Penembakan massal terjadi di Thailand. Serangan yang dilakukan oleh seorang anggota militer itu menewaskan setidaknya 17 orang.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
BANGKOK, Sabtu Setidaknya 17 orang tewas saat seorang tentara Thailand mengamuk dan melepaskan tembakan membabi buta di sebuah mal di kota Nakhon Ratchasima, sekitar 250 kilometer dari Bangkok. Juru bicara kepolisian, Kissana Phathanacharoen, Sabtu (8/2/2020) mengatakan, serangan itu juga melukai sedikitnya 21 orang.
Pelaku penyerangan diidentifikasi sebagai Sersan Jakrapanth Thomma. "Kami tidak tahu mengapa ia melakukan ini. Tampaknya ia menjadi gila," kata juru bicara kementerian pertahanan Kongcheep Tantrawanit.
Pihak berwenang telah meminta agar rumah sakit-rumah sakit terdekat dalam keadaan siaga dan meminta sumbangan darah. Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul mengatakan di Facebook bahwa seorang dokter ditembak ketika membantu orang yang terluka.
Belum diketahui secara pasti berapa jumlah warga yang masih terperangkap di dalam mal. Selain itu, belum diketahui apakah Thomma menyandera pengunjung atau tidak. Sejauh ini, pihak berwenang telah berhasil mengevakuasi lebih dari 100 orang dari mal itu. Kementerian pertahanan mengatakan pasukan telah menutup pusat perbelanjaan Century 21 tetapi belum berhasil menangkap tersangka.
Sebelum melakukan serangan, Thomma sempat mengunggah tulisan di laman Facebook-nya bahwa "Kematian tidak bisa dihindari untuk semua orang". "Haruskah saya menyerah?"
Facebook mengirimkan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka dan mengatakan tidak ada tempat di Facebook untuk siapa pun yang melakukan atau mendukung kekejaman semacam itu. "Kami telah menghapus akun penembak dari layanan kami dan akan bekerja sepanjang waktu untuk menghapus konten yang melanggar terkait dengan serangan ini segera setelah kami menyadarinya," kata Facebook.
Serangan
Hingga berita ini ditulis, aparat keamanan belum berhasil melumpuhkan Thomma. Ia disebutkan masih berada di pusat perbelanjaan itu. Belum diketahui apa motif serangan itu. Ada dugaan, serangan itu dipicu oleh persoalan sengketa tanah.
Media lokal sempat menunjukkan saat Thomma keluar dari mobil di depan pusat perbelanjaan itu dan melepaskan serangkaian tembakan. Serangan itu membuat warga berlari berhamburan.
Seorang wanita yang diwawancarai oleh saluran televisi Thailand One mengatakan dia mendengar suara tembakan ketika dia berada di pusat perbelanjaan. Ia lalu bersembunyi di sebuah toko pakaian dengan orang lain sebelum melarikan diri.
Polisi mengatakan, Thomma awalnya pergi ke sebuah rumah di kota dan menembak mati dua orang, sebelum menuju ke pangkalan militer untuk mengambil senjata lain di gudang senjata. Thomma juga menembak seorang tentara di pangkalan itu.
"Dia mencuri kendaraan militer dan melaju ke pusat kota," Letnan Kolonel Mongkol Kuptasiri.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban. Nakhon Ratchasima adalah salah satu kota terbesar di timur laut Thailand. Wilayah itu merupakan salah satu pusat penghasil padi namun sekaligus salah satu daerah termiskin di Thailand.
Insiden itu terjadi hanya sebulan setelah penembakan yang juga terjadi sebuah mal di pusat kota Lopburi. Dalam kasus itu, seorang pria bertopeng dan membawa pistol berperedam menewaskan tiga orang, termasuk seorang bocah lelaki berusia 2 tahun. Penembakan itu terjadi saat si pria merampok sebuah toko perhiasan. Ia ditangkap kurang dari dua minggu kemudian. Ia mengaku tidak bermaksud menembak siapa pun.