Menyusuri Fiksi di Edinburgh
Pencinta film, penikmat panorama, dan pengagum bangunan-bangunan tua kemungkinan besar sepakat. Mengunjungi Edinburgh akan menyatukan kesukaan mereka. Ibu kota Skotlandia ini telah ribuan tahun dihuni.
Pencinta film, penikmat panorama, dan pengagum bangunan-bangunan tua kemungkinan besar sepakat. Mengunjungi Edinburgh akan menyatukan kesukaan mereka. Ibu kota Skotlandia ini telah ribuan tahun dihuni. Kota tuanya yang tercatat dalam daftar warisan budaya UNESCO telah dibangun sejak abad ke-12 saat kepemimpinan Raja David I.
Edinburgh berjarak 1,5 jam penerbangan dari London, 4,5 jam perjalanan menggunakan kereta, atau 7,5 jam dengan bus. Mengunjungi Edinburgh rasanya tidak cukup sebentar. Namun, jika waktu jua yang membatasi, mengunjungi kota tuanya saja cukuplah. Ada banyak bangunan tua dari abad pertengahan, selain bangunan dari era reformasi dan bangunan-bangunan ”baru” dari abad ke-18 dan ke-19.
Kastil Edinburgh adalah salah satu lokasi yang paling banyak dikunjungi turis. Sayangnya, saat itu di akhir September, gerimis membawa suasana sedikit sendu dengan langit kelabu. Beberapa kali rombongan asal Indonesia melintas.
Cukup banyak warga Indonesia yang tinggal di Edinburgh, selain bekerja juga kuliah. Warga Indonesia di Skotlandia, termasuk Edinburgh, cukup aktif mempromosikan budaya Indonesia lewat The Indonesian Society Scotland (TISS). ”Kami juga pernah membuat penggalangan dana untuk korban bencana di Palu, Donggala, dan Lombok,” kata Dwi Prihandayani Jones, Ketua Umum TISS.
Puri Edinburgh adalah benteng militer yang didirikan di puncak bekas gunung berapi yang bernama Castle Rock. Kawasan ini sudah dihuni selama 3.000 tahun terakhir. Puri ini juga jadi kediaman para bangsawan Skotlandia dan tahanan perang. Bayangkan, jalanan menanjak yang kita lalui dulunya juga dilewati para raja, bangsawan, tentara, hingga penjahat perang.
Dari kastil, kita bisa menuju Istana Holyroodhouse, istana resmi Ratu Inggris di Skotlandia sejak abad ke-16 hingga sekarang. Kabarnya, Ratu Elizabeth selalu menghabiskan waktu pada pekan pertama musim panas di istana ini.
Sebelum sampai sana, banyak tempat bersejarah dan menarik lainnya yang juga bisa disinggahi di sepanjang jalan Royal Mile yang menghubungkan kastil dan istana. Kalau Anda suka Harry Potter, jangan lewatkan untuk singgah di Elephant House, tempat nongkrong JK Rowling saat menulis bagian-bagian awal novel Harry Potter. Kafe ini menawarkan berbagai varian teh, kopi, dan makanan dengan harga bersahabat.
Tempat menarik lainnya bagi pencinta Harry Potter adalah Museum Context, tidak jauh dari Elephant House. Ini toko resmi yang menjual suvenir dan replika barang-barang serba Harry Potter yang berlisensi. Toko ini juga tidak jauh dari Stasiun Waverley.
Stasiun ini pun penting bagi penggemar film, terutama Avengers: Infinity War (2018), karena salah satu adegan pertempuran antarsuperhero berlangsung di sini. Atap kaca stasiun jebol ketika Scarlet Witch dan Vision terdesak oleh The Black Order. Captain America, Black Widow, dan Falcon kemudian datang membantu, juga dengan menjebol atap stasiun. Adegan-adegan lain banyak mengambil spot di kawasan Kota Tua Edinburgh, seperti Cockburn Street, St Giles’ Cathedral, dan Royal Mile. Bergaya gotik, St Giles dibangun pada abad ke-12. Bagian dalamnya dihiasi lukisan-lukisan kaca patri indah pada bagian jendelanya yang tinggi. Pengunjung biasanya memasukkan 1 atau 2 pound sterling setelah mengambil buklet tentang sejarah St Giles.
Jika ingin menyaksikan panorama kota dari ketinggian, bisa berkunjung ke Calton Hill. Di atas bukit ini dibangun National Monument, monumen yang tidak selesai dibangun. Didedikasikan untuk pasukan yang tewas dalam Perang Napoleon, monumen dibangun setahun setelah kekalahan Napoleon di Waterloo.
Tur gratisan
Edinburgh juga menjadi pilihan pas bagi yang ingin mengeksplorasi wilayah dataran tinggi (highland) Skotlandia. Banyak tur dimulai dari kota ini atau Glasgow. Oleh karena abai tidak segera memesan, tur incaran saya, yakni ke Inverness dan Loch Ness yang dikenal akan legenda monsternya itu, sudah penuh.
Akhirnya, saya mencoba tur Hairy Coo, tur ”gratis” berkunjung ke beberapa kastil, danau, dan loch, semacam danau. Tur ini tidak menetapkan biaya khusus. Peserta hanya diharapkan memberi tip atau donasi sesuai tingkat kepuasan. Jatuhnya masih lebih murah, sekitar separuh dari tur berbayar. Tentu saja, rutenya tidak sejauh tur-tur lain. Namun, lumayan memakan waktu seharian, dari pukul 08.00 hingga pukul 18.00.
Tur ini rupanya cukup populer karena bus penuh terisi. Salah satu yang menarik dari tur ini adalah kesempatan bertemu hairy coo alias sapi khas Skotlandia. Agar menarik, sopir bus membuat peserta deg-degan dengan mengatakan, bisa saja kami tidak bertemu sapi-sapi gondrong itu karena mereka merumput secara berpindah-pindah.
Serombongan sapi dengan warna bulu coklat, krem, dan hitam akhirnya kami jumpai seusai mengunjungi Loch Achray. Mereka langsung menghampiri peserta yang dibekali wortel oleh Alistair, sopir merangkap pemandu tur.
Rupanya sapi-sapi itu sudah terbiasa dikunjungi dan menerima ”hadiah” dari teman-teman baru.
Alistair yang akrab dipanggil Ali ini tidak putus mendongengi peserta tur dengan cerita terkait tempat-tempat yang dikunjungi. Perjalanan tur ini efisien karena peserta disiplin dalam menepati kesepakatan waktu.
Cerita paling panjang adalah tentang William Wallace, pahlawan Skotlandia yang kisahnya difilmkan dalam Braveheart (1995) dan diperankan Mel Gibson. Ali menceritakan kisah Wallace sebelum dan sesudah mengunjungi Wallace Monument. Ali juga sempat meluruskan kisah dalam film yang menurut dia kurang pas. Latar tempat dalam film ini bisa menjadi gambaran seperti apa panorama pegunungan di Skotlandia yang lokasinya banyak ditawarkan oleh operator tur di Edinburgh dan Glasgow.
Perjalanan diawali dengan sekilas tur dalam kota Edinburgh. Di depan sebuah sekolah, Ali bercerita bahwa sekolah itu menjadi salah satu inspirasi JK Rowling akan sekolah Harry Potter. Yang lebih menarik, aktor Sean Connery dulu adalah pengantar susu ke sekolah itu. Connery adalah pemeran pertama tokoh James Bond 007.
Ali kemudian mengarahkan bus ke Wallace Monument dengan pengantar cerita kisah hidup Wallace. Monumen dari batu ini berada di puncak bukit dengan jalan cukup terjal yang menguras tenaga. Monumen yang dibangun 1869 ini merupakan hasil urunan warga sebagai penghormatan terhadap patriot mereka, William Wallace. Monumen ini tidak jauh dari Stirling Castle yang cantik.
Dari sini, perjalanan dilanjutkan ke Danau Menteith, Loch Achray, dan Loch Katrin. Loch adalah bahasa Skotlandia, Irlandia, dan Gaelik Skotlandia untuk danau (lake). Namun, hanya Menteith yang disebut lake, bahkan disebut sebagai satu-satunya lake di Skotlandia, yang lainnya loch. Di bagian tengah terdapat pulau yang selama empat tahun pernah menjadi tempat pengungsian Mary, Queen of Scots, Ratu Skotlandia yang memerintah pada pertengahan abad ke-16.
Ketiga danau tampak bersih, tenang, dan terpelihara dengan baik. Di tengah perjalanan, rombongan juga diberi kesempatan memetik dan mencicipi blueberry dan redberry liar dan makan siang di Aberfoyle, desa cantik yang dikenal akan produk wolnya. Jalan utama desa ini dipenuhi restoran, kafe, dan pub.
Perjalanan diakhiri dengan kunjungan ke Doune Castle, kastil dari abad ke-14 yang juga menjadi latar beberapa film dan serial televisi, seperti Game of Thrones (GoT) dan Outlander. Kastil ini menjadi lokasi Winterfell pada serial GoT dan rumah bagi keluarga Stark.
Kastil batu dari abad pertengahan ini pernah dihuni bangsawan-bangsawan Skotlandia, termasuk Mary, Ratu Skotlandia yang hidupnya berakhir di balok kayu pemenggalan. Ia terbukti merencanakan pembunuhan terhadap Ratu Elizabeth I, yang juga masih sepupunya.