Dipulangkan dari Wuhan, Mahasiswa Akan Belajar Jarak Jauh
›
Dipulangkan dari Wuhan,...
Iklan
Dipulangkan dari Wuhan, Mahasiswa Akan Belajar Jarak Jauh
Sebanyak 10 warga negara Indonesia asal Jawa Tengah yang telah diobservasi terkait wabah korona jenis baru di Natuna, Kepulauan Riau, merupakan mahasiswa. Mereka akan menjalani kuliah jarak jauh untuk sementara.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 10 warga negara Indonesia asal Jawa Tengah yang telah diobservasi terkait wabah korona jenis baru di Natuna, Kepulauan Riau, merupakan mahasiswa. Mereka dinyatakan sehat dan untuk sementara menjalani perkuliahan secara jarak jauh.
Setelah menjalani penerbangan dari Natuna ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 5 dari 10 mahasiswa tersebut tiba di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Sabtu (15/2/2020) malam. Sementara itu, 2 mahasiswa dipulangkan melalui Bandara Internasional Adisutjipto, DIY, sedangkan 3 lainnya menggunakan jalur darat.
Dari pantauan di Bandara Ahmad Yani, kelima mahasiswa itu terbang dengan menggunakan maskapai Batik Air dan mendarat pukul 21.49. Lantaran telah dinyatakan sehat, mereka menjalani penerbangan biasa. Namun, hingga sekitar pukul 23.00, mereka belum keluar dari dalam bandara.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, mengatakan, Pemprov Jateng mendampingi para mahasiswa sejak di Jakarta. ”Mereka sehat sehingga tak ada perlakuan khusus. Mereka dari sejumlah daerah, antara lain Tegal dan Semarang,” katanya.
Kendati telah dinyatakan sehat, kata Yulianto, pihaknya tetap melakukan pemantauan kepada 10 mahasiswa itu, setidaknya dua minggu ke depan. Namun, pemantauan tersebut sifatnya tidak kaku. Mereka hanya dipersilakan melapor jika ada berbagai keluhan terkait kondisi tubuh.
Terkait kelanjutan perkuliahan di China, Yulianto mengatakan, para mahasiswa akan menjalani kegiatan belajar-mengajar secara jarak jauh. ”Pembelajarannya nanti lewat internet atau jarak jauh. Itu dilakukan sampai menunggu pemberitahuan resmi (terkait situasi kondisi terbaru),” ujarnya.
Sebelumnya, warga yang telah diobservasi berangkat dari Pangkalan Udara Raden Sadjad, Natuna, Sabtu (15/2) pukul 13.15, dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 15.46. Mereka diterbangkan dengan pesawat TNI, yakni dua Boeing dan satu Hercules (Kompas.id, 15/2/2020).
Warga yang diobservasi itu terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 warga negara asing (suami dari WNI), 5 anggota tim pendahulu KBRI di Beijing, dan 42 orang tim penjemput, termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan. Mereka dinyatakan sehat.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Paranietharan, yang memantau observasi WNI di Natuna selama dua pekan, mengapresiasi kerja cepat Pemerintah Indonesia. ”Pemerintah Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari China terkait korona,” katanya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dokter Ariyanti menuturkan, hingga Sabtu, pemeriksaan terhadap penumpang dilakukan di Bandara Internasional Ahmad Yani telah dilakukan selama dua pekan. Tak ada satu pun penumpang didapati memiliki suhu tubuh panas atau gejala-gejala terkait virus korona.
”Alhamdulillah, sejauh ini penumpang dalam kondisi sehat. Pemeriksaan masih tetap akan kami lakukan sambil menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan,” kata Ariyanti.
Adapun pemeriksaan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani antara lain dengan thermal scanner dan alat dry aero fogger (untuk disinfeksi virus di kabin pesawat) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang. Juga telah dilakukan simulasi penanggulangan wabah korona di bandara.