Industri mobil Jepang melancarkan kampanye ekspor kendaraan secara besar-besaran dalam usahanya untuk menguasai pasaran dunia.
Oleh
·2 menit baca
Tidak lagi kita saksikan kehebatan penjualan produk elektronik merek Jepang seperti komputer dan telepon seluler. Munculnya merek tak ternama dengan harga lebih murah termasuk salah satu penyebab memudarnya dominasi produk Jepang. Memudarnya perekonomian dengan stagnasi sejak dekade 1980-an itu disebabkan penuaan penduduk yang telah menurunkan produktivitas.
Tak demikian dalam industri otomotif. Jepang merajai pasar dunia lewat tiga besar Toyota, Nissan, dan Honda yang bertengger dalam persaingan global. Ini hasil ambisi Jepang. Pada dekade 1960-an, Jepang ingin merajai pasar otomotif dunia. Riset teknologi otomotif gencar didalami. Pelayanan purnajual menjadi faktor lain yang membuat konsumen global menyukai produk otomotif Jepang.
Toyota adalah merek terdepan Jepang yang salip-menyalip dengan Volkswagen dalam penjualan otomotif dunia.
Hal ini membuat Toyota, Nissan, dan Honda melaju ke papan atas sebagai industri otomotif terkemuka dunia seperti dituliskan di situs televisi AS, CNBC, 30 Januari 2019. Tiga besar ini menenggelamkan GM, Ford yang selama puluhan tahun mendominasi pasaran otomotif dunia. Ambisi Jepang pada dekade 1960-an seperti tertuang dalam berita arsip Kompas, 10 Februari 1967, bertujuan merajai pasar dunia. Toyota adalah merek terdepan Jepang yang salip-menyalip dengan Volkswagen dalam penjualan otomotif dunia.
Hanya saja, Jepang mulai khawatir juga. Apakah industri otomotif akan terus eksis atau memudar, seperti banyak menimpa merek ternama Jepang pada dekade 1980-an. Pada 2 Februari 2020, media Jepang, Nikkei, mengingatkan raksasa korporasi Jepang kini ketinggalan dalam alokasi anggaran untuk riset.
Namun, lepas dari itu, RI juga pantas menghardik diri agar kelak bisa memiliki produk yang merajai pasar dunia. RI diprediksi menjadi raksasa ekonomi, tetapi bergantung pada merek asing, bukan buatan sendiri, seperti kini didalami China. (MON)