Siat Jun Rela Anak Kembali ke Wuhan demi Menjadi Dokter
›
Siat Jun Rela Anak Kembali ke ...
Iklan
Siat Jun Rela Anak Kembali ke Wuhan demi Menjadi Dokter
Wuhan memang menebarkan ketakutan karena wabah virus korona tipe baru, Covid-19. Namun, demi menjadi dokter, pasangan orangtua di Kota Batam merelakan anak mereka kembali ke Wuhan, pada saatnya nanti.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
Wajah Siat Jun (52) dan suaminya, Usman (70), begitu ceria dapat kembali bertemu Juyanto (24), putra sulung mereka. Dalam pertemuan di area parkir bandara itu memang tidak ada pelukan antara ibu, bapak, dan anak. Namun, momen itu terlihat begitu spesial.
Juyanto merupakan satu dari 238 warga negara Indonesia yang dipulangkan dari Wuhan, China, awal Februari lalu. Sulung dari dua bersaudara itu berkuliah di Jurusan Kedokteran Universitas Wuhan sejak 2014. Sejak akhir tahun, kota Wuhan dihebohkan oleh wabah virus korona tipe baru, Covid-19.
Walaupun bisa kembali ke Indonesia, Juyanto tidak bisa langsung pulang ke rumahnya di Batam. Selama 14 hari sejak 2 Februari 2020, semua WNI yang dipulangkan mesti dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau. Ini untuk mengantisipasi masuknya virus korona tipe baru ke Indonesia.
”Bahagia sekali bisa ketemu anak karena tidak kejadian apa-apa. Semua sehat. Akhirnya, kami bisa kembali bersama,” kata Siat Jun di area parkir Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (16/2/2020) sore. Roman Siat Jun begitu senang, tak henti-henti tersenyum.
Pertemuan keluarga kecil itu memang sempat tertunda sekitar tiga minggu. Setiap tahun, saat libur Imlek, keluarga itu selalu berkumpul bersama. Juyanto semestinya pulang ke Batam pada 25 Januari 2020 untuk merayakan Imlek bersama keluarga. Sayang, sejak 23 Januari, akses keluar-masuk Wuhan distop.
Setidaknya selama empat belas hari Juyanto memilih lebih banyak bertahan di apartemennya. Ia tak begitu khawatir dengan wabah korona di Wuhan. Bahan makanan dan kebutuhan lainnya masih cukup. Sebagai calon dokter, ia juga paham soal proses penularan virus sehingga bisa mengantisipasi.
”Saya santai saja sebenarnya (selama di Wuhan). Sudah tahu bakal dijemput Pemerintah Indonesia meskipun tidak tahu kapan. Saya mengerti kondisinya,” kata Juyanto yang sekarang memasuki semester dua belas, semester akhir masa kuliah.
Berbeda dengan Juyanto, Siat Jun justru sangat khawatir dengan kondisi anaknya selama di Wuhan. Apalagi pemberitaan soal wabah korona baru sangat gencar.
”Sempat cemas selama anak di Wuhan. Ada apa, nih? Tapi anak, sih, oke aja. Dia bilang jangan takut, enggak ada apa-apa. Anak yang menenangkan kami. Ya, namanya orangtua pasti khawatir,” ujar Siat Jun.
Meskipun khawatir ketika korona baru mewabah, Siat Jun rela anaknya kembali ke Wuhan untuk menggapai cita-cita menjadi dokter. Keluarga menunggu informasi dari Universitas Wuhan kapan perkuliahan akan kembali dilanjutkan saat badai wabah korona baru berlalu.
Dua warga Kepulauan Riau
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana mengatakan, ada dua WNI asal Kepulauan Riau yang dikarantina di Natuna. Selain Juyanto, ada Apriyanti asal Tanjung Balai Karimun. Apriyanti tiba di bandara sekitar pukul 10.00 dan telah berkumpul bersama keluarga.
Tjetjep mengharapkan warga Kepulauan Riau yang sempat dikarantina di Natuna ini tidak mendapatkan diskriminasi dari masyarakat. Mereka punya hak bersosialisasi dan berkunjung ke tempat umum sebagaimana masyarakat lainnya.
”Mereka dalam keadaan sehat dan dinyatakan sehat dengan sertifikat bebas dari virus korona baru. Jangan sampai ada diskriminasi karena mereka punya hak bersosialisasi dan bepergian ke tempat umum. Kasihan mereka kalau masyarakat menghindari,” kata Tjetjep ketika menyambut kedatangan Juyanto di bandara.
Meskipun semua WNI yang dikarantina sudah dipastikan bebas dari virus korona, ujar Tjetjep, dinas kesehatan tetap terbuka untuk berkomunikasi dengan mereka. Kalau ada masalah, dinas siap membantu. ”Kami tidak khawatir, tetapi sudah seperti keluarga dengan mereka. Jadi kalau ada masalah, kami siap memberikan respons positif,” ujarnya.
Sementara itu, untuk kejadian di Kepulauan Riau, Tjetjep mengatakan, sejauh ini ada sepuluh orang yang dalam pengawasan atau pernah dalam pengawasan. Sembilan dari sepuluh orang itu telah dinyatakan negatif mengidap virus korona baru.
Dinas masih menunggu hasil laboratorium usap tenggorokan WNI yang dirujuk ke Rumah Sakit BP Batam dari Pelabuhan Batam Centre, Kamis (13/2/2020). WNI itu baru kembali dari Johor, Malaysia, setelah tiga minggu bekerja di sana.