Ratusan Wisatawan Eropa Masih Kunjungi Malang Raya
›
Ratusan Wisatawan Eropa Masih ...
Iklan
Ratusan Wisatawan Eropa Masih Kunjungi Malang Raya
Isu virus korona tidak memengaruhi kunjungan wisatawan asing ke Malang dan sekitarnya. Malang masih menjadi tujuan wisata turis Eropa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Isu virus korona tidak memengaruhi kunjungan wisatawan asing ke Malang dan sekitarnya. Malang masih menjadi tujuan wisata turis Eropa.
Jumlah turis asing yang berkunjung masih 150-200 wisatawan pada bulan ini. Jumlah ini rata-rata sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Dewan Pimpinan Cabang Malang Raya Gagoek Soenar Prawito, Kamis (6/2/2020), mengatakan, sektor pariwisata di Malang Raya tidak terlalu terpengaruh signifikan oleh isu korona karena sebagian besar wisatawan yang datang bukan berasal dari China.
Wisatawan yang ke Malang sebagian besar berasal dari Eropa, seperti Belanda, Jerman, Italia, Perancis, dan Polandia. ”Wisatawan asal China sedikit yang ke Malang. Di Jawa Timur, angka kunjungan wisatawan mancanegara didominasi Malaysia, Singapura, baru kemudian China dan Taiwan,” ujarnya.
Wisatawan asal China sedikit yang ke Malang. Di Jawa Timur, angka kunjungan wisatawan mancanegara didominasi Malaysia, Singapura, baru kemudian China dan Taiwan.
Secara nasional angka kunjungan wisatawan China mencapai 1,6 juta orang per tahun. Adapun wisatawan China yang ke Jawa Timur tahun 2019 sekitar 20.000 orang. Itu pun kebanyakan mereka berkunjung ke Banyuwangi dan Surabaya, bukan Malang.
Menurut Gagoek, wisatawan Eropa yang berkunjung ke Malang juga tidak terpengaruh isu virus korona. Mereka yakin Indonesia berupaya menangkal masuknya virus sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di mata wisatawan Eropa, Malang telah menjadi jalur kunjungan selama di Indonesia yang biasanya dimulai dari Yogyakarta dan berlanjut ke Bromo, Ijen, dan Bali, atau sebaliknya. Sementara wisatawan asal China banyak menyasar Bali, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung.
Meski tidak terpengaruh secara signifikan akan kunjungan wisatawan asal ”Negeri Tirai Bambu”, Gagoek mengatakan, justru wisatawan dari Malang yang saat ini kesulitan pergi ke China. Selain China tengah memproteksi negaranya dari kunjungan warga negara lain, penerbangan ke China dari Indonesia juga masih dibatasi.
”Sebagai gambaran, setiap minggu rata-rata ada dua penerbangan ke China dari Bandara Juanda di Sidoarjo yang mana 40-50 orang biasanya berasal dari Malang. Nah, saat ini mereka kesulitan ke China. Semua dibatalkan,” katanya.
Adapun mengenai wisatawan domestik, menurut Gagoek, tidak banyak terpengaruh. Berdasarkan informasi yang didapat Asita DPC Malang Raya dari pelaku wisata di Kota Batu, angka kunjungan wisatawan lokal masih stabil.
Dari pengamatan Kompas, Kamis siang, bus pariwisata dari luar daerah juga masih melaju ke arah Batu seperti biasanya. Demikian pula sejumlah obyek wisata unggulan di Batu masih banyak dikunjungi wisatawan.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Arianto mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke tempatnya masih seperti biasa. Mereka tidak terpengaruh virus korona meski secara nasional pengaruhnya cukup terasa untuk wisatawan yang berasal dari China.
Pada hari kerja, jumlah pengunjung untuk semua wahana milik Jatim Park bisa mencapai 5.000 orang per hari. ”Tidak ada pengaruhnya. Anteng-anteng saja karena pengunjungnya banyak yang lokal,” ujarnya.