap pasien terduga, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, bisa dilakukan di Surabaya tanpa harus membawa sampel hingga ke Jakarta.
Saat ini, pengujian terhadap pasien terduga virus korona dilakukan tim ahli dari Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, RS Universitas Airlangga, serta RSUD Dr Soetomo yang dikepalai Prof Soetjipto.
Unair siap membantu penanganan pasien virus korona sejak masa identifikasi hingga pengobatan.
Pihaknya juga membuka kesempatan bagi rumah sakit dan universitas lain yang ingin bekerja sama dalam penanganan virus korona agar mampu mendeteksi dini pasien terduga di Indonesia. ”Unair siap membantu penanganan pasien virus korona sejak masa identifikasi hingga pengobatan,” kata Nasih.
Guru Besar Virologi dan Imunologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Soewarno, menambahkan, virus korona mengalami mutasi pada kelelawar lalu berlanjut ke ular dan berakhir masuk ke manusia. Oleh sebab itu, masyarakat disarankan menghindari mengonsumsi satwa liar.
Virus korona juga bisa menular antarmanusia melalui batuk dan bersin. Untuk itu, masyarakat diimbau menggunakan masker saat berada di ruang terbuka. Jika mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak napas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya akan memantau kondisi kesehatan warga Surabaya yang kembali dari Wuhan, China, selama dua pekan. Dokter dari puskesmas akan mendatangi rumah warga secara berkala.
Dokter akan berkunjung langsung ke rumah lalu memeriksa keadaannya setiap hari selama dua minggu berturut-turut.
”Dokter akan berkunjung langsung ke rumah lalu memeriksa keadaannya setiap hari selama dua minggu berturut-turut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita.
Menurut dia, pemantauan ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan warga Surabaya yang tiba dari Wuhan dalam keadaan baik. Meski sudah menjalani masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau, pemantauan tetap dilakukan untuk meyakinkan kondisi mereka sehat.