Pemerintah Siapkan Dua Skenario Atasi Banjir di Kota Tangerang
›
Pemerintah Siapkan Dua...
Iklan
Pemerintah Siapkan Dua Skenario Atasi Banjir di Kota Tangerang
Pengendali banjir berupa turap sungai sudah tidak efektif lagi menahan debit air saat hujan di Kota Tangerang, Banten. Pemerintah menyiapkan dua skenario untuk mengatasi banjir di wilayah ini.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyiapkan dua skenario langkah untuk mencegah banjir di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Langkah yang dimaksud adalah dengan melakukan injeksi air ke lapisan ekuifer dan membelokkan sungai ke anak sungai. Adapun turap yang ada sementara ini tidak efektif menampung debit air sungai saat hujan deras.
Hujan deras di Kota Tangerang akhir pekan lalu menyebabkan Kali Ledug meluap. Luapan merusak turap dan tanggul sehingga merendam perumahan Garden City Residence, Total Persada, Periuk Damai, dan Mutiara Peluit.
Pemerintah Kota Tangerang mencatat 21 titik yang tersebar di Kecamatan Periuk, Karawaci, dan Jatiuwung masih terendam banjir hingga Rabu (5/2/2020). Banjir lama surut karena perumahan terletak di area cekungan atau lebih rendah dari Kali Ledug sehingga upaya pemompaan menjadi sia-sia selama debit air di kali masih tinggi.
Untuk itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan teknologi water treatment deep injection dan cascade vertical infiltration untuk pencegahan banjir. ”Dua teknologi itu untuk mengatasi genangan banjir yang tidak dapat dialirkan ke mana-mana karena daerah cekungan,” kata Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT Nur Hidayat.
Water treatment deep injection merupakan teknologi kombinasi pengolahan air dan injeksi ke akuifer. Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung dan mengalirkan air.
Caranya dengan membuat tandon di dalam tanah atau di bawah infrastruktur tertentu. Tandon berfungsi untuk menampung dan mengolah genangan agar terpisah dari sedimen dan memenuhi baku mutu air.
Selanjutnya, air dialirkan ke sumur untuk diinjeksi dengan pompa ke akuifer. ”Air yang masuk ke sumur akan ditekan dengan pompa ke akuifer lapisan menengah atau dalam,” ujarnya.
Hidayat mengatakan, air harus ditekan ke akuifer lapisan menengah atau dalam karena Kota Tangerang tersusun endapan aluvial atau jenis tanah lempung dan pasir. Jenis tanah itu membuat akuifer yang terletak di dekat permukaan tanah mudah jenuh atau cepat terisi air saat hujan dan kering saat kemarau. Bahkan, air sulit meresap ke dalam tanah sehingga tidak cocok untuk sumur resapan.
BPPT menggunakan teknologi Resistivitas 2-D dan data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang untuk memetakan akuifer yang ada di Kota Tangerang. Kemudian, lanjut Hidayat, akan ditentukan kapasitas pompa yang akan dipasang sehingga air dari tandon yang masuk ke sumur dapat ditekan ke akuifer.
Pemetaan telah dilakukan sejak tahun 2019. Pemetaan mencakup titik akuifer, kedalaman, ketebalan, aliran, dan berisi air atau kosong. ”Harus petakan karena sangat penting. Dari situ bisa ketahuan kondisi air tanah,” ujarnya.
BPPT juga menyiapkan cascade vertical infiltration. Teknologi ini mengurangi debit air induk sungai dengan cara membelokkan air yang mengalir ke anak sungai.
Aliran air dibelokan ke bak-bak pengendapan di dekat anak sungai untuk diolah agar terpisah dari sedimen. Kemudian air dialirkan ke sumur infiltrasi yang terhubung dengan akuifer. ”Sudah dikaji dan akan signifikan mengurangi debit air induk sungai,” katanya.
Hidayat mengingatkan bahwa banjir harus ditangani secara komprehensif. Karena itu, harus ada rencana induk tata ruang dan sumber daya air. Sebab, setiap perubahan tutupan lahan berpengaruh pada arah aliran air permukaan dan kuantitas jumlah air yang mengalir.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pembahasan penanggulangan banjir tahap awal adalah pembuatan sumur injeksi skala besar. Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang masih mengkaji kerja sama tersebut. ”Sesegera mungkin disusun program penanganan banjir. Teknisnya masih dibahas,” katanya.