Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan yang penyebabnya bisa virus, bakteri, ataupun jamur. Salah satunya adalah bakteri Pneumokokus.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·2 menit baca
Kasus virus korona tipe baru dari Wuhan, China, masih menghantui dunia. Mereka yang tertular menunjukkan gejala seperti pneumonia, yaitu batuk, demam, dan sesak napas. Pneumonia sendiri merupakan infeksi saluran pernapasan yang penyebabnya bisa virus, bakteri, ataupun jamur. Salah satunya adalah bakteri Pneumokokus.
Tidak seperti penyakit pernapasan akut akibat virus korona tipe baru yang merenggut banyak korban jiwa warga lansia, pneumonia akibat bakteri Pneumokokus masih menjadi penyebab kematian utama pada bayi di bawah dua tahun di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 mencatat, sebanyak 15 persen dari 5,9 juta anak balita meninggal karena pneumonia. Sekitar 99 persen kematian itu terjadi di negara berkembang.
Sebenarnya sudah ada vaksin untuk mencegah pneumonia, yaitu pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Namun, harganya mahal sehingga negara-negara berkembang, termasuk Indonesia—dulu—belum mampu menyediakannya dan memasukkannya dalam program imunisasi nasional. Setelah tersedia di negara maju, diperlukan waktu hingga 15 tahun agar PCV tersedia di negara-negara miskin.
Mekanisme khusus
Meski begitu, berkat mekanisme khusus pengadaan vaksin PCV melalui skema Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) Advance Market Commitment (AMC) yang didukung Bill & Melinda Gates Foundation dan Unicef, kini negara miskin di dunia bisa mendapatkan PCV dengan harga rasional.
Proses AMC dimulai pada 2009 ketika Pemerintah Italia, Inggris, Kanada, Rusia, dan Norwegia, serta Bill & Melinda Gates Foundation berkomitmen menyiapkan dana untuk menjamin harga vaksin PCV ketika selesai dikembangkan. Sebagai imbalan, produsen vaksin menandatangani komitmen untuk menyediakan vaksin yang terjangkau bagi negara berkembang dalam jangka panjang.
Dengan skema AMC ini, vaksin pneumokokus kini bisa tersedia di 60 negara di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.
Dalam pernyataannya, CEO GAVI Seth Berkley mengatakan, tujuan utama GAVI
adalah memastikan anak-anak di negara berkembang memiliki akses yang sama terhadap vaksin, seperti anak-anak di negara maju. Sejauh ini, sebanyak 183 juta anak di 60 negara yang sudah mengintroduksi vaksin PCV melalui skema AMC sudah terlindungi dari pneumonia.
Dalam Forum Global tentang Pneumonia pada Anak yang dihadiri 24 negara dengan kasus pneumonia tertinggi di dunia di Barcelona, Spanyol, Rabu (29/1/2020), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, skema AMC membuka jalan bagi 5 juta bayi lahir setiap tahun di Indonesia agar terlindungi dari ancaman pneumonia.