Permintaan Lahan Industri Melonjak Empat Tahun Terakhir
›
Permintaan Lahan Industri...
Iklan
Permintaan Lahan Industri Melonjak Empat Tahun Terakhir
Pasokan lahan industri yang dijual akan bergeser ke timur Jawa, terutama Subang. Apalagi upah minimum regional di daerah industri, seperti Bekasi dan Karawang, sudah cukup tinggi.
Oleh
erika kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beragamnya sektor industri yang masuk pada 2019 memicu lonjakan penyerapan lahan tertinggi sejak 2015. Permintaan lahan untuk industri itu didominasi oleh investor asing.
Pada 2015, penyerapan lahan untuk industri itu rata-rata seluas 100 hektar per tahun. Pertumbuhan industri yang beragam itu menyebabkan penyerapan lahan pada 2019 meningkat menjadi 321 hektar.
Perusahaan layanan real estat komersial global Cushman and Wakefield melaporkan, pasar industri di kawasan yang meliputi Jakarta, Banten, dan Jawa Barat selama 2019 cenderung aktif. Permintaan tidak lagi datang dari industri otomotif, tetapi juga beragam industri lain.
Laporan itu disampaikan Director Strategic Consulting Cushman and Wakefield Indonesia Arief Rahardjo di Jakarta, Kamis (6/2/2020). Ia mengatakan, perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai, masih menjadi investor yang menyerap lahan cukup besar tahun lalu.
”Namun, industri lain seperti F&B (makanan dan minuman), tekstil, kimia, dan logistik juga berkontribusi terhadap penyerapan bersih,” ungkapnya.
Secara tahunan, total permintaan lahan industri di wilayah itu pada 2019 mencapai 321 hektar. Luasan itu meningkat dari permintaan pada 2018 yang hanya 130 hektar.
Pada triwulan IV-2019, total permintaan lahan mencapai 113 hektar, meliputi wilayah Tangerang, Serang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Purwakarta, dan Tangerang. Mayoritas permintaan utama didominasi investor asing, terutama Korea Selatan, China, dan Jepang.
Tingkat penjualan kumulatif lahan tersebut pada periode itu mencapai 63,3 persen. Realisasi dari permintaan lahan tersebut naik 1,13 persen dari triwulan sebelumnya.
”Kawasan industri ini penyerapannya paling mentok biasanya 100 hektar per tahun. Pada 2019 terjadi lonjakan ke 321 hektar. Ini merupakan penyerapan tahunan tertinggi sejak 2015,” ungkap Arief.
Kawasan industri ini penyerapannya paling mentok biasanya 100 hektar per tahun. Pada 2019 terjadi lonjakan ke 321 hektar. Ini merupakan penyerapan tahunan tertinggi sejak 2015.
Terus bertambah
Managing Director Cushman and Wakefield David Cheadle memproyeksikan perkembangan properti industri Indonesia setahun ke depan akan tetap positif. Perusahaan baru dari luar negeri yang masuk hingga pemain lama yang berekspansi akan memanfaatkan kawasan dengan infrastruktur yang baik.
”Ini diharapkan berlanjut, apalagi Presiden RI fokus ke industri 4.0 dan pengembangan infrastruktur. Saya berharap ini bisa berkelanjutan, didukung dengan perbaikan regulasi yang tengah dikerjakan pemerintah,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada 2019 ada 103 kawasan industri yang beroperasi dan 38 kawasan dalam tahap konstruksi. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 2014, yakni 74 kawasan industri.
Sebanyak 58 kawasan industri, 64 persen dari total jumlah kawasan industri di seluruh Indonesia, berlokasi di Pulau Jawa. Luas kawasan industri di Pulau Jawa mencapai 35.376 hektar, ditambah 4.067 hektar lahan untuk 15 kawasan industri yang sedang dalam tahap konstruksi pada 2019.
Meluasnya kawasan industri di Pulau Jawa bisa dilihat dari pesatnya pembangunan infrastruktur, misalnya jalan layang tol Jakarta-Cikampek (Japek II) yang baru rampung dan pengembangan Pelabuhan Laut Patimban di Subang, Jawa Barat.
Terkait itu, Arief mengatakan, permintaan lahan industri ke depan akan banyak diarahkan ke koridor timur di sekitar Subang. Hal itu telah terlihat dari total penyerapan lahan industri sampai 91,8 persen (103,8 hektar) pada triwulan IV-2019 di kawasan Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.
”Pasokan lahan industri yang dijual pastinya akan bergeser ke timur Jawa, terutama Subang. Apalagi upah minimum regional di daerah industri, seperti Bekasi dan Karawang, sudah cukup tinggi,” ujarnya.
Pasokan lahan industri yang dijual pastinya akan bergeser ke timur Jawa, terutama Subang. Apalagi upah minimum regional di daerah industri, seperti Bekasi dan Karawang, sudah cukup tinggi.
Pertumbuhan industri yang terindikasi dari serapan lahan kawasan industri itu diharapkan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dari sektor industri pengolahan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh sebesar 5,02 persen. Pada tahun tersebut, industri pengolahan tumbuh sebesar 3,8 persen, lebih rendah dari tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,27 persen.