Teka-teki masa depan Valentino Rossi mulai terkuak. Kubu Yamaha mengindikasikan, juara dunia tujuh kali kelas 500 cc dan MotoGP itu tetap berada di lintasan pada musim depan.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
SEPANG, KAMIS — Masa depan Valentino Rossi di ajang MotoGP menjadi misteri dua pekan terakhir. Namun, percabangan jalan yang diambil Rossi setelah musim 2020 mulai terkuak. Dari pilihan antara pensiun atau lanjut membalap, pebalap berusia 41 tahun itu memberi sedikit petunjuk bahwa dia berpotensi besar masih akan ada di lintasan MotoGP pada musim 2021.
Petunjuk itu muncul pada konferensi pers usai presentasi motor baru YZR-M1 tim Monster Energy Yamaha di Sirkuit Sepang, Malaysia, Kamis (6/2/2020), yang disiarkan langsung di media sosial. Direktur Yamaha Racing Lin Jarvis menjelaskan, konsekuensi dari keputusan Rossi menunda perpanjangan kontrak adalah Rossi akan kehilangan tempat di tim pabrikan Yamaha.
Namun, Yamaha menyetujui permintaan Rossi untuk memberikan dukungan penuh, termasuk motor spesifikasi pabrikan jika bergabung dengan tim satelit Petronas Yamaha SRT pada 2021. Rossi dan Yamaha pun sepakat, kontrak akan dilakukan per tahun jika Rossi ingin meneruskan karier balapnya.
Pilihan itu menjadi kompromi bagi Rossi untuk terus membalap dengan dukungan maksimal tim pabrikan, tanpa menjadi pebalap tim pabrikan. Namun, dia juga perlu membuktikan masih kompetitif di musim ini sebelum memutuskan lanjut membalap.
”Performa Quartararo mengubah situasi. Itu bukan kejutan dan saya memikirkan sangat dalam, tetapi tidak bisa mengatakan ya. Mempertahankan posisi di tim pabrikan tanpa bisa kompetitif akan menjadi sangat buruk bagi saya,” ujar juara sembilan kali di kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc, dan MotoGP itu.
Masa depan Rossi belum sepenuhnya jelas. Namun, pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, memberi gambaran yang cukup jernih tentang permainan psikologis Rossi.
”Masa depan Valentino tidak ada yang tahu. Beberapa tahun lalu dia mengatakan akan pensiun pada tahun tertentu, tetapi lalu dia terus membalap dalam level yang sangat bagus. Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan ke depan. Salah satu kemungkinannya adalah terus (membalap), mengapa tidak? Kita akan tahu itu cepat atau lambat,” ujar juara dunia enam kali MotoGP itu dalam wawancara khusus saat peluncuran tim Repsol Honda dan Astra Honda Racing Team di Jakarta, Selasa.
Kemampuan Rossi membalap dalam level tinggi tidak bisa dikatakan menghilang pada awal usia 40-an. Awal musim lalu dia masih tampil kompetitif, meskipun kemudian menurun karena masalah motor, dan empat kali tidak menyelesaikan balapan. Di akhir musim dia menempati posisi ketujuh. Performa musim lalu sangat kontras dengan 2018 saat dia masih bisa finis ketiga. Sulit dipercaya jika itu karena kemampuan membalap Rossi yang menurun sangat drastis.
Rekan setimnya, Maverick Vinales serta Quartararo, masih bisa finis lebih baik, masing-masing posisi ketiga dan kelima. Namun, selisih poin keduanya dengan Marquez, atau peringkat dua Andrea Dovizioso, sangat jauh. Artinya, konsistensi performa di tiap seri balapan tidak stabil.
Vinales pun baru bisa meraih hasil konsisten setelah menang pada seri kedelapan di Assen. Pada tujuh seri sebelumnya dia sudah tiga kali tidak menyelesaikan balapan.
Pengembangan YZR-M1
Peluang Rossi untuk bertahan pada musim 2021 semakin besar jika pengembangan yang dilakukan oleh Yamaha pada motor YZR-M1 di awal musim ini sukses. Jarvis menegaskan, pengembangan motor 2020 dipastikan berada pada jalur yang tepat usai tes di Valencia dan Jerez pada November 2019. Perbaikan pada mesin, aerodinamika, dan elektronik itu dikuatkan oleh Takahiro Sumi, Kepala Proyek Yamaha MotoGP. Menurut dia, semua sumber daya di Yamaha dikerahkan untuk menghasilkan motor yang kompetitif.
”Kami mulai mengembangkan motor sejak paruh musim lalu. Semua usaha dilakukan, tidak hanya dalam pengembangan mesin, tetapi melibatkan semua sumber daya di Yamaha. Kami melakukan pembenahan yang spesifik dan akan kami konfirmasi dalam tiga hari ke depan,” ujar Sumi, merujuk pada tes resmi pramusim di Sirkuit Sepang, 7-9 Februari.
”Kami memiliki banyak ahli permesinan, pakar simulasi komputer, aerodinamika, dan mesin pembakaran dalam. Mereka bekerja sama dan semua sumber daya saling mendukung untuk pengembangan ini,” tegas Sumi.
Masalah utama YZR-M1 adalah kalah kecepatan puncak dan akselerasi dibandingkan Honda dan Ducati. Mereka memiliki keunggulan stabilitas saat melintasi tikungan. Namun, itu belum banyak membantu karena di trek dengan tikungan-tikungan cepat, Yamaha kurang kompetitif. Pengembangan Yamaha untuk menyiasati masalah musim lalu diyakini menggenjot akselerasi sehingga bisa mencapai kecepatan puncak lebih cepat.
”Performa baru dari motor memberi kesempatan bagus bagi Vale untuk kembali ke level terbaiknya. Kami pun penasaran melihat tolok ukur level kami dengan para kompetitor (saat tes pramusim). Tujuan kami adalah kembali menjadi juara dunia,” tegas Jarvis.
Jika mesin Yamaha musim ini kompetitif, masa depan Rossi akan lebih mudah ditebak, tanpa menunggu legenda hidup MotoGP itu mengumumkan pada jeda musim panas. “Saya tidak ingin menetapkan waktu pasti, tetapi saat saya siap dan itu datang dari dalam. Saya pikir saatnya pada musim panas,” ujar Rossi.
Motivasi Rins
Motivasi Rossi untuk terus kompetitif akan mendapat tantangan dari para pebalap muda. Selain Quartararo dan Vinales, ada pebalap Suzuki Ecstar, Alex Rins, yang juga memburu lebih banyak kemenangan. Saat presentasi tim Suzuki di Sepang, kemarin, Rins menegaskan, dirinya akan berjuang meraih lebih banyak podium tertinggi. Musim lalu Rins memenangi dua balapan di Austin, Amerika Serikat, dan Silverstone, Inggris.
”Dua kemenangan musim lalu dan berusaha meraih lebih banyak lagi dengan warna baru ini. Saya senang dengan warna baru ini karena kami terus bekerja, terus bermimpi, dan gaspol,” tegas Rins.
Warna motor Suzuki GSX-RR 2020, biru-perak, diinspirasi dari warna motor Suzuki RM62 yang dipakai oleh pebalap Jerman, Ernst Degner, saat menjuarai Isle Man TT 50cc pada 1962.