Mayoritas pasar saham global menguat terdorong bursa Wall Street dan langkah China mengurangi tarif impor Amerika Serikat. Efek virus korona tipe baru diharap sementara.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
LONDON, KAMIS — Bursa saham global, Kamis (6/2/2020), mayoritas menanjak terdorong momentum menghijaunya bursa saham Wall Street. Faktor lain adalah munculnya prospek positif bagi ekonomi global dalam bentuk stimulus Pemerintah China dan kebijakan yang lebih longgar dari bank sentral yang hadir seiring dengan harapan bahwa efek merebaknya virus korona tipe baru sifatnya sementara.
Indeks STOXX 600 Eropa naik 0,4 persen ke rekor tertinggi setelah ikut terdorong laporan laba perusahaan-perusahaan. Indeks saham sejumlah bursa, seperti Frankfurt, Paris, dan London, menanjak 0,3-0,7 persen. Indeks MSCI global yang menggambarkan pasar saham di 49 negara tercatat menguat 0,5 persen. Hingga berita ini ditulis, future bursa Wall Street untuk perdagangan Kamis menanjak 0,5 persen setelah melesat di atas 1 persen sehari sebelumnya.
”Perusahaan-perusahaan akan terus berjuang dalam jangka pendek menghadapi kemungkinan semakin merebaknya virus (korona tipe baru/2019-nCoV),” kata Joe Zidle, kepala strategi investasi di lembaga Blackstone Group Inc, sebagaimana dikutip Bloomberg. ”Namun, langkah-langkah China dalam beberapa hari terakhir untuk membuka kembali pasar saham dan menyuntikkan stimulus memberi investor sedikit rasa kepercayaan bahwa pembuat kebijakan China setidaknya telah mengantisipasi skenario terburuk.”
Pemerintah China menjanjikan pemotongan pajak dan bantuan lainnya untuk bisnis yang terhuyung-huyung akibat wabah 2019-nCoV. Stasiun televisi Pemerintah China mengatakan, pemerintah akan memangkas Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan menawarkan pinjaman berbunga rendah.
Sulit bagi investor untuk menjual saham China sekarang mengingat sikap otoritas sangat jelas.
Langkah-langkah itu diharapkan dapat membantu bisnis mengatasi penurunan yang disebabkan oleh langkah-langkah penanganan antivirus yang menekan perjalanan internasional, penjualan ritel, dan industri lainnya. Meski demikian, secara umum investor global menantikan kepastian langkah dan hasil penanganan 2019-nCoV.
Pasar saham di daratan China terlihat mendapat dukungan dari upaya Beijing dalam mendukung pasar di tengah kecemasan yang meningkat.
”Sulit bagi investor untuk menjual saham China sekarang mengingat sikap otoritas sangat jelas,” kata Naoki Tashiro, Presiden Lembaga TS China Research.
”Namun, tetap saja, sampai penyebaran virus berhenti, langkah-langkah stabilisasi pasar tidak akan sepenuhnya mengubah psikologi investor.”
Pemotongan tarif
Di tengah upayanya menanggulangi penyebaran 2019-nCoV, Pemerintah China mengatakan pihaknya akan mengurangi separuh tarif pada sejumlah barang asal AS. Langkah itu dinilai dapat membantu meningkatkan ruang positif pada negosiasi kesepakatan perdagangan fase kedua setelah kedua negara menyetujui kesepakatan sementara yang disebut sebagai kesepakatan tahap satu pada bulan lalu.
”Di bawah kesepakatan fase satu, China harus memenuhi target yang sulit untuk meningkatkan impor AS sebesar 100 miliar AS tahun ini sehingga langkah seperti ini diperlukan dan diharapkan,” kata Tomo-o Kinoshita, ahli strategi pasar global di lembaga Invesco Asset Management.
Namun, menurut Tomo-o, pada saat yang sama, langkah-langkah penanganan 2019-nCoV tetap dinantikan oleh para investor. Langkah yang diambil Pemerintah China terus diamati, termasuk pada dukungan terhadap perusahaan-perusahaan China, karena epidemi virus korona jelas akan memberikan pukulan besar bagi pertumbuhan ekonomi China.
China harus memenuhi target yang sulit untuk meningkatkan impor AS sebesar 100 miliar AS tahun ini.
Langkah yang diambil diharapkan dapat memastikan efek bagi perekonomian global hanya bersifat sementara, minimal jangka menengah.
Pemotongan tarif terhadap barang impor asal AS akan berlaku mulai pukul 13.01 selepas tengah hari pada 14 Februari waktu Beijing, demikian pernyataan Kementerian Keuangan China. Dari sisi waktu, pada saat yang sama AS akan menerapkan pengurangan tarif pada produk-produk China.
Tarif China yang diterapkan atas barang-barang dari AS yang diadopsi mulai 1 September tahun lalu akan diturunkan. Sejumlah tarif bakal turun menjadi 5 persen dari sebelumnya 10 persen dan yang lain menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 5 persen.
Setelah pengurangan, tarif atas minyak mentah AS akan diturunkan dari 5 persen menjadi 2,5 persen. Tarif impor atas produk kacang kedelai akan turun dari 30 persen menjadi 27,5 persen. Seiring dengan kebijakan itu tarif impor daging babi, sapi, dan ayam akan turun dari 35 persen menjadi 30 persen. (AFP/REUTERS)