Pemerintah Evaluasi Harian Kesehatan WNI dari Wuhan
›
Pemerintah Evaluasi Harian...
Iklan
Pemerintah Evaluasi Harian Kesehatan WNI dari Wuhan
Evaluasi harian terhadap kondisi kesehatan WNI yang baru dipulangkan dari Wuhan terus dilakukan. Hal ini untuk memastikan mereka tetap sehat selama masa observasi dan tak mengalami penularan virus korona jenis baru.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Evaluasi harian terhadap kondisi kesehatan warga negara Indonesia yang baru dipulangkan dari Wuhan terus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan mereka tetap sehat selama masa observasi dan tidak mengalami penularan infeksi virus korona jenis baru.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (4/2/2020), menyebutkan, semua WNI yang sedang diobservasi kesehatannya dalam keadaan baik dan sehat. Tidak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan gejala infeksi, seperti demam, batuk, dan pilek.
”Tidak ada keluhan yang dilaporkan dari masing-masing orang yang berada di di dalam ruang observasi kesehatan. Kami pastikan semua kebutuhan logistik dan tenaga kesehatan terpenuhi. Kami juga merencanakan akan memberikan alat musik untuk mengurangi kebosanan di lokasi karantina,” tuturnya.
Selain itu, Anung menambahkan, kebutuhan komunikasi juga sudah bisa diakses oleh WNI yang baru dipulangkan dari Wuhan ini. Melalui bantuan Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok yang ada di Indonesia, mereka telah mendapatkan kartu SIM (subscriber identity module) Indonesia sehingga komunikasi dengan keluarga menjadi lebih mudah.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Budi Sylvana, yang turut menjalani proses karantina setelah menjemput WNI dari Wuhan, mengatakan, seluruh masyarakat yang menjalani proses karantina di Natuna dalam kondisi sehat. Setiap pagi dilakukan olahraga rutin, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dan sarapan pagi.
Pemeriksaan kesehatan bagi WNI yang diobservasi di Natuna ini dilakukan dua kali sehari, yakni setelah aktivitas pagi dan sebelum istirahat malam. Suhu tubuh serta tanda dan gejala lain dicek secara detail oleh petugas kesehatan.
”Pemeriksaan rutin dilakukan untuk memastikan WNI dari Wuhan ini dalam keadaan sehat. Disinfeksi juga dilakukan di seluruh ruangan yang ditinggali oleh WNI tersebut untuk meminimalkan adanya penularan virus,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah orang yang kini mengikuti proses observasi di Natuna sebanyak 285 orang. Merek terdiri dari 238 WNI yang sebelumnya berada di Wuhan, 5 orang tim aju (advance), serta 42 orang yang tergabung dalam tim penjemput evakuasi. Dari jumlah itu, tercatat sebanyak 127 laki-laki dan 158 perempuan dengan 3 di antaranya anak-anak dan 1 ibu hamil.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu menyampaikan, laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah menerima 38 spesimen dari 26 rumah sakit yang diduga terinfeksi virus korona jenis baru (novel coronavirus/2019-nCoV). Semua spesimen tersebut telah dikonfirmasi hasilnya negatif.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 3 Februari 2020, jumlah kasus terinfeksi virus korona jenis baru yang terkonfirmasi sebanyak 17.391 kasus. Dari jumlah itu, 17.238 kasus ditemukan di daratan China dan lainnya tersebar di 23 negara. Total kematian tercatat ada 361 kematian di daratan China dan satu kematian di Filipina.
Sementara itu, berdasarkan laporan terkini dari Johns Hopkins University, Maryland, seperti yang diakses dalam gisanddata.maps.arcgis.com, per 4 Februari 2020 pukul 14.30 WIB, kasus infeksi yang terkonfirmasi sudah mencapai 20.626 kasus. Sebanyak 20.436 kasus ditemukan di daratan China dengan total kematian global 427 kasus.
Komunikasi
Anung menambahkan, komunikasi dan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di Natuna, Kepulauan Riau, terus dilakukan. Kondisi saat ini, anak-anak sudah kembali menjalankan aktivitas sekolah seperti biasa. Tidak ada pula toko yang ditutup karena alasan ketakutan penularan virus korona jenis baru.
”Kementerian Kesehatan juga memastikan adanya layanan kesehatan yang memadai bagi seluruh warga yang berada di Natuna,” ucapnya.
Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR bersama Menteri Kesehatan pada Senin, 3 Februari, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Kurniasih Mufidayati, menyampaikan, komunikasi dan sosialisasi dari pemerintah terkait upaya menghadapi virus korona baru masih sangat minim.
Salah satunya terkait proses penjemputan WNI dari Wuhan, China, ke Indonesia. ”Edukasi dan sosialisasi yang minim justru memberikan kecemasan dan kekhawatiran di masyarakat,” katanya.
Hal itu juga disampaikan anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Muhamad Nabil Harun. Menurut dia, pembenahan manajemen komunikasi dari pemerintah mutlak diperlukan. Manajemen komunikasi yang buruk terkait evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna menimbulkan banyaknya penolakan dari warga setempat.
”Tandanya, pemerintah daerah juga tokoh masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam proses keputusan pemilihan lokasi karantina tersebut. Padahal, jika dilibatkan sejak awal dengan pengertian yang tepat, proses ini bisa jauh lebih lancar,” ujar Harun.