Warga pesisir utara Pulau Seram, Maluku, masih dihantui guncangan gempa bumi hingga Minggu (9/2/2020) malam. Mereka cemas bakal mengalami nasib yang sama seperti warga Maluku lainnya pascagempa Ambon tahun lalu.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS - Warga pesisir utara Pulau Seram, Maluku, masih dihantui guncangan gempa bumi hingga Minggu (9/2/2020) malam. Mereka cemas bakal mengalami nasib yang sama seperti warga Maluku lainnya pascagempa Ambon tahun lalu.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang pesisir utara Pulau Seram, Maluku, Sabtu (8/2/2020). Pusat berada di laut, sekitar 16 kolometer dari pesisir pada kedalaman 12 kilometer. Akibatnya, getaran yang terasa di Desa Kobisonta, titik terdekat, mencapai IV MMI. Hingga Minggu (9/2/2020) malam, total gempa susulannya sebanyak 51 kali. Enam kejadian gempa diantaranya dirasakan warga dan membuat trauma.
Berdasarkan foto-foto yang diperoleh Kompas, tampak sejumlah bangunan rusak diduga akibat struktur yang rapuh. Banyak bangunan beton tidak menggunakan besi yang cukup bahkan ada yang tidak sama sekali. Dinding beberapa bangunan bahkan sampai roboh rata dengan tanah. Kondisi itu mirip bangunan yang rusak akibat gempa Ambon. Guncangan susulan yang kembali terjadi menyebabkan warga kian ketakutan.
"Hingga malam ini, ada yang belum berani masuk rumah. Mereka trauma," ujar Amrul, warga Seram, saat dihubungi pada Minggu malam.
Dia mengatakan, sebagian warga yang tinggal di pesisir untuk sementara mencari tempat aman. Mereka menginap di rumah keluarga di daerah lebih tinggi. Warga yang rumahnya retak memilih berada di luar rumah. Mereka khawatir, terjadi gempa susulan lebih besar yang bisa membahayakan nyawa.
Menurut Amrul, kejadian gempa Ambon pada September 2019 yang diikuti dengan ribuan gempa susulan membuat warga ketakutan. Tokoh agama setempat sudah bergerak meyakinkan warga agar tidak boleh khawatir berlebihan. Perlahan, beberapa warga kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Ambon Andi Azhar Rusdin mengatakan, gempa dipicu patahan lokal. Di Maluku, termasuk pesisir utara Pulau Seram, sering dilanda gempa lantaran terdapat banyak patahan. Terkadang, pusat gempa berada di darat sehingga menimbulkan getaran yang sangat terasa.
Gempa dipicu patahan lokal. Di Maluku termasuk pesisir utara Pulau Seram, sering dilanda gempa lantaran terdapat banyak patahan.(Andi Azhar Rusdin)
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah Bob Rahmat menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut. Ia mengklaim tidak ada warga yang mengungsi. Namun, gempa merusak lima rumah penduduk, kantor salah satu perusahaan swasta, dan satu bak penampung air.
Bob mengatakan, kendati tidak ada tenda pengungsian, petugas BPBD diminta terus mengikuti perkembangan di daerah tersebut. Jika kondisinya semakin buruk, kemungkinan akan dibangun dapur umum untuk pengungsi. "Saat ini warga sedang siaga," ujarnya.