Mitsubishi ”Kepala Kuning” Fuso Targetkan Penjualan 46.900 Unit
›
Mitsubishi ”Kepala Kuning”...
Iklan
Mitsubishi ”Kepala Kuning” Fuso Targetkan Penjualan 46.900 Unit
Mitsubishi Fuso bertengger di papan atas. Mempertahankan pasar komersial tentu tidaklah mudah. Di tengah ketidakpastian pasar global, pasar dalam negeri diyakini masih menjadi peluang besar. Target pun ditingkatkan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelesuan pasar otomotif, terutama di model komersial, akibat berbagai faktor sepanjang tahun 2019 tak menyurutkan Mitsubishi Fuso yang dikenal sebagai si ”Kepala Kuning” membangun optimisme baru. Tahun 2020, target penjualan ditetapkan 46.900 unit.
Optimisme baru yang diungkapkan dalam Media Gathering di Jakarta, Selasa (11/2/2020), tersebut tidak hanya melihat adanya peluang yang semakin terbuka, tetapi juga dibangun karena semangat Mitsubishi yang akan memasuki 50 tahun perjalanan bisnisnya di Indonesia.
Presiden Direktur PT Mitsubishi Fuso Atsushi Kurita mengatakan, pasar otomotif dunia mengalami masa sulit pada 2019. Begitu pula di Indonesia, kondisi pasar dipengaruhi ketidakpastian pasar global sehingga permintaan menurun 19 persen dibandingkan dengan tahun 2018.
Meski demikian, PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) berhasil mempertahankan posisi absolute market leader dengan pangsa pasar 44,2 persen atau meningkat 0,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu faktornya adalah kehadiran produk baru di segmen medium dutty truck (MDT) yang bernama Fighter. Sebanyak 15 varian Fighter menawarkan solusi bisnis kepada konsumen di Indonesia.
”Saya bangga. Fighter dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dengan respons positif. Hasilnya, pangsa pasar kami di segmen MDT mencapai 23,4 persen, meningkat 4,2 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya,” kata Atsushi.
Dengan pencapaian tersebut, tiga poin terget perusahaan dapat dipertahankan. Pertama, mempertahankan posisi absolute market leader. KTB selaku distributor Mitsubishi Fuso di Indonesia menjadi pemimpin pasar yang tak tergoyahan sejak memulai bisnisnya di Indonesia.
Kedua, KTB menjadi perusahaan yang memimpin dan diperhitungkan. ”Perusahaan kami tidak hanya diakui secara lokal, tetapi juga global. Kami dinobatkan sebagai the Best Distributor dan Daimler Truck Asia pada tahun 2019,” ujar Atsushi.
Poin ketiga, Fuso senantiasa dapat hadir dalam keseharian masyarakat sebagai penyedia solusi bisnis yang menyeluruh. Berbagai inovasi mendorong KTB untuk menyediakan nilai tambah bagi konsumennya dalam kegiatan bisnis. KTB menjadi distributor resmi kendaraan niaga dari Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC).
Target 2020
Penetapan target 2020 sebesar 46.900 unit ditetapkan berdasarkan analisis dan performa pasar sepanjang tahun 2019. Total kendaraan niaga yang berhasil dipasarkan saat itu mencapai 94.323 unit, menurun 19 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 116.421 unit.
Mitsubishi Fuso mendominasi pasar kendaraan niaga secara mutlak dengan menguasai pangsa pasar sebesar 44,2 persen atau setara 41.736 unit. Secara detail, produk Colt Diesel sebesar 36.575 unit dengan pangsa pasar 55,4 persen di segmen LDT. Sementara Fuso dan Fighter sebesar 5.161 unit dengan pangsa pasar 23,4 persen yang meningkat cukup signifikan.
Fighter yang memiliki 15 varian diklaim mampu memenuhi kebutuhan bisnis di berbagai sektor, mulai dari logistik, infrastruktur, hingga agrokultur. Hasilnya, sebanyak 1.581 Fighter berhasil dipasarkan selama tahun 2019.
Tahun 2020, target KTB mencapai 46.900 unit atau diperkirakan tumbuh 7 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Secara rinci, target tersebut diperoleh dari model Colt Diesel 40.400 unit, sedangkan Fuso dan Fighter 6.500 unit.
Untuk mencapai target tersebut, KTB menyiapkan varian terbaru MDT Fighter FN61FL HD (6X2) dengan mesin bertenaga 270 PS, transmisi Eaton 9 percepatan, Final Gear 6.166, serta panjang sasis mencapai 9,8 meter. Hal ini disiapkan untuk menjawab kebutuhan konsumen di sektor logistik on-road. Total ada 18 varian Fighter pada 2020.
Dony Hermawan, Head of PR dan CSR Department KTB, mengatakan, ”Tahun 2020 kami menyadari betul akan banyak tantangan yang masih dihadapi pemain otomotif, terutama di sektor industri dan bisnis. Itu karena situasi pasar yang masih strugling.”
Namun, regulasi, baik secara nasional maupun global, bisa menjadi alat untuk mempersiapkan diri dengan penyesuaian model dan spesifikasi menghadapi pasar tahun ini. Penyesuaian itu termasuk menghadapi kebijakan pemerintah yang fokus pada over dimension over loading (ODOL) dan menyesuaikan kebijakan bahan bakar B30.
Sepanjang tahun 2019, pasar terbesar di luar Jawa masih dipegang Sumatera sebesar 27 persen. Penjualan di Jawa masih mencapai 54 persen, di antaranya Jabotabek 22 persen, Jawa Barat 17 persen, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 11 persen. Selebihnya, Kalimantan 12 persen dan Sulewesi-Indonesia bagian timur (IBT) sebesar 7 persen. KTB berharap, adanya ibu kota baru di Kalimantan, Fuso bisa berkontribusi lebih besar di wilayah tersebut dan juga di tingkat nasional secara keseluruhan.
Duljatmono, Direktur Penjualan dan Pemasaran KTB, menjelaskan, kontribusi di sektor logistik diperkirakan meningkat. Ini ditunjang juga oleh kontribusi pemerintah dalam membangun infrastruktur saat ini.
Menyangkut bahan bakar B30, Duljatmono menjelaskan, kebijakan B30 sudah bersifat mandatori. Selama ini KTB sudah menyertakan produk Colt Diesel untuk diuji. Secara prinsip, produk ini sudah siap untuk menggunakan bahan bakar B30.
Untuk Fuso, kata Duljatmono, spesifikasi teknis memang perlu dilakukan modifikasi supaya dapat menyesuaikan bahan bakar B30. Ini berupa penambahan komponen prefilter untuk menyaring bahan bakar sehingga tidak mengganggu kinerja mesin.
”Model Fighter tidak masalah dengan bahan bakar B20 selama ini. Untuk penggunaan B30, kemungkinan masih harus dicek, modifikasi dan diuji. Kita membutuhkan komponen triple filter,” kata Duljatmono.