Wisatawan China di Indonesia Dimungkinkan Tinggal Lebih Lama
›
Wisatawan China di Indonesia...
Iklan
Wisatawan China di Indonesia Dimungkinkan Tinggal Lebih Lama
Wisatawan China yang masih berada di Indonesia setelah semua penerbangan ke China ditutup, Rabu (5/2/2020), diperbolehkan tinggal 30 hari lebih lama. Pemerintah telah menerbitkan aturan terkait hal tersebut.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Wisatawan China yang masih berada di Indonesia setelah semua penerbangan ke China ditutup, Rabu (5/2/2020), diperbolehkan untuk tinggal 30 hari lebih lama. Pemerintah telah menerbitkan aturan tersebut dan akan segera dikirimkan ke seluruh kantor imigrasi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi Manado Arthur Mawikere mengatakan, Direktorat Jenderal Imigrasi mengatur perlakuan khusus bagi wisatawan China dengan menerbitkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020. Dokumen peraturan akan dibagikan bersama surat edaran ke kantor-kantor imigrasi melalui sistem persuratan dalam satu sampai dua hari ke depan.
Arthur mengatakan, Peraturan Menkumham tersebut memperbolehkan warga China yang masuk ke Indonesia dengan fasilitas bebas visa hingga 30 hari, untuk tinggal 30 hari lebih lama. Sebab, mulai Rabu, tidak ada lagi tiket penerbangan dari Indonesia ke China. Penutupan konektivitas sementara ini demi mencegah penyebaran infeksi virus korona tipe baru (2019-nCoV) yang merebak dari Wuhan.
”Peraturan sudah ditandatangani oleh Menkumham (Yasonna Laoly). Untuk sementara, wisatawan China boleh tinggal sampai visa berliburnya habis. Setelah itu, mereka diberi waktu untuk tinggal 30 hari lagi,” kata Arthur.
Sejak 2016, Manado menjadi salah satu destinasi utama wisatawan China di Indonesia. Sekitar 89 persen dari total 120.000 wisatawan mancanegara di Manado datang dari China. Meski demikian, tidak ada penerbangan langsung dari Wuhan ke Manado.
Sejak virus korona tipe baru menyebar ke luar China, Pemerintah Provinsi Sulut menutup sementara penerbangan antara delapan kota di China dan Manado sejak Minggu (1/2/2020). Namun, hingga kini, masih ada wisatawan China yang ada di Manado. ”Mereka takut pulang karena mungkin terjangkit virus korona juga,” kata Arthur.
Sejak Selasa (4/2/2020), tercatat 15 wisatawan China sudah mengajukan permohonan izin tinggal di Manado karena tidak ada tiket pulang. Arthur mengatakan, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak yang mengunjungi suami dan ayahnya dengan fasilitas bebas visa untuk wisata.
Meski demikian, Arthur belum dapat memastikan jumlah wisatawan China yang masih ada di Manado. Pihaknya juga belum mengetahui di mana mereka tinggal.
Di lain pihak, keberadaan wisatawan China di Manado setelah penerbangan langsung ke China ditutup menyebabkan kekhawatiran dan disinformasi di masyarakat. Melalui aplikasi Whatsapp, beredar pesan adanya sepasang wisatawan China dengan seorang anak yang bersembunyi di salah satu hotel di Manado. Mereka disebut sedang demam tinggi dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou, Manado.
Atas informasi ini, Kepala Bidang Medik RSUP Kandou dr Handry Takasenseran membantah isi pesan itu. Menurut dia, pesan tersebut adalah pelintiran dari fakta yang ada.
Saat ini, di ruang isolasi RSUP Kandou, Y, balita laki-laki berusia 2 tahun 6 bulan asal China, sedang dirawat karena menunjukkan gejala infeksi virus korona jenis baru. ”Dia demam, batuk, dan pilek. Foto rontgen menunjukkan ada radang paru-paru,” kata Handry.
Adapun orangtua Y yang menemaninya di ruang isolasi tidak sakit. Handry mengatakan, sampel lendir dan apusan sel dari tenggorokan dan hidung ketiga warga China itu telah diambil untuk uji laboratorium di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta. ”Kami harus mewaspadai adanya kemungkinan infeksi. Dalam empat sampai lima hari, hasil uji laboratorium akan keluar,” kata Handry.
Sebelumnya, Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Sulawesi Utara dan Gorontalo I Putu Anom Dharmaya menegaskan, sudah tidak ada wisatawan asal daratan China di Sulut. Semua sudah dipulangkan pada 31 Januari lalu seiring penutupan penerbangan ke Manado dari China oleh Pemprov Sulut (Kompas.id, 4/2/2020).
Namun, Asisten Manajer Sumber Daya Masyarakat Hotel Fourpoints Manado Marischya Paneseh mengatakan, masih ada wisatawan asal China di hotelnya. Wisatawan China yang disebutnya mayoritas penyelam itu datang jauh hari sebelum ada rencana penutupan penerbangan dari dan ke China.
Hingga Selasa, tercatat 20.680 kasus infeksi virus korona jenis baru yang tersebar di 24 negara. Sebanyak 20.486 kasus terjadi di daratan China. Dari berbagai kasus positif terinfeksi, 723 orang pulih, sementara korban jiwa 427 orang (Kompas, 5/2/2020).