China saat ini diguncang wabah virus korona tipe baru. Hingga Jumat (7/2/2020), terkonfirmasi 31.161 kasus dan korban tewas telah mencapai 636 orang. China bergerak cepat. Pemerintah dan masyarakat China baru-membahu menghadapinya.
Pemerintah hanya dalam waktu 10 hari segera membangun rumah sakit baru di Wuhan. Tenaga medis tambahan dikerahkan ke kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah. Banyak orang bersedia menjadi sukarelawan, bahkan manajemen hotel di Wuhan menggratiskan kamar hotel untuk para tenaga medis agar bisa beristirahat dengan nyaman.
Komisi Kesehatan Nasional China, Jumat, mengatakan, ada 3.143 infeksi baru yang terkonfirmasi. Jumlah itu turun dibandingkan dengan angka kasus baru pada Rabu lalu, yaitu 3.694 kasus, dan pada Selasa sebanyak 3.887. Namun, para ahli memperingatkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk mengidentifikasi tren apa pun dari perkembangan virus korona tersebut.
Meskipun disebut tidak segarang SARS, virus itu telah menyebar ke 27 negara dan wilayah di luar China. Bahkan, dua kematian dilaporkan telah terjadi di luar China, yakni di Hong Kong dan Filipina. Sejumlah langkah, termasuk karantina dan pembatasan perjalanan, terpaksa diambil.
Di tengah situasi yang memprihatinkan itu, Straitstimes.com melaporkan, Presiden China Xi Jinping yakin bahwa China memiliki kapasitas untuk mengatasi wabah virus korona tersebut seperti halnya saat mengatasi virus SARS pada 2002-2003. The Guardian melaporkan, Pemerintah China mengerahkan tenaga tambahan ke Provinsi Hubei, termasuk 450 petugas medis militer yang berpengalaman memerangi SARS dan ebola.
Inisiatif warga
Yang menarik dan menginspirasi adalah tanggapan positif warga China. China Daily melaporkan, para pelaku bisnis perhotelan di Wuhan secara sukarela menyediakan kamar gratis bagi staf medis yang perlu beristirahat.
Xiao Yaxing, pemilik sebuah hotel bintang empat di Wuhan, membuka grup diskusi di WeChat (platform medsos populer China) pada malam Tahun Baru China. Xiao Yaxing mengimbau teman-temannya dari lebih 40 hotel untuk menawarkan kamar bagi dokter dan perawat yang bekerja siang dan malam, menyelamatkan warga yang tertular virus.
”Karena hampir semua transportasi dihentikan, sangat sulit bagi staf medis untuk pergi ke rumah sakit dari rumah. Banyak staf medis perlu istirahat setelah bekerja dan hotel-hotel di dekat rumah sakit dapat membantu mereka,” kata Xiao. ”Banyak hotel di Wuhan ditutup untuk wisatawan sehingga banyak kamar kosong yang dapat kami tawarkan secara gratis.”
Manajer dari perusahaan informasi dan layanan perjalanan, termasuk Xiecheng Travel, portal perjalanan Alibaba Feizhu, dan Meituan Dianping, telah bergabung dengan grup WeChat tersebut.
Tawaran direspons
Yi Qingyan, manajer regional bisnis hotel Feizhu di Provinsi Hubei, mengatakan, ketika dia mendengar tentang kelompok Xiao Yaxing, dia mengontak manajer hotel yang dia tahu bisa menyediakan kamar untuk staf medis. Tawaran kamar gratis itu segera direspons para dokter, perawat, dan petugas medis lainnya.
”Kami mengharapkan lebih banyak teman bersedia bergabung dengan kami, terutama dari Hankou, daerah dengan konsentrasi pasien tertinggi,” kata Xiao Yaxing. Pada 25 Januari 2020, perusahaan induk ChinaTravelNews, TravelDaily, bergabung dengan kelompok bantuan sukarela itu.
Hotel-hotel di bawah jejaring besar, seperti Huazhu, Jinjiang, BTG Homeinns, dan Dossen International, berpartisipasi dalam program ini. Sejumlah penyedia homestay dan operator hotel berskala kecil dan menengah, termasuk Airbnb dan Tujia, juga terlibat.
Menurut statistik TravelDaily, sejak 23 Januari lalu, sebanyak 271 hotel di Wuhan dan 47 hotel di daerah terdekat telah berpartisipasi. Kelompok sukarelawan itu telah memberikan akomodasi gratis untuk 6.056 tenaga medis.
Memberi tumpangan
Tak hanya memberikan kamar gratis. Warga juga memberikan tumpangan kendaraan bagi pekerja medis. Ban Bo, guru berusia 39 tahun di Sekolah Tinggi Keuangan dan Ekonomi Kejuruan Provinsi Ningxia, turut bergabung.
”Banyak kerabat saya bekerja di rumah sakit, jadi saya tahu betapa sulitnya pekerjaan mereka,” kata Bo.
Xiaoyang, seorang pekerja hotel di Wuhan, menjadi sukarelawan yang menyediakan tumpangan kendaraan untuk pekerja medis. ”Ketika saya tidak bertugas, saya secara sukarela mengantar pekerja medis ke rumah ataupun ke rumah sakit,” kata Xiaoyang.
Setelah Wuhan ditutup sehingga orang tak lagi bisa keluar masuk Wuhan, Xiaoyang mengunggah pesan di weibo pada 24 Januari 2020 yang menawarkan layanan penjemputan gratis kepada dokter dan perawat. ”Saya menemukan sekelompok sukarelawan yang juga membantu para profesional medis yang membutuhkan tumpangan,” kata Xiaoyang. ”Kami mendapat informasi tentang kapan serta di mana menjemput dan menurunkan pekerja medis di kelompok kami di WeChat. Kami tidak banyak bicara di mobil. Mereka terlalu lelah dan saya membiarkan mereka tidur di perjalanan,” kata Xiaoyang.
Xiaoyang merasa senang dengan apa yang bisa dia lakukan. ”Apa yang saya lakukan sebagai sukarelawan berarti sesuatu yang istimewa bagi saya. Jika kita tidak melakukan sesuatu, kota itu mungkin akan tenggelam,” kata Xiaoyang.
Industri taksi di Yinchuan pun telah membentuk 19 grup dengan melibatkan lebih dari 300 taksi untuk layanan penjemputan gratis bagi para profesional medis dari delapan rumah sakit. Sebanyak 200 taksi disediakan khusus untuk dokter dan perawat.
Virus korona memang mengancam, tetapi China dan dunia mampu menanggapinya dengan bermartabat.
(REUTERS/AP/AFP/LOK)