Tidak ada lagi tamu dari China di Indonesia, termasuk Bali, sejak awal Februari. Itu karena penerbangan langsung dari China ditutup untuk sementara
Oleh
Cokorda Yudistira/Ismail Zakaria/Irma Tambunan/Aditya Putra Perdana
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS - Merebaknya virus korona tipe baru, COVID-19, memukul industri jasa wisata dan perikanan ekspor-impor di Tanah Air. Di Bali, sektor pariwisata menggerakkan 70 persen perekonomian.
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, penurunan jumlah kunjungan tak dikaitkan dengan ketakutan wisatawan untuk berwisata, sedangkan di Kota Batam, Kepulauan Riau, terdampak berhentinya kunjungan wisatawan Korea Selatan dan China karena larangan perjalanan di Singapura, pintu masuk ke Batam.
”Ada dampak psikologis yang memengaruhi minat orang untuk travelling,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat pengarahan ”Kebijakan Pemerintah Dalam Menghadapi Imbas Virus Korona” di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali di Denpasar, Kamis (13/2/2020).
Di Lombok, sejak memasuki masa rendah kunjungan, Januari lalu, jumlah penumpang kapal cepat asal Bali yang didominasi wisatawan mancanegara berkurang. Menurut Ismail Yakub, pengelola Ostina Fast Boat, kapal cepat rute Bali-Gili, pada musim ramai (Juli-Agustus), wisatawan yang masuk Gili bisa 3.000 orang per hari. Saat ini, sekitar 1.000 orang per hari.
Tidak ada lagi tamu dari China di Indonesia, termasuk Bali, sejak awal Februari.
”Tidak ada pengaruh. Dari dulu memang seperti ini setiap low season. Kondisi yang sama sebelum gempa. Kalau pascagempa memang sepi sekali,” kata Ismail. Di Kota Batam, meski tidak ada pengurangan jumlah perjalanan feri Batam-Singapura, jumlah penumpang yang turun ke pelabuhan internasional Kota Batam susut hingga 40 persen. Pemeriksaan kesehatan dilakukan di pintu-pintu masuk ke Batam.
Di Denpasar, Ketua Divisi Bahasa Mandarin Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali Efendy menyebutkan, lebih dari 1.000 pramuwisata khusus wisman China di Bali sudah merasakan dampak berkurangnya kunjungan wisman China. ”Tidak ada lagi tamu dari China di Indonesia, termasuk Bali, sejak awal Februari. Itu karena penerbangan langsung dari China ditutup untuk sementara,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali per Februari 2020, jumlah kunjungan wisman dari China sepanjang Februari 2019 mencapai 1,19 juta kunjungan atau 19,01 persen dari keseluruhan wisman ke Bali, 6,27 juta kunjungan.
Siapkan langkah
Pemerintah, kata Wishnutama, mencermati dampak penyebaran penyakit akibat virus COVID-19 itu dan sedang menyiapkan langkah serta kebijakan yang tepat dan komprehensif yang melibatkan semua kementerian. Dari sektor perikanan, lebih dari 1.300 nelayan udang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, kehilangan sumber penghasilan setelah merebaknya virus korona.
Tangkapan udang belalang yang selama ini diekspor ke China terhenti akibat terputusnya lalu lintas ke negara itu. Permintaan dari eksportir pun terhenti. ”Harga udang jatuh. Kalaupun kami paksakan melaut, hasilnya malah rugi,” kata Bustami, nelayan di Kampung Nelayan Tungkal Ilir.
Harga udang belalang ukuran 30 cm anjlok menjadi Rp 20.000 per kg dari Rp 140.000 per kg. Biasanya, menjelang dan selama Imlek, harga udang naik hampir dua kali lipat. Kini, permintaan terhenti dan harganya jatuh. Sebagian nelayan menganggur.
Harga udang jatuh. Kalaupun kami paksakan melaut, hasilnya malah rugi.
Kelesuan juga tampak di agen-agen penjualan udang belalang di Kuala Tungkal. Pengelola agen udang terbesar di sana, Indra Gunawan, mengatakan, biasanya mengirim 1.000-2.000 udang per hari ke Jakarta untuk diekspor ke China. Namun, sejak Februari, pengiriman terhenti.
Ekspor perikanan dari Jawa Tengah ke China pun terimbas. Menurut data Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, rata-rata pengiriman kontainer produk perikanan beku ke China mencapai 50 unit per bulan.
Namun, sepanjang Februari pengiriman baru 10 unit. ”Situasi di sana belum kondusif,” kata Kepala BKIPM Semarang R Gatot Perdana. Beberapa hari lalu ada laporan eksportir yang tak bisa bongkar muat di pelabuhan di Hubei, China. Satu kontainer itu berisi 28 ton daging rajungan.