Hentikan Pertikaian, Terus Upayakan Perdamaian Suporter Sepak Bola
›
Hentikan Pertikaian, Terus...
Iklan
Hentikan Pertikaian, Terus Upayakan Perdamaian Suporter Sepak Bola
Pertikaian yang terkadang meminta korban jiwa antarkelompok pendukung klub sepak bola Liga 1 harus segera diakhiri. Perdamaian harus terus diupayakan, antara lain dengan menghentikan ujaran kebencian.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pertikaian yang terkadang meminta korban jiwa antarkelompok pendukung klub sepak bola Liga 1 harus segera diakhiri. Perdamaian harus terus diupayakan, antara lain dengan menghentikan ujaran kebencian dan menahan hasrat ingin bertikai dengan pendukung tim lawan.
Demikian benang merah dalam silaturahmi para peserta Liga 1 dan perwakilan suporter Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (9/2/2020) sore. Silaturahmi ini diadakan selepas jumpa pers rencana penyelenggaraan Piala Gubernur Jatim 2020 setelah vakum lima tahun.
Turnamen prakompetisi ini akan diadakan 10-20 Februari 2020. Ajang ini diikuti delapan tim. Empat tim di Grup A adalah Madura United, Persik Kediri, Persebaya Surabaya, dan Bhayangkara FC. Mereka akan berlaga di Stadion Gelora Bangkalan, Madura.
Empat tim lain di Grup B adalah Arema FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta, dan Sabah FA, tim asal Malaysia. Semuanya bertarung di Stadion Kanjuruhan, Malang. Turnamen ini memakai format setengah kompetisi. Dua tim terbaik setiap grup lolos ke semifinal untuk menghasilkan finalis untuk berlaga di laga puncak.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, provinsi berpenduduk sekitar 40 juta jiwa ini boleh berbangga jika disebut sebagai barometer sepak bola nasional. Parameternya, ada enam tim asal Jatim dari total 20 tim akan berlaga di Liga 1 musim 2020 . Keenamnya adalah Persebaya, Persela, Madura United, Arema FC, Persik, dan Bhayangkara FC yang pindah kandang ke Jakarta.
Akan tetapi, dia menyadari hubungan antar pendukung antara tim Jatim tak terlalu harmonis. Oleh karena itu, Khofifah berharap, antarkelompok pendukung agar tidak putus silaturahmi, bukan sekadar dalam laga-laga sepak bola melainkan dalam banyak aspek kehidupan. Suporter sepak bola juga punya sisi mulia kemanusiaan misalnya membantu sesamanya yang menjadi korban bencana alam dengan penggalangan dana dan bantuan.
“Karena pada prinsipnya kita ini satu dalam Indonesia,” kata Khofifah.
Antarkelompok pendukung agar tidak putus silaturahmi, bukan sekadar dalam laga-laga sepak bola melainkan dalam banyak aspek kehidupan. (Khofifah Indar Parawansa)
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang hadiri bersama Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan, terus mendorong hubungan antarkelompok pendukung membaik dan meninggalkan rasa permusuhan. Kompetisi diharapkan tak menjadi ajang pendukung menunjukkan sikap tidak terpuji atau mencederai semangat sportivitas dan kemanusiaan.
“Dalam kepengurusan ini, kami membentuk divisi pembinaan supporter. Harapannya dapat mendorong hubungan antarkelompok pendukung jadi lebih baik,” ujar Iriawan.
Sidik Tualeka, Fans Relations Manager Persebaya, mengatakan, silaturahmi antarkelompok suporter tidak bisa dihasilkan dari pertemuan formal melainkan terus menerus diupayakan dari diri sendiri. Ia mengimbau, kelompok supporter tidak lagi menyanyikan lagu ujaran kebencian terutama yang terkait suku, ras, agama, dan antargolongan.
Koordinator Wilayah Aremania Achmad Gozali sependapat permusuhan harus segera disudahi agar sepak bola menjadi tontonan yang bermartabat. Dirigen Perkusi LA Mania Teguh Karembo mengatakan, pernah menjadi saksi dan korban permusuhan dengan Bonek. Namun, semangat untuk silaturahmi tak pernah padam sehingga kedua kelompok pendukung kini berhubungan baik.
“Silaturahmi diwujudkan dengan terus bertemu dan berkomunikasi sehingga hubungan menjadi baik,” katanya.
Ketua Panitia Pelaksana Persik, Widodo menyarankan, kelompok pendukung untuk fokus pada tim kesayangan. Jangan melebarkan permusuhan dengan mengajak kelompok suporter lainnya. Mesra dengan kelompok yang satu tetapi kemudian bersama-sama berkonflik dengan gabungan kelompok yang lain.
“Rivalitas itu penting tetapi dalam pertandingan saja dengan adu kreativitas, adu seni. Selepas itu pada dasarnya kita semua bersaudara,” ujarnya.