Trump Usulkan Pemotongan Anggaran Bantuan Asing dan Jaminan Sosial
›
Trump Usulkan Pemotongan...
Iklan
Trump Usulkan Pemotongan Anggaran Bantuan Asing dan Jaminan Sosial
Presiden Donald Trump mengusulkan pemotongan anggaran bantuan asing dan jaminan sosial pada rencana anggaran pendapatan dan belanja AS tahun 2021 serta memperkuat militer dan proyek infrastruktur.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengusulkan pemotongan anggaran 21 persen untuk bantuan asing dan program jaminan sosial dalam rencana anggaran tahun 2021 yang mencapai 4,8 triliun dollar AS.
Seorang pejabat Pemerintah AS, Senin (10/2/2020), menyebutkan, dalam rencana pendapatan dan belanja 2021, anggaran bagi bantuan asing 2020 sebesar 55,7 miliar dollar AS diusulkan untuk dipangkas menjadi 44,1 miliar dollar AS pada 2021.
Dalam usulannya untuk tahun 2021, Trump juga mengalokasikan 130 miliar dollar AS untuk penetapan harga obat resep Medicare yang baru, memotong anggaran program jaring pengaman sosial 292 miliar dollar AS (seperti untuk persyaratan kerja untuk Medicaid dan kupon makan), dan memangkas anggaran untuk penyandang disabilitas sebesar 70 miliar dollar AS. Hal tersebut jelas memicu kemarahan Demokrat.
Hasil pemangkasan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk mendanai proyek infrastruktur dan pertahanan. Pemerintahan Trump juga menargetkan ada penghematan 2 triliun dollar AS dari program wajib di AS. Anggaran belanja AS 2021 mengasumsikan pendapatan sebesar 3,7 triliun dollar AS.
Tahun lalu, Trump juga mengajukan pemangkasan anggaran untuk bantuan asing namun gagal karena menghadapi penolakan dari Kongres. Rencana anggaran Trump yang terbaru ini pun kemungkinan besar takkan disetujui DPR AS yang didominasi Demokrat. Terlebih tahun ini adalah tahun politik.
Dalam kampanyenya tahun 2016, Trump menjanjikan membangun tembok pembatas di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Karena itulah, ia berupaya mencari tambahan 2 miliar dollar AS untuk meneruskan proyek pembangunan tembok itu, jumlah yang lebih kecil dibandingkan proposalnya tahun lalu yang sebesar 8,6 miliar dollar AS.
Setelah proposal itu ditolak Kongres, pemerintah akhirnya mengalihkan anggaran militer untuk membiayai proyek pembangunan tembok pembatas tersebut. Seorang pejabat senior menyatakan, Gedung Putih takkan melakukan hal itu lagi tahun ini.
Perbaikan infrastruktur
Dalam anggaran belanja tahun 2021, anggaran untuk perbaikan infrastruktur dialokasikan sebesar 1 triliun dollar AS. Baik Demokrat maupun Republik menilai perbaikan infrastruktur ini prioritas.
Di era kompetisi kekuatan, memotong investasi yang penting ini tidak sesuai dengan kenyataan dunia saat ini.
Selain itu, anggaran militer naik 0,3 persen menjadi 740,5 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, diusulkan agar anggaran pertahanan dan veteran lebih tinggi dibandingkan yang lain. Akan tetapi, mantan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Mike Mullen khawatir pemangkasan anggaran untuk bantuan asing akan menurunkan jejak sipil AS di seluruh dunia yang bisa mengurangi kebutuhan akan intervensi militer.
”Di era kompetisi kekuatan, memotong investasi yang penting ini tidak sesuai dengan kenyataan dunia saat ini,” tulis Mike dalam suratnya yang ditujukan kepada pemimpin Kongres. ”Ini adalah masa di mana investasi dalam diplomasi dan pembangunan lebih diperlukan.”
Para pejabat Pemerintah AS juga mengatakan bahwa Trump akan mengajukan penambahan anggaran International Development Finance Corporation (DFC) menjadi 700 juta dollar AS dari tahun sebelumnya 150 juta dollar AS.
DFC dibentuk sebagai bagian dari usaha AS mengimbangi pengaruh ekonomi China yang terus berkembang. Lembaga menyediakan pinjaman pada bank pembangunan yang bermitra dengan swasta di negara-negara berkembang.
Di samping itu, lembaga tersebut juga berperan sebagai pilihan alternatif pembiayaan dari praktik pembiayaan ”predator” China. Dengan skema itu, para pejabat AS ingin mengimbangi kekuatan dan pengaruh China dan membantu negara-negara untuk menghindari diplomasi ”perangkap utang” Beijing.
”Setiap negara mengetahui kelemahan bekerja sama dengan pemerintah yang otokratis,” kata Adam Boehler, pimpinan DFC dalam sebuah wawancara. ”Ada sedikit negara di dunia yang tidak akan memilih pasar modal swasta AS... Itulah yang kami wakili.” (REUTERS)