Pengaruh Amien Rais, Ketua Dewan Kehormatan PAN, dalam kongres-kongres PAN sebelumnya sangat kental terasa. Namun, dalam kongres kali ini, Amien tak hadir di acara pembukaan. Apa makna ketidakhadiran itu?
Oleh
Anita Yossihara, I Gusti Agung Bagus Angga Putra, dan Saiful Rijal Yunus
·4 menit baca
Suasana berbeda terasa pada pembukaan Kongres V Partai Amanat Nasional di Tugu Persatuan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020) malam. Bukan ingar bingar panggung hiburan yang menjadi pembeda, tetapi ketidakhadiran Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Sejak prosesi pembukaan dimulai pukul 21.00 hingga selesai, tidak terlihat sosok Amien yang merupakan pendiri PAN. Pada kursi barisan terdepan hanya terlihat Ketua Umum PAN 2010-2015 Hatta Rajasa, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Soetrisno Bachir, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Dradjad H Wibowo, Ketua Umum Zulkifli Hasan, dan Wakil Ketua Umum Asman Abnur. Mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno pun duduk sebaris dengan para petinggi PAN.
Tak hanya Amien, Wakil Ketua Umum Mulfachri Harahap juga tak terlihat di Tugu Persatuan. Mulfachri yang mendapat dukungan dari Amien Rais itu menjadi satu-satunya bakal calon ketua umum PAN 2020-2025 yang tak menghadiri pembukaan kongres. Tiga bakal calon ketua umum lain, yakni Zulkifli, Asman, dan Dradjad, mengikuti prosesi pembukaan dari awal hingga akhir.
Ketidakhadiran Amien Rais tentu menimbulkan pertanyaan dan juga spekulasi. Apalagi Mulfachri, satu-satunya bakal calon ketua umum yang mendapat dukungan penuh dari Amien, juga tidak hadir.
Ini juga menjadi kongres pertama di mana Amien tidak menghadiri prosesi pembukaan. Pada empat kongres sebelumnya, Amien selalu hadir dan menyampaikan pidato di hadapan para pengurus dan kader PAN dari seluruh daerah di Indonesia.
Ini juga menjadi kongres pertama di mana Amien tidak menghadiri prosesi pembukaan. Pada empat kongres sebelumnya, Amien selalu hadir dan menyampaikan pidato di hadapan para pengurus dan kader PAN dari seluruh daerah di Indonesia.
Saat memberikan pidato di acara pembukaan kongres, Ketua Umum Zulkifli menyampaikan bahwa Amien tidak hadir karena sedang melakukan rapat penting. Melalui pesan singkat yang dikirim kepada Ketua Panitia Pelaksana Kongres V PAN Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, Amien mempersilakan panitia melanjutkan prosesi pembukaan kongres.
”Yang kita muliakan, kita hormati, kita cintai, Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais, yang baru saja mengirimkan pesan, tadi satu jam yang lalu ke Mas Eko, (Amien) sedang rapat penting. Mudah-mudahan bisa hadir, tapi kalau tidak katanya silakan acara dilanjutkan,” kata Zulkifli.
Sementara Mulfachri mengaku, tidak mengetahui jika pembukaan kongres digelar di Tugu Persatuan. Menurut Mulfachri, ia mendapat undangan pembukaan kongres di Ballroom Hotel Claro pada Senin pukul 19.00 WITA.
Zulkifli vs Mulfachri
Kontestasi pemilihan ketua umum pada kongres kali ini tergolong ketat. Meski terdapat empat bakal calon ketua umum yang mendaftar, hanya kandidat petahana Zulkifli dan Mulfachri yang bersaing ketat.
Dua politikus yang sama-sama menempuh pendidikan di Universitas Krisnadwipayana itu saling mengklaim mendapat dukungan pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD), pemilik suara. Meski tak didukung Amien, Zulkifli mengklaim mengantongi 383 pemilik suara. Sementara Mulfachri meski hanya mendapat dukungan 355 suara, ia mendapat dukungan penuh dari Amien.
Pengalaman selama ini membuktikan bahwa kandidat yang didukung oleh Amien-lah yang bakal lolos menjadi ketua umum. Lihat saja pemilihan ketua umum dalam Kongres IV di Batam 2015. Kandidat ketua umum petahana Hatta Radjasa yang mendapatkan dukungan mayoritas pengurus daerah justru kalah dengan penantangnya, Zulkifli, yang mendapat dukungan penuh dari Amien. Padahal, Hatta juga didukung oleh para kader senior yang dekat Amien, seperti Dradjad dan Tjatur Sapto Edy.
Besarnya pengaruh Amien juga terlihat dalam Kongres III Batam tahun 2010. Tak ada satu pun peserta kongres yang menentang penetapan Hatta sebagai ketua umum periode 2010-2015. Bahkan, Dradjad, yang saat itu juga memperoleh dukungan dari mayoritas pengurus daerah, serta Ketua Umum 2005-2020 Soetrisno Bachir dan putra sulung Amien, Hanafi Rais, juga tidak memprotes keinginan Amien menjadikan Hatta sebagai ketua umum.
Zulkifli mengaku, pertarungan untuk memperoleh posisi ketua umum memang ketat. Dinamika sering kali terjadi sebagai bentuk demokrasi di dalam partai. Namun, persaingan ketat itu akan berakhir begitu kongres usai.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin melihat ketidakhadiran Amien Rais saat pembukaan Kongres V PAN lebih karena sikap Amien yang sedari awal terlihat kurang merestui jalannya kongres. Menurut Ujang, Amien Rais berpandangan ketua umum PAN harus dijabat satu periode.
Dengan majunya Zulkifli sebagai bakal calon ketua umum, Amien merasa seluruh kepanitiaan, baik panitia pengarah maupun panitia pelaksana, sudah dikondisikan oleh Zulkifli Hasan.
”Maka kalau Amien hadir, itu akan melegitimasi kemenangan Zulkifli Hasan,” ujar Ujang.
Menurut Ujang, tuah Amien Rais dalam kongres kali ini bakal memudar. Dalam artian, calon yang didukung oleh Amien, yaitu Mulfachri Harahap, tidak akan memenangkan kontestasi pemilihan ketua umum.
Apa pun alasannya, bagaimanapun kondisinya, tentu ketidakhadiran Amien menimbulkan banyak pertanyaan. Namun, siapa yang nanti akan memenangi pemilihan, akan sangat tergantung pada situasi dan kondisi di detik-detik terakhir menjelang pemungutan suara.