Kabar Penemuan Puing Helikopter MI-17 di Pegunungan Bintang Masih Ditelusuri
›
Kabar Penemuan Puing...
Iklan
Kabar Penemuan Puing Helikopter MI-17 di Pegunungan Bintang Masih Ditelusuri
Kabar penemuan puing helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Bintang, Papua, yang hilang pada pertengahan tahun lalu terus ditelusuri kebenarannya. Informasi dari warga setempat terus dikumpulkan.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kabar penemuan puing helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang kontak di sekitar Pegunungan Bintang, Papua, pada pertengahan tahun lalu terus ditelusuri kebenarannya. Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Niugini di Kabupaten Pegunungan Bintang akan dilibatkan untuk membuat kabar ini terang benderang.
Sebelumnya, helikopter MI-17 bernomor registrasi HA-5138 lepas landas dari Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, pada Jumat (28/6/2019), pukul 11.44 WIT. Helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang ini dijadwalkan tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT. Namun, 5 menit setelah lepas landas, helikopter itu dilaporkan hilang kontak di ketinggian 7.800 kaki.
Dalam helikopter itu tercatat ada tujuh awak dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Tujuh awak itu yakni Kapten Aris, Letnan Satu Ahwar, Kapten Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Sementara personel Yonif 725 yakni Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prajurit Dua Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Kolonel Binsar P Sianipar saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (5/2/2020), mengatakan telah mengetahui adanya informasi beserta sejumlah foto puing-puing helikopter itu. Informasi itu beredar di media sosial sejak beberapa hari terakhir. Disebutkan, masyarakat telah menemukan senjata dan puing-puing helikopter di salah satu pegunungan di Distrik Oksop, Pegunungan Bintang.
Akan tetapi, Binsar mengatakan, TNI AD tidak akan menerjunkan tim melalui jalur darat dan udara ke Oksop tanpa informasi valid. ”Saya mengutus seorang perwira ke Pegunungan Bintang. Dia yang akan berkoordinasi via radio satelit dengan anggota di empat pos satgas pamtas,” kata Binsar. Saat ini, ada empat pos Satgas Pamtas Indonesia-Papua Niugini dekat Oksop.
”Tak menutup kemungkinan informasi di media sosial tersebut merupakan jebakan dari kelompok separatis bersenjata. Mereka bisa menyerang dengan tembakan saat kami tiba di sana,” ujar Binsar.
Tak menutup kemungkinan informasi di media sosial tersebut merupakan jebakan dari kelompok separatis bersenjata. Mereka bisa menyerang dengan tembakan saat kami tiba di sana.
Wakil Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XII Cenderawasih Letnan Kolonel (Inf) Dax Sianturi menegaskan, Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab telah memerintahkan satuan TNI kewilayahan terdekat untuk mencari kebenaran terkait hal ini. Berbagai informasi akan dicari dari masyarakat Distrik Oksop.
”Kami juga akan berkoordinasi dengan Lapangan Udara Silas Papare, Polda Papua, serta Kantor Badan SAR Nasional wilayah Papua dan Pemda Pegunungan Bintang. Tujuannya, menyiapkan personel dan materiil dalam upaya evakuasi para korban pada kesempatan pertama,” ujarnya.