Warga Inisiasi Tanam Ribuan Pohon Tangkal Longsor di Lereng Lempuyang
›
Warga Inisiasi Tanam Ribuan...
Iklan
Warga Inisiasi Tanam Ribuan Pohon Tangkal Longsor di Lereng Lempuyang
Warga lereng Gunung Lempuyang di Desa Bunutan, Kabupaten Karangasem, Bali, yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunas Muda menginisiasi menanam ribuan pohon jati putih untuk mencegah longsor.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Warga lereng Gunung Lempuyang di Desa Bunutan, Kabupaten Karangasem, Bali, yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunas Muda menginisiasi penanaman ribuan pohon jati putih atau Gmelina (Gmelina arborea Roxb). Penanaman ini sebagai upaya mitigasi longsor yang beberapa kali terjadi dan sebagian besar berupa bebatuan, bukan tanah.
Penanaman ribuan pohon jati putih dimulai bulan Desember 2019 hingga saat ini secara bertahap. Menurut rencana, warga menanam sekitar 20.000 batang pohon di lahan pribadi anggota kelompok seluas 17 hektar atau masing-masing anggota menanam pohon di 1 hektar lahannya. Pada Hari Kasih Sayang atau Valentine, 14 Februari 2020, mereka bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem menggelar penanaman pohon sebagai tanda kasih sayang kepada alam.
Ketua Kelompok Tani Tunas Muda Bunutan I Wayan Sumadiana mengatakan, penanaman jati putih tidak bisa dilakukan serentak karena pohon ini memerlukan perawatan dan mendapatkan hujan sedang.
”Hujan belum merata setiap hari. Musimnya pun bergeser dari yang biasanya bulan Desember sudah hujan. Maka, kami memutuskan penanamannya bertahap,” kata Sumadiana di Karangasem, Sabtu (15/2/2020).
Ia menambahkan, terdapat beberapa kelompok tani di wilayahnya. Setiap kelompok memiliki kebebasan memilih pohon untuk mitigasi, seperti jati putih dan mete. Semua ditanam di lahan masyarakat.
Hujan belum merata setiap hari. Musimnya pun bergeser dari yang biasanya bulan Desember sudah hujan. Maka, kami memutuskan penanamannya bertahap.
Desa Bunutan memiliki struktur geografis lereng-lereng karena dikepung Gunung Lempuyang. Jarak dari pusat ibu kota Bali, Denpasar, sekitar 94 kilometer ke arah timur Pulau Bali.
Berdasarkan data BPBD Bali, pada bulan Januari 2020 di Kabupaten Karangasem terjadi bencana tanah longsor sebanyak empat kali. Tidak ada korban jiwa dan luka. Sementara akibat cuaca ekstrem, pohon tumbang terjadi hampir di sembilan kabupaten/kota di Bali. Dari total 201 pohon tumbang, sebagian besar terjadi di Kabupaten Karangasem.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa mengatakan, kerja sama ini memberi manfaat mitigasi. Desa Bunutan, lanjutnya, memang memiliki potensi bencana longsor. Beberapa kali terjadi longsor serta pernah menutup akses jalan dari dan menuju desa tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Menurut Arimbawa, pohon jati putih dipilih karena akarnya tunggal dan dapat berfungsi sebagai penahan air saat musim hujan. Selain itu, pohon jati putih juga memiliki nilai ekonomi.
Wilayah Bunutan yang berlereng-lereng itu juga sebagian menjadi perkebunan mete. Bambu juga ditanam oleh warga. Wilayah tersebut sudah ditanami rumpun bambu. Ekonomi warga desa ditopang dari perkebunan dan sebagai nelayan di Pantai Amed.
Desa ini juga aktif dalam pelestarian pesisir karena wilayahnya berupa lereng hingga pesisir pantai. Mereka menyusun peraturan desa yang memasukkan batas-batas wilayah yang diperbolehkan untuk warga memancing agar tidak semua dieksplorasi sehingga laut lestari.
Arimbawa mengapresiasi inisiasi Kelompok Tani Tunas Muda ini melalui program penghijauan. Gerakan penghijauan yang dimulai dari masyarakat menandakan kesadaran ingin selamat dari bencana telah tertanam di tataran masyarakat perdesaan.
Kesadaran ini terus digaungkan. Apalagi, lanjutnya, Karangasem termasuk wilayah yang berpotensi besar terdampak bencana longsor, banjir, serta bencana gunung api dari Gunung Agung. ”Petugas BPBD Karangasem mengapresiasi gerakan ini dan membantu kami menyebarkan informasi mitigasi bencana dari siklus alam,” ujarnya.