Dewi Pujut Putri Arerien (19), salah seorang mahasiswa yang dievakuasi dari Wuhan dan diobservasi di Natuna, tiba di rumahnya di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (16/2/2020).
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Dewi Pujut Putri Arerien (19), salah seorang mahasiswa yang dievakuasi dari Wuhan, China, dan diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau, terkait virus korona tipe baru, tiba di rumahnya di Desa Gapura, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (16/2/2020). Keluarga dan pemerintah daerah menyambut dengan hangat dan penuh sukacita.
Putri tiba di Bandara Internasional Lombok sekitar pukul 09.00 Wita. Ia disambut oleh keluarga yang didampingi Asisten I Sekretariat Daerah Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram, dan Lembaga Pengembangan Pendidikan NTB.
Benar-benar nyaman selama di Natuna.
Begitu tiba, Putri bersama ayah, ibu, adik, dan sejumlah kerabat langsung pulang ke rumahnya, sekitar 11 kilometer tenggara bandara. Di rumah, Putri disambut penuh haru oleh anggota keluarga lain yang tidak ikut ke bandara. ”Bahagia sudah bisa balik ke rumah,” kata Putri.
Putri mengaku dalam kondisi sehat. Apalagi, selama di Natuna, dia dan teman-temannya yang lain diperlakukan dengan baik. ”Benar-benar nyaman selama di Natuna,” ujar Putri.
Selama di rumah, Putri akan mengikuti kelas belajar secara daring. Kelas itu sudah berlangsung sejak seminggu terakhir. ”Kami belajar dari pukul dua siang sampai malam. Waktu belajar itu disesuaikan dengan teman-teman dari negara lain karena beda waktu,” kata Putri.
Selama di Wuhan, Putri masih belajar bahasa selama setahun dan baru akan mulai kuliah di jurusan geoteknologi tahun berikutnya. Ia belum bisa memastikan kapan dapat kembali ke Wuhan untuk melanjutkan pendidikannya. Ia masih menunggu kepastian dari pihak kampus terkait hal tersebut.
Orangtua Putri, pasangan Abdul Rahum (49) dan Emy Seri Nurhayati (45), mengaku lega karena anaknya bisa pulang ke Lombok. ”Alhamdulillah sudah sampai rumah. Kami sangat berbahagia. Sungguh, tidak bisa diungkapkan perasaan atau kebahagiaan ini,” kata Abdul.
Sekiranya jika situasi sudah membaik, kami berharap anak kami bisa melanjutkan studinya di China.
Menurut Abdul, pihak keluarga sangat berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah memfasilitasi anaknya sehingga bisa pulang. Sebelumnya, dia tidak berhenti berkomunikasi dengan sang anak. Selama di Wuhan, hampir setiap tiga jam sekali dia menghubungi sang anak. Begitu juga ketika di Natuna.
”Sekiranya jika situasi sudah membaik, kami berharap anak kami bisa melanjutkan studinya di China. Tentu, kami pihak keluarga menanti arahan dan petunjuk dari pemerintah pusat,” kata Abdul.
Abdul akan mendukung semua kegiatan anaknya selama di kampung halaman, khususnya belajar secara daring. ”Agar belajarnya lancar, rencana akan kami pasangkan jaringan Wi-Fi di rumah,” kata Abdul yang dalam waktu dekat akan memberi santunan kepada 100 anak yatim sebagai bentuk syukur atas kepulangan anaknya.
Jangan khawatir
Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, selain Putri, ada dua mahasiswa lain dari Natuna yang pulang ke NTB, yakni Frischa Mongan dan Muhammad Naufal Giffari Efendi. Mereka juga sudah langsung pulang ke rumah masing-masing. Seperti halnya Putri, dua mahasiswa itu dalam keadaan sehat.
”Kami juga tidak melakukan pemeriksaan lagi karena mereka sudah membawa kartu keterangan sehat dari Kementerian Kesehatan. Surat itu jadi bukti mereka sehat. Kemarin di Halim juga diperiksa lagi,” kata Eka.
Terkait kepulangan tiga mahasiswa tersebut, ia meminta masyarakat tidak khawatir. ”Mereka, anak-anak NTB yang pulang dari China, sudah melalui berbagai proses selama karantina. Selama itu, mereka tidak memperlihatkan gejala, artinya tidak terdampak virus korona. Jadi, saya berharap masyarakat bisa menerima mereka,” tutur Eka.
Menurut Eka, meski ketiga mahasiswa tersebut dinyatakan sehat, pihaknya terus memantau mereka. ”Mereka sekarang membawa kartu kuning. Jadi, kalau sakit, langsung lapor dan dibawa ke puskesmas atau rumah sakit,” ujarnya.
Abdul juga menyampaikan hal serupa. ”Seperti sudah disampaikan Menteri Kesehatan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia bahwa anak-anak ini sehat. Saya berharap sekali, kita ambil hikmahnya, dan masyarakat lingkungan di kampung halaman, Lombok Tengah, NTB, selanjutnya seperti biasa. Jangan khawatir,” kata Abdul.
Abdul mengajak masyarakat untuk berpikir positif. Jika tetap khawatir, justru akan membuat situasi tidak kondusif. ”Kerja pemerintah (dalam mengantisipasi virus korona) harus kita apresiasi. Kita juga patut bangga karena Indonesia hingga sekarang belum ada kasus. Kita harus syukuri itu dan mendukung satu sama lain,” katanya.
Keluarga lain, termasuk tetangga Putri, terlihat biasa. Mereka berinteraksi dengan penuh sukacita. Sirwadi (50), salah satu tetangga Putri, mengaku sebelumnya khawatir dengan merebaknya virus korona. Namun, saat ini ia sudah tenang dan tidak khawatir karena telah mengetahui bahwa semua WNI yang dievakuasi dari Wuhan dan diobservasi di Natuna dalam kondisi sehat, termasuk Putri.