Setelah mempermalukan AC Milan dan Lazio, Hellas Verona kini membuat Juventus marah. Tim yang pernah menjuarai Serie A pada 35 tahun lalu itu sudah bangkit menjadi kuda hitam.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
VERONA, MINGGU - Hellas Verona menjelma menjadi kuda hitam di ajang Liga Italia musim ini. Tim promosi dari Serie B itu sekarang mampu mengusik tim-tim papan atas termasuk Juventus yang mereka kalahkan, 2-1, di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Minggu (9/2/2020) dini hari WIB.
Verona mulai memberikan kejutan pada Februari ini ketika mampu menahan imbang AC Milan di Stadion San Siro, 1-1. Mereka kemudian bertandang ke Stadion Olimpico, Roma, pada laga berikutnya untuk menahan imbang Lazio, 0-0. Sosok mesin gol seperti Ciro Immobile pun tak bisa membobol gawang Verona.
Namun, kejutan paling besar justru terjadi di kandang mereka ketika bisa mengalahkan tim penguasa Liga Italia dalam satu dekade terakhir, yaitu Juventus. Verona yang kalah jauh dalam hal kualitas pemain dan pengalaman bertanding mampu membuat keajaiban malam itu.
Kemenangan itu seolah tidak akan terjadi ketika bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, mulai mencetak gol pada menit ke-67. Bintang asal Portugal itu mencatat sejarah sebagai pemain Juventus pertama yang mampu mencetak gol selama 10 laga beruntun.
Ronaldo selangkah lagi bisa menyamai rekor yang dipegang Gabriel Batitusta dan Fabio Quagriarella yang mampu mencetak gol selama 11 laga beruntun. Artinya, Ronaldo harus bisa mencetak gol lagi pada laga berikutnya ketika menjamu Brescia, pekan depan.
Sayangnya, kegembiraan Ronaldo itu sirna ketika lini belakang gelandang Juventus, Miralem Pjanic, melakukan kesalahan yang membuat penyerang Verona, Fabio Borini, bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-76. Eks pemain Chelsea, Liverpool, dan AC Milan itu, memotong operan dari Pjanic dan menceploskan bola ke tiang jauh gawang.
Juventus kembali melakukan kesalahan ketika bek Leonardo Bonucci menyentuh bola dengan lengannya. Giampaolo Pazzini yang mendapat kesempatan untuk mengambil tendangan penalti pun sukses menjalankan tugasnya dan mencetak gol kemenangan pada menit ke-86. Dalam 10 menit, Juventus menghancurkan diri sendiri.
“Kami telah melakukan sesuatu yang tidak pernah diduga banyak orang, yaitu mengalahkan Juventus sebagai tim terkuat di Serie A,” kata Borini dilansir laman Hellas Verona. Kepercayaan diri dalam mengatasi ketertinggalan merupakan modal bagi para pemain untuk memenangi laga tersebut.
Pernah juara
Pencapaian Verona pada musim ini di Serie A memang tidak terduga. Pada musim lalu, mereka masih bertarung di Serie B dan finis di peringkat kelima. Mereka mendapatkan promosi ke Serie A setelah bisa menyingkirkan Perugia, Pescara, dan Cittadella, dalam babak playoff.
Namun, Verona bukanlah tim baru di Serie A karena mereka sudah menjalani 29 musim di liga kasta tertinggi Italia hingga saat ini. Bahkan, mereka pernah meraih scudetto atau menjuarai Serie A pada musim 1984-1985 ketika dilatih oleh Osvaldo Bagnoli. “Bagi warga Verona, Bagnoli itu disejajarkan dengan Bill Shankly (pelatih) di Liverpool, mereka adalah orang yang membawa kebahagiaan,” ujar jurnalis La Gazzetta dello Sport, Matteo Fontana, dikutip The Guardian.
Pencapaian Verona pada musim 1984-1985 itu pun bisa disamakan dengan dongeng Leicester City yang menjuarai Liga Inggris pada musim 2015-2016 ketika dilatih Claudio Ranieri. Verona dan Leicester sama-sama tim yang datang dari negeri antah berantah dan tiba-tiba merebut trofi.
Bagnoli dan Verona bisa meraih kejayaan meski pada waktu itu Serie A ditaburi bintang-bintang yang kini menjadi legenda sepak bola. Diego Maradona di Napoli, Michel Platini di Juventus, dan Karl-Heinz Rummenigge di Inter Milan. Namun, kesalahan di dalam manajemen membuat Verona limbung dan kemudian harus bolak-balik antara Serie A dan Serie B pada musim-musim berikutnya.
Hingga pada akhirnya Verona kini dilatih Ivan Juric yang menggunakan pendekatan berbeda. “Kami membentuk sekumpulan anak muda yang haus kemenangan. Mereka bisa bermain sepenuh hati dan bisa memberikan segalanya meski sudah lelah,” kata Juric.
Verona mampu memberikan tekanan kepada lawan hingga menit-menit akhir dan lihai melihat kesalahan lawan. Pertahanan cukup solid karena mereka memiliki kiper tangguh seperti Marco Silvestri. Meski faktor keberuntungan juga masih sangat besar ketika Juventus gagal mencetak gol saat tendangan Ronaldo maupun Douglas Costa sempat membentur tiang dan mistar gawang.
Dengan kemenangan ini Verona berada di peringkat keenam, tempat tiket Liga Europa musim depan bisa diperoleh. Sementara Juventus tertahan di puncak klasemen dengan 54 poin dan membuka jalan bagi Inter Milan maupun Lazio untuk mendekat.
“Kami kehilangan poin karena ceroboh,” kata Pelatih Juventus, Maurizio Sarri. Juventus yang sudah terbiasa memenangi laga demi laga kini harus ikut waspada terhadap tim-tim lain yang bisa membuat kejutan seperti Verona. (AFP/REUTERS)