Apa yang Sutanto Mendut lakukan jika diundang menjadi pembicara tamu di perguruan tinggi di luar negeri? ”Saya mengajar sesukanya. Kalau mereka cocok, saya senang. Kalau tidak, ya, saya tinggal pulang.”
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
Untuk kesekian kalinya, budayawan Sutanto Mendut (66) diundang untuk memberikan kuliah di sebuah perguruan tinggi di luar negeri. Maret mendatang, ia dijadwalkan mengajar selama dua pekan di Melbourne University, Australia.
Sutanto mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk mengajar sebab dirinya terbiasa memberikan kuliah dengan berbicara sesukanya. ”Saya mengajar sesukanya, sesuai gaya saya. Kalau mereka cocok dan saya senang, maka kuliah dilanjutkan, tapi kalau tidak, ya, saya tinggal pulang,” ujarnya, sembari tertawa terkekeh, saat ditemui dalam acara peringatan hari ulang tahun Museum Lima Gunung di Studio Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (5/2/2020).
Sutanto mengatakan sudah sering kali diundang memberikan kuliah ke perguruan tinggi di sejumlah negara, seperti Jepang, India, dan Turki. Dalam setiap kesempatan mengajar itu, dia diminta untuk menerangkan tentang aktivitasnya dalam berkesenian, terutama bersama Komunitas Lima Gunung (KLG).
Di Melbourne nanti, dia juga diminta menjelaskan tentang KLG, khususnya sistem manajemen komunitas itu. Menurut dia, materi ini sangat menarik untuk dipaparkan di masa kini sebab banyak orang kehilangan manajemen, kehilangan kendali atas dirinya. Ia juga mengaku masih berpersoalan dengan manajemen, seperti mengatur diri sendiri dan mengelola surat elektronik.
Yang jelas, ia mengatakan akan kesulitan jika diminta menjelaskan sistem manajemen keuangan KLG. ”Bagaimana bisa dijelaskan karena kami berkegiatan tanpa proposal. Semua sumbangan berasal dari banyak orang dan belum tentu menyumbang uang. Ada yang nyumbang sayur, ubi, dan gembili,” tuturnya sembari tertawa.