Sabtu (8/2/2020) pagi, 184 orang bersepeda menyusuri jalanan di Kota Ambon sejauh 50 kilometer. Sepeda santai bertajuk ”Farewell Game” itu untuk menghormati Inspektur Jenderal Royke Lumowa.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
Sabtu (8/2/2020) pagi, 184 orang bersepeda menyusuri jalanan di Kota Ambon sejauh 50 kilometer. Sepeda santai bertajuk ”Farewell Game” itu digelar untuk menghormati Inspektur Jenderal Royke Lumowa yang segera mengakhiri jabatan sebagai Kepala Polda Maluku.
Royke yang mulai bertugas di Maluku pada September 2018 dinilai berjasa membangun habitus bersepeda sekaligus memperkenalkan pariwisata Maluku ke mata dunia.
Rute jelajah sepeda yang diikuti anggota TNI, Polri, dan masyarakat sipil ini dimulai dari kediaman Royke di kawasan Tantui. Peserta memulai perjalanan dengan melahap tanjakan Tantui, kemudian turunan Batu Merah, dan kembali menanjak menuju Karang Panjang. Mereka kemudian melewati turunan Kayu Tiga ke pusat kota. Selanjutnya mereka menaklukkan tantangan terakhir, yakni tanjakan menuju Gunung Nona.
Pada rute selanjutnya, peserta kembali ke pusat kota dan mengelilingi sebagian Teluk Ambon. Mereka lalu berputar menyeberangi Jembatan Merah Putih. Perjalanan berakhir di Lapangan Tahapary Polda Maluku. Sepanjang perjalanan yang dipayungi panas terik itu, peserta berhenti di beberapa tempat untuk berfoto.
”Pencinta sepeda di Maluku kehilangan sosok yang terbilang gila bersepeda. Dia menyatukan banyak kelompok pesepeda yang tadinya biasa sendiri-sendiri. Dia membuat banyak orang jatuh cinta pada sepeda. Dia juga berjasa membuat orang luar mengenal Maluku lebih dekat,” kata Febrian, warga Ambon yang ikut dalam Farewell Game.
Pencinta sepeda di Maluku kehilangan sosok yang terbilang gila bersepeda.
Perjalanan kali ini seperti napak tilas Tour de Ambon Manise, tur sepeda yang digelar Royke sebanyak dua kali, yakni 2018 dan 2019. Kala itu, ratusan pesepeda dari seluruh penjuru Nusantara, bahkan dari luar negeri, diajak mengenal hampir seluruh Pulau Ambon dan sebagian Pulau Seram. Selama beberapa hari mereka melahap ratusan kilometer jalanan dari kota ke desa-desa dan dari pesisir hingga pegunungan.
Pesona Pulau Ambon seperti batu karang bolong yang disebut Pintu Kota di Tanjung Nusaniwe, Pantai Natsepa di Teluk Baguala, dan pantai-pantai sepanjang Jazirah Leihitu didatangi. Juga keindahan alam Pulau Seram, pulau terbesar di Maluku.
Mereka juga bersepeda ke Pantai Ora di sisi utara Seram. Pantai Ora menjadi destinasi wisata nomor satu di Maluku. Menyentuh air laut biru bening dan melihat gugusan tebing karang pantai itu sepertinya membuat seseorang sah telah berada di Maluku.
Belum lagi sajian kuliner khas Maluku, yakni ikan segar yang dibakar atau diolah menjadi kuah kuning. Sajian itu biasanya paling cepat ludes di meja makan. Orang-orang di Jakarta yang jarang menyantap ikan segar tentu punya kesan lain. Ada ungkapan yang menggambarkan ikan segar di Maluku dengan sebutan ”ikan satu kali mati”. Kalau di Jakarta, matinya sudah berkali-kali.
Jannes Eudes Wawa, peserta Tour de Ambon Manise, mengakui, lewat kegiatan itu, mereka bisa mengetahui lebih dekat keindahan alam tanah Maluku yang tidak banyak ditemui di tempat lain. ”Selain keindahan alam, juga keramahan masyarakat di Maluku,” ujar Jannes lewat pesan singkat.
Menurut dia, Tour de Ambon Manise telah mengantar banyak peserta dari luar untuk pertama kali datang mengenal Maluku lebih dekat. Setidaknya stigma Maluku sebagai daerah konflik perlahan terkikis. Hingga kini, bayangan konflik sosial yang terjadi 20 tahun silam masih ada di benak banyak orang yang tinggal di luar Maluku.
Semua yang dilihat maupun yang didengar telah terekam dalam memori kepala dan memori ponsel para penjelajah yang haus akan keindahan surga tersembunyi di timur Indonesia itu. Segeralah cerita itu dibagikan kepada dunia lewat cerita mulut ke mulut dan media sosial. Cerita tentang Maluku semakin banyak tersebar di dunia nyata dan dunia maya.
Wali Kota Ambon Richard Luhenapessy menyampaikan ucapan terima kasih atas program Royke yang telah memperkenalkan Ambon dan Maluku lewat jelajah sepeda. Program Royke itu selaras dengan kebijakan Pemerintah Kota Ambon yang kini menggenjot periwisata sebagai sektor unggulan selain jasa dan perdagangan.
Dalam Farewell Game itu, Royke berharap semangat bersepeda di Ambon tidak redup. Ia pun berjanji akan menggelar Tour de Manado saat nanti menjabat Kapolda Sulawesi Utara. Selamat bertugas, Pak Royke.