Ada tujuh jenis virus korona pada manusia. Beberapa virus diidentifikasi belum menginfeksi manusia. Keluarga virus ini menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan kematian pada manusia serta hewan.
Oleh
Yohanes Mega Hendarto
·3 menit baca
Virus korona termasuk keluarga besar virus yang menyebabkan sakit, dari yang ringan seperti flu biasa hingga sakit serius dan mematikan. Diidentifikasi pertama kali pada 1960, ada tujuh jenis virus korona pada manusia, dari Alphacoronavirus hingga virus korona tipe baru (2019-nCoV).
Dari tujuh jenis virus itu, baru Betacoronavirus dan 2019-nCoV yang memicu wabah. Betacoronavirus menyebabkan sindrom pernapasan akut parah (SARS-CoV) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV). Sementara 2019-nCoV menyebabkan penyakit yang—oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)—sementara disebut sindrom pernapasan akut akibat virus korona tipe baru.
Virus korona bersifat zoonosis, yang berarti virus yang berpindah dari hewan ke manusia. Sejumlah virus korona diidentifikasi masih berpindah antarhewan dan belum menginfeksi manusia. Keluarga virus ini menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan kematian pada manusia serta hewan (khususnya yang bertulang belakang). Penamaan virus korona dilakukan berdasarkan karakteristik permukaan virus ini yang berbentuk seperti lingkaran berkas sinar.
Wabah virus korona yang pertama kali ialah SARS di Guangdong, China, pada November 2002. Penyebarannya dimulai dari kelelawar yang menginfeksi musang, lalu menyebar ke manusia, dan antarmanusia lewat kontak langsung. SARS berdampak pada 26 negara. Sebanyak 87 persen kasus SARS ditemukan di China dan Hong Kong. Sejak 2004 tak ditemukan lagi kasus SARS. Laporan WHO menyebut, ada lebih dari 8.000 kasus SARS dengan 774 korban jiwa. Tingkat kematiannya sekitar 10 persen.
Sepuluh tahun kemudian ditemukan virus korona yang menyebabkan MERS. Wilayah yang pertama kali terjangkit ialah Arab Saudi pada 2012. Virus ini berasal dari unta dan menular ke manusia melalui konsumsi daging atau susu unta. Penularan antarmanusia terjadi akibat kontak langsung dengan korban. Periode penyebarannya pada September 2012-31 Desember 2013. MERS-CoV menyebar ke 11 negara di Timur Tengah, Afrika utara, Eropa, dan Amerika Serikat.
Korban yang terjangkit mengalami demam, batuk, dan diare. Mayoritas korban mengalami gejala seperti pneumonia yang diawali dengan batuk dan sulit bernapas. Kantong udara pasien dipenuhi cairan atau nanah, yang menghentikan sistem pernapasan. MERS-CoV menjangkiti hampir 2.500 orang dengan 858 meninggal. Sekitar 80 persen kasus ditemukan di wilayah asal virus ini, Arab Saudi. Wabah mereda dan dampaknya yang mematikan turun pada 2016.
Virus baru
Virus korona baru dilaporkan pertama kali di Wuhan, China, 31 Desember 2019. Dugaan sementara, virus berasal dari hewan yang menular ke manusia lewat kontak langsung. Seperti virus korona lain, penularan antarmanusia disebabkan kontak langsung dengan korban.
Sesuai data peta digital Pusat Sistem Ilmiah dan Rekayasa (CSSE) Johns Hopkins University, hingga Selasa (4/2/2020), sebanyak 20.684 kasus sudah dikonfirmasi. Sudah 27 negara yang terdampak. Hampir semuanya berkisar di daratan China (99,1 persen dari total kasus). Saat ini ada 427 korban meninggal, sedangkan jumlah mereka yang tertular tetapi dinyatakan pulih adalah 669 orang.
Kisah sukses pemulihan memberikan optimisme. Yang bisa dilakukan secara mudah untuk mencegah infeksi virus adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang batuk atau bersin. Tak lupa rajin mencuci tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta memasak matang daging atau telur sebelum dikonsumsi. (Litbang KOMPAS)