Optimisme menyelimuti tim Red Bull Racing menjelang tes pramusim Formula 1 2020. Pebalap tim Red Bull, Max Verstappen, sangat siap meruntuhkan takhta juara bertahan F1 milik Lewis Hamilton dari tim Mercedes.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SILVERSTONE, RABU —Menjelang tes pramusim Formula 1 2020 di Sirkuit Catalunya, Barcelona, 19-21 Februari, optimisme membubung tinggi di kubu Red Bull Racing. Tim yang sempat dijuluki ”Tim Pesta” itu terus tumbuh dan menjadi penantang bagi tim-tim legendaris seperti Mercedes dan Ferrari. Musim ini, mobil RB16 yang menggunakan mesin Honda menunjukkan performa awal yang menjanjikan saat dipacu oleh Max Verstappen saat tes shakedown di Sirkuit Silverstone, Inggris.
Verstappen menjadi pebalap pertama yang memacu mobil F1 2020, Rabu (12/2/2020), di Silverstone, dalam agenda pembuatan film serta tes awal mobil. Pebalap asal Belanda berusia 22 tahun itu mendapatkan kesan yang sangat positif dari RB16, yang dinilai lebih baik dari mobil musim lalu. Jika performa RB16 meningkat dan andal, Verstappen bisa menjadi penantang yang lebih berat bagi Lewis Hamilton, juara bertahan F1 dari tim ”Panah Perak” Mercedes.
Musim lalu, Verstappen finis ketiga di belakang dua pebalap Mercedes, Valtteri Bottas dan Hamilton. Dia meraih tiga kemenangan di Austria, Jerman, dan Brasil, serta sembilan kali naik podium. Pebalap yang mengawali kariernya di ajang gokar itu mengalahkan dua pebalap Ferrari, juara dunia empat kali Sebastian Vettel serta pebalap muda Charles Leclerc, yang masing-masing di posisi kelima dan keempat klasemen akhir.
”Hari ini semuanya berjalan lancar dan saya menantikan tes pekan depan. Target seluruh tim tentu saja berada pada posisi untuk juara dan menjadi lebih baik dari tahun lalu,” ujar Verstappen dalam video pendek yang diunggah di akun media sosial Red Bull Racing.
Usaha menghentikan dominasi Mercedes juga menjadi fokus Red Bull yang akan menguji keandalan RB16 di Catalunya.
”Ini musim dingin yang positif dan seluruh usaha yang dilakukan di belakang layar sangat mengesankan,” ujar bos Red Bull Racing, Christian Horner.
”Langkah berikutnya adalah menguji pembangkit tenaga dan sasis, serta memastikan integrasi mesin secara menyeluruh pada mobil,” kata Horner.
Atmosfer positif menjelang tes pramusim ini sangat penting untuk membangun optimisme tim dan para pebalap untuk bersaing menjadi juara dunia. Target pertama yang wajib dipenuhi di awal musim adalah menyelesaikan mobil 2020 tepat waktu. Jika terlambat, seperti yang dialami tim Williams musim lalu, hingga tidak bisa ikut tes pramusim pertama, itu sama dengan bencana. Dampak dari keterlambatan itu harus dibayar mahal oleh Williams dengan berada di dasar klasemen konstruktor, serta dua pebalapnya, Robert Kubica dan George Russell, berada di dua terbawah klasemen pebalap.
Mobil baru Ferrari
Musim ini, tim-tim besar, seperti Ferrari, Mercedes, dan Red Bull, menunjukkan pengembangan yang meyakinkan. Ferrari yang beberapa bulan lalu dikabarkan belum puas dalam tes wind tunnel untuk menguji aerodinamika meluncurkan mobil baru SF1000 dengan optimisme tinggi, Selasa.
Bos Ferrari, Mattia Binotto, bahkan menegaskan, ada perubahan ekstrem pada SF1000 dibandingkan SF90 yang dipacu musim lalu.
”Kami mengembangkan mobil dan berusaha mencari performa maksimumnya, berusaha memaksimalkan tingkat downforce, termasuk seluruh bagian mobil, (sasis) monokok, konstruksi pembangkit tenaga, dan gearbox dikemas ulang menjadi ramping, dan itu terlihat jelas,” ujar Binotto dikutip laman resmi Formula 1.
Masalah terbesar Ferrari musim lalu adalah keandalan mesin, aerodinamika, dan kerja sama tim. Mesin SF90 sangat cepat, melebihi mesin Mercedes W10 yang dipacu Hamilton. Namun, mesin SF90 kurang andal sehingga beberapa kali mengalami kerusakan dan penurunan performa di lap-lap akhir. Ferrari musim lalu hanya tiga kali memenangi balapan, sedangkan Mercedes 15 kali finis terdepan. Mercedes memiliki mesin yang jauh lebih andal dibandingkan Ferrari, serta jitu mengembangkan mobilnya untuk bisa cepat di tikungan-tikungan lambat.
Selain masalah mesin, Ferrari juga dipusingkan dengan masalah kerja sama antara Leclerc dan Vettel. Hal ini menambah sulit usaha Ferrari menyaingi Mercedes. Persaingan rekan setim itu paling sengit di Brasil, hingga mobil keduanya bersenggolan dan gagal finis. Namun, mereka dianggap finis karena telah menyelesaikan lebih dari 90 persen balapan, Vettel finis ke-17 dan Leclerc ke-18.
”Kami berdua belajar dari apa yang terjadi di Brasil. Kami bebas membalap, tetapi kami juga rekan setim,” ujar Leclerc.
Kemampuan mesin SF1000 itu untuk menyaingi Mercedes W11, yang akan diluncurkan pada Jumat (14/2/2020), bisa lebih jelas diamati saat tes pramusim di Barcelona, pekan depan. Mercedes baru meluncurkan livery baru saat pengumuman kerja sama dengan sponsor baru INEOS pada Senin.