Warga China Bersatu Hadapi Virus Korona
Para ahli memperingatkan, saat ini masih terlalu dini untuk mengidentifikasi tren apa pun dari perkembangan virus korona baru. Jumlah kasusnya bisa terus bertambah jika penanganan medis tidak memadai.
China saat ini diguncang virus korona. Hingga Sabtu (8/2/2020), terkonfirmasi lebih kurang 34.000 kasus dan korban tewas lebih dari 700 orang. China bergerak cepat. Pemerintah dan masyarakatnya baru-membahu menyelesaikan persoalan.
Hanya dalam 10 hari, Pemerintah China membangun rumah sakit baru di Wuhan. Tenaga medis tambahan dikerahkan ke Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus korona baru.
Baca juga : Virus Korona Baru
Banyak orang bersedia menjadi sukarelawan. Bahkan, manajemen hotel di Wuhan pun menggratiskan para tenaga medis agar bisa beristirahat dengan nyaman di kamar hotel mereka.
Komisi Kesehatan Nasional China mencatat, ada 3.143 infeksi baru yang terkonfirmasi sehingga total ada 31.161 kasus virus korona per Jumat. Namun, Reuters pada Sabtu, dengan mengutip pejabat China, melaporkan, jumlah yang terjangkit seluruhnya di daratan China telah mencapai 31.774 kasus.
Sementara jumlah kematian baru di China adalah 81 kasus, termasuk 67 kasus berada di Wuhan. Dengan demikian, secara keseluruhan sudah 774 orang meninggal akibat terinfeksi virus korona baru di China.
Para ahli memperingatkan, saat ini masih terlalu dini untuk mengidentifikasi tren apa pun dari perkembangan virus korona tersebut. Sejauh ini hanya ada dua kasus kematian yang terjadi di luar China, yakni di Hong Kong dan Filipina, dari 332 kasus di 27 negara dan wilayah di luar China.
Hal itu mendorong beberapa negara untuk mengarantina ratusan orang dan memutuskan hubungan perjalanan dengan China, termasuk Indonesia.
Baca juga : Apa yang Sudah dan Belum Kita Ketahui tentang Virus Korona Jenis Baru (2019-nCoV)
Pemerintah Jepang, Jumat, mengatakan, ada 41 kasus baru di antara sekitar 3.700 orang yang dikarantina di kapal pesiar yang ditambatkan di negara itu. Dengan demikian, jumlahnya meningkat menjadi 61 kasus.
Hong Kong juga sudah mengarantina sebuah kapal pesiar dengan 3.600 penumpang dan awak setelah tiga orang yang berada di kapal itu terbukti terinfeksi. Jumat memasuki karantina hari ketiga.
Punya kapasitas
Straitstimes.com melaporkan, Presiden China Xi Jinping pada Rabu (5/2/2020) yakin bahwa China memiliki kapasitas untuk mengatasi wabah virus korona tersebut seperti halnya saat mengatasi virus SARS pada 2002-2003.
Sementara The Guardian melaporkan, Pemerintah China langsung mengerahkan tambahan yang dikirim ke Provinsi Hubei, termasuk 450 petugas medis militer dengan pengalaman memerangi SARS dan Ebola.
Baca juga : Garuda Belum Batalkan Penerbangan ke Negara yang Positif Virus Korona
Sementara personel tambahan sudah terkonsentrasi ke rumah sakit, pada saat yang sama Pemerintah China mengupayakan pembangunan rumah sakit baru berkapasitas 1.000 tempat tidur darurat untuk pasien yang terjangkit virus korona di Wuhan. Rumah sakit baru ini selesai dalam 10 hari atau minggu pertama Februari 2020.
Hotel gratis
Keseriusan Pemerintah China menanggulangi penyebaran virus korona juga ditanggapi dengan baik oleh masyarakat China. China Daily melaporkan, para pelaku bisnis perhotelan di Wuhan secara sukarela menyediakan kamar gratis bagi staf medis yang perlu beristirahat dalam upaya mereka untuk mengendalikan virus korona tersebut.
Xiao Yaxing, pemilik sebuah hotel bintang empat di Wuhan, membuka grup diskusi di WeChat (platform media sosial populer China) pada malam tahun baru China. Xiao mengimbau teman-temannya dari lebih dari 40 hotel untuk menawarkan kamar bagi dokter dan perawat yang bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan nyawa mereka yang terjangkit virus korona.
Baca juga : Maskapai Indonesia Tidak Terbang ke Wuhan
”Karena hampir semua transportasi telah dihentikan di kota besar, sangat sulit bagi staf medis untuk pergi ke rumah sakit dari rumah. Sangat banyak staf medis perlu istirahat setelah bekerja, dan hotel-hotel di dekat rumah sakit dapat membantu mereka,” kata Xiao.
”Banyak hotel di Wuhan ditutup untuk wisatawan sehingga banyak kamar kosong yang dapat kami tawarkan secara gratis,” lanjutnya.
Manajer dari perusahaan informasi dan layanan perjalanan, termasuk Xiecheng Travel, portal perjalanan Alibaba Feizhu, dan Meituan Dianping, telah bergabung dengan grup WeChat tersebut serta beberapa perwakilan dari rumah sakit setempat.
Tawaran direspons
Yi Qingyan, manajer regional bisnis hotel Feizhu di Provinsi Hubei, mengatakan, ketika mendengar tentang kelompok Xiao Yaxing, dirinya bertanya kepada manajer hotel yang dia tahu menyediakan kamar untuk staf medis. Tawaran kamar gratis tersebut segera direspons para dokter, perawat, dan petugas medis.
”Kami mengharapkan lebih banyak teman bersedia bergabung dengan kami, terutama dari Hankou, daerah dengan konsentrasi pasien tertinggi,” kata Xiao.
Pada 25 Januari 2020, perusahaan induk ChinaTravelNews, TravelDaily, bergabung dengan kelompok bantuan sukarela yang meminta lebih banyak kamar hotel dan bahkan operator homestay untuk mengambil bagian dalam program menyediakan kamar gratis ini.
Hotel-hotel di bawah rantai besar, seperti Huazhu, Jinjiang, BTG Homeinns, dan Dossen International, berpartisipasi dalam program ini, dan sejumlah besar properti independen skala kecil dan menengah juga. Penyedia sewa kamar jangka pendek seperti Tujia dan Airbnb pun menyediakan beberapa properti penginapan gratis.
Menurut statistik TravelDaily, sebanyak 271 hotel di Wuhan dan 47 hotel di daerah terdekat telah berpartisipasi sejak 23 Januari 2020. Kelompok relawan itu telah memberikan kepada 6.056 tenaga medis layanan akomodasi gratis lebih dari 40.000 kamar pada 30 Januari pukul 21.00.
Memberikan tumpangan
Tak hanya memberikan kamar gratis. Warga pun memberikan tumpangan kendaraan bagi pekerja medis yang memerlukan. Xiaoyang, pekerja hotel di Wuhan, menjadi relawan yang menyediakan tumpangan kendaraan kepada pekerja medis. Hotel yang berada di pinggiran Wuhan buka seperti biasa.
”Namun, ketika saya tidak bertugas, saya secara sukarela mengantar pekerja medis ke rumah atau ke rumah sakit,” kata Xiaoyang.
Setelah Wuhan ditutup sehingga orang tak lagi bisa keluar masuk Wuhan, Xiaoyang mengunggah pesan di Weibo (Twitter versi China) pada 24 Januari 2020 yang menawarkan layanan penjemputan gratis kepada dokter dan perawat.
”Saya menemukan sekelompok sukarelawan yang juga membantu para profesional medis yang membutuhkan tumpangan,” ucap Xiaoyang. ”Kami mendapat informasi tentang kapan dan di mana mengambil dan menurunkan pekerja medis di kelompok kami di WeChat. Kami tidak banyak bicara di mobil. Mereka (dokter dan perawat) terlalu lelah, dan saya membiarkan mereka tidur di perjalanan,” tuturnya.
Xiaoyang merasa senang dengan apa yang bisa dia lakukan. ”Apa yang saya lakukan sebagai sukarelawan berarti sesuatu yang istimewa bagi saya. Jika kita tidak melakukan sesuatu, kota itu mungkin akan tenggelam,” lanjutnya.
Industri taksi di Yinchuan telah membentuk 19 grup, termasuk lebih dari 300 taksi, untuk layanan penjemputan gratis bagi profesional medis dari delapan rumah sakit, dengan 200 taksi khusus untuk dokter dan perawat. (REUTERS/AP/AFP)