Sejak DPR AS dikuasai Demokrat, permusuhan Donald Trump dengan Demokrat terus meruncing. Puncaknya kala DPR mengesahkan dua dakwaan pemakzulan terhadap Trump.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON DC, RABU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para politisi Demokrat menunjukkan permusuhan terbuka di Dewan Perwakilan Rakyat. Trump menolak menyalami Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Pelosi membalas dengan merobek naskah pidato Trump.
Hal itu terjadi dalam pidato kenegaraan di DPR AS, Selasa (4/2/2020) malam waktu setempat atau Rabu siang WIB. Sebelum Trump mulai berpidato, Pelosi memulai ketegangan dengan mengatakan, ”Saudara sekalian, inilah Presiden AS.”
Biasanya, Ketua DPR menggunakan sebutan ”yang mulia dan terhormat” kepada presiden yang akan menyampaikan pidato kenegaraan. Trump membalas Pelosi dengan menolak menyalami dia selepas menyerahkan naskah pidato. Padahal, Pelosi telah mengulurkan tangan.
Pelosi ganti membalasnya dengan secara terbuka merobek naskah pidato Trump. Ia melakukan itu sambil berdiri di podium Ketua DPR AS, posisi yang bisa dilihat siapa pun dalam ruang sidang DPR. Pelosi menyebut tindakan itu paling pantas untuk pidato tersebut. ”(Itu) sudah termasuk tindakan sopan, mempertimbangkan tindakan lain,” kata Pelosi kepada wartawan seusai sidang.
Melalui akun Twitter-nya, Pelosi mengunggah foto dirinya mengulurkan tangan kepada Trump dalam sidang Kongres tersebut dan menambahkan komentar, ”Demokrat tidak akan pernah berhenti mengulurkan tangan persahabatan agar tugas terlaksana #DemiRakyat. Kami akan bekerja menemukan titik kesamaan yang bisa kami capai, tetapi kami tetap berpijak pada posisi saat kami tidak bisa (menemukan titik kesamaan itu). #SOTU (pidato kenegaraan).”
Sejak DPR dikuasai Demokrat, permusuhan terus meruncing. Puncaknya adalah DPR mengesahkan dua dakwaan pemakzulan terhadap Trump. DPR mendakwa Trump menyalahgunakan kewenangan dan merintangi penyelidikan parlemen atas dugaan pada dakwaan pertama.
Kini, dakwaan itu tengah dibahas di Senat AS yang dikuasai Republikan. Butuh dukungan dari sekurangnya 67 dari 100 senator AS untuk mengesahkan apa pun keputusan terhadap Trump. Hal itu menyulitkan Demokrat dan Republik sebab kedua kubu sama-sama tidak punya kursi sebanyak itu di DPR.
Hal yang jelas, keputusan itu dijadwalkan dibahas mulai Rabu siang waktu Washington atau Kamis dini hari WIB. Dari 53 senator Republikan, 52 menyatakan menolak memecat Trump. Sementara satu lagi, Mitt Romney, belum jelas sikapnya. Di antara yang menolak memecat, ada yang mengakui tindakan Donald Trump dalam skandal Trump tidak pantas.
Sorakan politisi
Dalam pidato kemarin, para politisi Republikan meneriakkan ”empat tahun lagi” pada awal pidato selama hampir 1,5 jam itu. Sebagian dari mereka bertepuk tangan sambil berdiri. Sementara para politisi Demokrat lebih banyak diam dan duduk.
Trump menyatakan, AS tidak pernah sekuat seperti sekarang. ”Musuh-musuh menghindar. AS terdepan dalam kebangkitan dan masa depan AS sangat cerah. Dalam tiga tahun yang singkat, kita mengenyahkan perasaan tentang kemerosotan AS dan menolak upaya pengurangan takdir AS. Kita maju dalam kecepatan yang tidak terbayangkan beberapa waktu lalu dan tidak akan pernah kembali,” ujar Trump.
Ia menekankan pada keberhasilan ekonomi selama pemerintahannya yang dimulai sejak Januari 2017. ”Terima kasih kepada kebijakan regulator, AS menjadi produsen minyak dan gas terbesar di bumi,” kata Trump.
Dalam pidatonya, Trump juga menyinggung soal perjanjian dagang AS dengan Kanada-Meksiko. Pengganti Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara itu disetujui DPR yang dikuasai Demokrat, partai oposisi di AS. ”Kesepakatan ini akan menghasilkan hampir 100.000 pekerjaan baru yang bergaji tinggi di industri otomotif AS,” ujar Trump.
Secara nasional, Trump mengklaim telah menciptakan 7 juta lapangan kerja sejak ia bertugas. ”Lebih dari perkiraan pakar di pemerintahan sebelumnnya,” ujarnya.
Presiden ke-45 AS itu mengatakan, telah hadir 12.000 pabrik baru. Pabrik-pabrik itu menggantikan 60.000 pabrik yang tutup pada masa pemerintahan Barack Obama.
Klaim Trump hampir senada dengan hasil jajak pendapat oleh lembaga Gallup. Dalam jajak pendapat terbaru ditemukan tingkat penerimaan publik atas kinerja Trump mencapai 49 persen. Pada Desember 2019, tingkat penerimaan publik atas kinerja Trump hanya 43 persen dan Oktober 2019 malah hanya 38 persen. Kenaikan tingkat penerimaan publik terjadi di tengah proses pemakzulan Trump oleh Senat AS. (AP/REUTERS)