Wabah penyakit yang dipicu virus korona baru atau Covid-19 berdampak pada sejumlah produksi industri teknologi. Beberapa perusahaan gawai di China terpaksa menghentikan produksi.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Epidemik virus korona baru telah memengaruhi berbagai sendi kehidupan, termasuk di sektor teknologi. Wabah penyakit yang dipicu virus korona baru atau Covid-19 itu membuat sejumlah perusahaan perangkat elektronik di China membatasi perjalanan karyawan demi melindungi keselamatan dan kesehatan mereka. Bahkan beberapa pabrik gawai terpaksa tidak beroperasi.
Akibatnya, pasokan gadget atau gawai dan benda-benda elektronik menjadi terhambat. Selain itu, beberapa perusahaan memutuskan akan menunda peluncuran sejumlah produk elektronik mereka.
Dikutip dari Abacus News pada Jumat (14/2/2020), setidaknya ada lima pasokan perangkat elektronik dan kendaraan listrik yang terdampak virus korona baru, yaitu headset populer VR Oculus Quest; Nintendo Switch; telepon genggam Xiaomi, Asus, Rog; mobil listrik Tesla Model 3; dan Apple Airpods. Beberapa gim elektronik seperti Game Honor of Kings, versi lokal Arena of Valor, sempat eror karena pelonjakan jumlah pemain yang drastis dan tiba-tiba.
Kabar berkurangnya pasokan headset VR Oculus Quest disampaikan oleh Facebook beberapa hari lalu. Seorang juru bicara Facebook mengatakan, perangkat itu mencapai permintaan yang tinggi. Namun, produksi dan ketersediaannya terganggu kemungkinan akibat virus korona.
Facebook merupakan perusahaan yang mempunyai bisnis iklan cukup besar di China. Perusahaan itu telah membatasi perjalanan karyawan dari atau menuju China. Mereka menyarankan pekerja bekerja dari rumah agar tidak tertular virus korona. Langkah serupa telah dilakukan perusahaan besar lain, seperti Google, Microsoft, dan Apple.
Perusahaan gim Nintendo meminta maaf kepada masyarakat karena pasokan seri Switch terhambat akibat virus korona. Perusahaan itu menjelaskan, virus berdampak pada salah satu tim yang memproduksi alat permainan itu. Virus korona tidak hanya memengaruhi produksi perangkat keras, tetapi juga perangkat lunak.
Sementara itu, perusahaan Microsoft dan Sony belum menyatakan ada pasokan perangkat elektronik yang terhambat. Tetapi, perusahaan analitik Jefferies menduga virus korona akan menghambat produksi perangkat elektronik dari kedua perusahaan. Apalagi, kedua perusahaan ini berencana meluncurkan permainan video Xbox dan PlayStation generasi berikutnya akhir tahun ini.
Earphone tanpa kabel yang menjadi salah satu produk andalan Apple juga mengalami kelangkaan. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat Apple meminta pemasok AirPod membangun perusahaan di Vietnam. Namun, mayoritas produksi AirPod masih dilakukan di China. Ini menjadi ironis mengingat Apple meminta para pemasok untuk meningkatkan produksi earphone tanpa kabel itu menjadi 45 juta unit pada semester pertama tahun ini.
Sejak awal bulan ini, perusahaan teknologi besar telah mengumumkan untuk sementara waktu menutup semua kantor perusahaan, pabrik, dan toko ritel di seluruh China.
Virus korona juga telah mengganggu produksi telepon genggam, seperti Asus dan Xiaomi. Aktivitas perusahaan-perusahaan telepon genggam lainnya yang membuka pabrik di China juga diprediksi akan terganggu akibat virus yang telah menewaskan lebih dari 900 orang di China tersebut. Selain itu, mobil elektronik Tesla juga terdampak virus.
Akhir bulan lalu, perusahaan Huawei memutuskan menunda jadwal konferensi pengembangan HDC.Cloud 2020 di China akibat penyebaran virus korona. Acara yang semula dijadwalkan pada 11-12 Februari 2020 itu diundur menjadi 27-28 Maret 2020. Menurut rencana, acara itu akan digelar di Shenzhen, yang terletak lebih dari 700 mil selatan Wuhan, tempat epidemik virus korona berasal.
Sejak awal bulan ini, perusahaan teknologi besar telah mengumumkan untuk sementara waktu menutup semua kantor perusahaan, pabrik, dan toko ritel di seluruh China. Perusahaan-perusahaan ini termasuk Apple, Samsung, Microsoft, Tesla, dan Google. Perusahaan Google juga telah menutup kantor di dekat Hong Kong dan Taiwan.
Kepala pegawai Apple, Deirdre O’Brien, menulis dalam e-mail internal bahwa kantor diperkirakan akan dibuka ”minggu depan” tanpa menyebut tanggal kapan perusahaan akan kembali beroperasi seperti biasa. Pembukaan kembali toko ritel juga belum dapat dipastikan. ”Pembersihan tambahan, protokol kesehatan, dan pembatasan lokal di sekitar ruang publik menjadi faktor dalam keputusan ini,” tulisnya.