12 Jenazah Korban Jatuhnya Heli MI-17 Teridentifikasi
›
12 Jenazah Korban Jatuhnya...
Iklan
12 Jenazah Korban Jatuhnya Heli MI-17 Teridentifikasi
Tim Disaster Victim Identification Polda Papua berhasil mengidentifikasi 12 jenazah prajurit TNI AD yang menjadi korban jatuhnya helikopter Penerbad MI-17 di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua.
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim Disaster Victim Identification Polda Papua berhasil mengidentifikasi 12 jenazah prajurit TNI Angkatan Darat yang menjadi korban jatuhnya helikopter Penerbad MI-17 di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua. Semua korban segera diterbangkan ke daerah asal masing-masing untuk dimakamkan.
Pengumuman itu disampaikan pihak Polda Papua bersama Kodam XVII/Cenderawasih di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Minggu (16/2/2020). Pengumuman dihadiri Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua Komisaris Besar drg Agustinus Mulyanto Hardi, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, Kepala Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel CKM dr Djanuar Fitriadi, Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Inf Dax Sianturi, perwakilan Penerbad TNI, dan keluarga korban.
Metode eksklusi adalah identifikasi yang bukan menggunakan data primer dan sekunder.
Agustinus mengatakan, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua mengidentifikasi 12 jenazah korban dari pukul 20.30 hingga pukul 23.00 WIT, Sabtu (15/2/2020). Adapun identitas para korban adalah Kapten CPN Aris Afik (30), Letnan CPN Ahwar Affandy (35), Kapten Bambang Saputra (45), Sersan Kepala Suriatna Wijaya Kusuma (32), Prajurit Satu Asharul Mashudi (27), Prajurit Kepala Dwi Purnomo (30), Sersan Dua Dita Ilham (24), Sersan Dua Ikrar Satya Nainggolan (26), Pratu Yanuarius Loe (27), Pratu Risno (24), Prada Sudjono Kaimuddin (25), dan Prada Tegar Hadi (23).
Sebanyak 11 korban berhasil teridentifikasi dari data primer seperti ciri fisik dan data sekunder yang meliputi properti di tubuh korban. Sementara satu korban, yakni Ikrar Satya Nainggolan, teridentifikasi melalui metode eksklusi. ”Metode eksklusi adalah identifikasi yang bukan menggunakan data primer dan sekunder. Namun, identitas korban dapat diketahui sebab 11 prajurit yang lain sudah teridentifikasi. Tak ada korban lagi selain dia,” papar Agustinus.
Djanuar Fitriadi mengapresiasi upaya tim DVI Polda Papua yang berhasil mengidentifikasi 12 jenazah prajurit dalam waktu cepat. ”Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab menyampaikan penghargaan tertinggi bagi tim DVI Polda Papua dan semua pihak yang terlibat proses identifikasi jenazah 12 prajurit,” ujar Djanuar.
Sementara Dax Sianturi mengatakan, pihaknya akan memulangkan 12 jenazah prajurit ke kampung halaman masing-masing dalam waktu dua hari ini. Tujuh jenazah dipulangkan ke Jawa Tengah serta masing-masing satu jenazah ke Maluku, Jawa Timur, Papua Barat, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur.
”Kami akan memulangkan delapan jenazah ke Semarang dan Surabaya pada Senin (17/2/2020) sekitar pukul 08.00. Sementara itu, direncanakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan melepas pemulangan empat jenazah lainnya ke Sorong, Kendari, Ambon, dan Kupang,” kata Dax.
Helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 lepas landas dari Bandara Oksibil pada 28 Juni 2019 pukul 11.44 WIT. Kemudian, helikopter dilaporkan hilang kontak pukul 11.49 di ketinggian 7.800 kaki. Seharusnya, helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang itu dijadwalkan tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11.
Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab bersama Bupati Pegunungan Bintang Constan Oktemka dan Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf Binsar Sianipar ikut langsung dalam penerbangan pencarian menggunakan heli AS 350 B2 milik Dimonim Air pada Senin (10/2/2020).
Pada hari yang sama, mereka menemukan puing-puing helikopter MI-17 di salah satu tebing pegunungan Puncak Mandala, Pegunungan Bintang. Badan helikopter dalam kondisi hancur karena diduga menabrak tebing di ketinggian 3.810 meter di atas permukaan laut.