Bersin menyemburkan udara panas dan lembab dalam berbagai ukuran berisi kuman. Percikan besar tersebar sejauh 1-2 meter. Percikan halus menyebar sampai 6-8 meter dan bertahan dalam hitungan detik hingga minggu di udara.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·3 menit baca
Wabah virus korona tipe baru menimbulkan ketakutan di seluruh dunia karena penularan yang cepat dan masif. Masker penutup mulut dan hidung nyaris hilang dari pasar karena diborong. Kalau masih adapun, harganya sudah meningkat berkali-kali lipat dari biasanya.
Hal itu tak terlepas dari kekhawatiran orang tertular virus yang menyebar melalui percikan cairan batuk dan bersin penderita. Bahkan, sempat terjadi unjuk rasa warga Natuna yang keberatan pulau tempat tinggal mereka dijadikan tempat karantina bagi warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China.
Sejauh mana virus bisa menyebar dari batuk dan bersin penderita?
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, percikan cairan dari bersin yang tak ditutup rata-rata menyebar sampai sekitar 2 meter.
Seorang ahli fisika matematika, Lydia Bourouiba, yang menjadi Kepala Laboratorium Dinamika Fluida dari Transmisi Penyakit di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), memimpin sekelompok ilmuwan untuk meneliti bersin. Hasil penelitian, yang dilengkapi video gerak lambat (slow motion) bersin, kemudian dipublikasikan di New England Journal of Medicine, Agustus 2016.
Menurut Bourouiba, tak seperti yang diduga selama ini, percikan cairan dari semburan bersin tidak berbentuk sama. Begitu percikan cairan keluar dari mulut dan hidung, berlangsung proses fisika rumit. Kombinasi kekuatan bersin dan turbulensi cairan menyebabkan terbentuknya berbagai ukuran partikel dari butiran halus sampai tetesan cairan yang lebih besar.
”Ada banyak ukuran percikan cairan pada semburan bersin. Semburan berbentuk awan berisi udara panas dan lembab. Semburan itu mengalami turbulensi, yakni berputar, berpusar serta bergerak sangat cepat,” ujarnya seperti dikutip laman NPR. Kondisi ruangan seperti aliran udara, kelembaban dan suhu sangat berpengaruh pada pergerakan dan putaran semburan bersin.
Ada banyak ukuran percikan cairan pada semburan bersin. Semburan berbentuk awan berisi udara panas dan lembab. Semburan itu mengalami turbulensi, yakni berputar, berpusar serta bergerak sangat cepat.
Karena itu, penelitian tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki desain sistem ventilasi di rumah sakit. Dengan demikian, percikan cairan yang mengandung kuman dari pasien yang dirawat bisa dicegah agar tidak menyebar ke seluruh ruangan ataupun gedung. Perbaikan desain juga bisa diterapkan pada sistem ventilasi kendaraan umum, misalnya pesawat, gerbong kereta, dan bus.
Bourouiba menyatakan, selama ini orang berpikir, berada beberapa meter dari orang sakit sudah aman. Namun, dia dan tim membuktikan bahwa percikan halus dari bersin pada kondisi tertentu mampu bergerak dalam sebuah ruangan dalam hitungan detik. Percikan cairan yang cukup besar tersebar sejauh 1-2 meter, sedangkan percikan halus mampu menyebar hingga 6-8 meter. Percikan halus bahkan bisa melayang di udara hingga 10 menit.
Kita tidak bisa menghindari kuman dari bersin yang tidak ditutupi. Hasil penelitian tim dari Universitas Bristol, Inggris, bersin yang keras dapat menyemburkan percikan cairan dengan kecepatan lebih dari 160 kilometer per jam serta menyebarkan rata-rata 100.000 kuman ke udara. Jadi, kalaupun kita berusaha lari setelah ada yang bersin, tidak akan keburu.
Berbagai kuman bisa terkandung dalam percikan dari bersin atau batuk, antara lain virus penyebab batuk, pilek, cacar air, campak, serta bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. ”Percikan yang halus berpotensi masuk lebih dalam ke paru,” kata Allen Haddrell, salah satu peneliti. ”Percikan bioaerosol (dengan diameter lebih kecil dari rambut manusia) mampu bertahan di udara dalam hitungan detik hingga mingguan.”
Agar kuman tidak menyebar, sebaiknya tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin. Jika tak ada tisu, disarankan untuk menutup dengan siku dalam. Hal itu akan membantu agar kuman tidak menyebar jauh serta menjaga tangan Anda tidak terkena kuman. Jika menutup mulut dan hidung dengan tangan saat batuk atau bersin, segera cuci tangan Anda dengan air dan sabun atau memakai hand sanitizer yang mengandung minimal 60 persen alkohol.