Milenial 39 Tahun Jadi Sasaran Pembumian Pancasila
›
Milenial 39 Tahun Jadi Sasaran...
Iklan
Milenial 39 Tahun Jadi Sasaran Pembumian Pancasila
Kemarin Presiden Jokowi melantik Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi. Tantangan saat ini adalah bagaimana pembumian Pancasila bisa lebih cepat terealisasi di tengah radikalisme dan terorisme.
Oleh
Anita Yossihara dan Suhartono
·3 menit baca
Presiden Joko Widodo, Rabu (5/2/2020), melantik Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Dengan pengangkatan itu, diharapkan pembumian Pancasila bisa lebih cepat terealisasi di tengah ancaman radikalsime dan terorisme sekarang ini.
”Harapannya, ya, lebih cepat lagi membumikan Pancasila,” kata Jokowi seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Harapannya, ya, lebih cepat lagi membumikan Pancasila.
Sejak Yudi Latif mundur pada Juni 2018, posisi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibiarkan kosong. Setelah sekitar 1,5 tahun, barulah posisi Kepala BPIP terisi dengan pengangkatan Yudian. Yudian dikenal sebagai rektor yang berani dan tegas terhadap kelompok mahasiswa yang radikal di kampusnya.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan kekhawatirannya akan pengaruh ideologi transnasional yang masuk melalui media sosial. Kondisi itu dikhawatirkan akan memengaruhi kalangan milenial yang merupakan pengguna media sosial terbanyak sekarang ini di Indonesia.
Segera implementasikan di lapangan
Karena itulah, sasaran pembumian Pancasila, menurut Presiden Jokowi, adalah kalangan milenial yang berusia di bawah 39 tahun. ”Makanya, saya minta langsung implementasi di lapangan. Saya kira bahan-bahanya sudah komplet, sasarannya terutama anak-anak muda di bawah usia 39 tahun,” ujar Jokowi.
Yudian pun membenarkan jika Presiden Jokowi telah memberikan tugas khusus untuk melakukan pembumian Pancasila, terutama di kalangan milenial. ”Jangan sampai mereka tidak mengerti apa itu Pancasila dan akhirnya merugikan kita. Karena dari semua yang termahal yang paling mahal itu nilainya persatuan, dan itu pemersatunya adalah Pancasila,” ujarnya menjelaskan.
Untuk itu, Yudian akan mencari pola agar Pancasila sebagai ideologi diterima semua generasi, termasuk kalangan milenial. Bagaimana menjadikan Pancasila yang hidup dan bisa dirasakan di semua lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Bagaimana menjadikan Pancasila yang hidup dan bisa dirasakan di semua lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Sementara itu, menurut Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo, Yudian merupakan sosok yang beberapa kali menuai kontroversi, misalnya dengan kebijakannya melarang pakaian bercadar di Kampus UIN Sunan Kalijaga. Sosok Yudian juga dikenal dengan kemampuan akademisnya dan latar belakang keilmuan dan kepakarannya. Bahkan, Yudian sebenarnya seorang kiai karena dia berdarah kiai juga.
Ancaman nyata
Terkait dengan Pancasila, Romo Benny mengatakan, aktulisasi Pancasila adalah konteksnya bagaimana Pancasila itu bisa juga berdiolog dengan agama sehingga masyarakat semakin menghayati nilai-nilai kemanusian, keadilan, dan persatuan kita mengaktualisasi nilai-nilai agama tersebut.
Di sinilah figur sosok Yudian yang harus mampu memberikan inspirasi Pancasila dan agama bisa bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat. Saat ini memang BPIP butuh figur pemimpin yang memiliki visioner ke depan.
”Di sinilah figur sosok Yudian yang harus mampu memberikan inspirasi Pancasila dan agama bisa bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat. Saat ini memang BPIP butuh figur pemimpin yang memiliki visioner ke depan,” ujar Romo Benny.
Romo Benny mengatakan, Yudian akan mampu membumikan Pancasila di kalangan milenial dengan sikap dan pandangannya selama ini yang jelas dalam Pancasila dan NKRI. Pembumian dan habituasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara akan melatih masyarakat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa, bernegara, dan pemerintahan.
Pembumian Pancasila saat ini juga dinilai mendesak sifatnya. Pasalnya, jika tidak dilakukan segera pembumian Pancasila, Pancasila akan bisa kalah dengan ideologi lain. Apalagi, saat ini ancamannya sudah nyata di banyak tempat.