Pemerintah pusat berjanji menambah panjang landasan pacu Bandara Raden Sadjad agar pesawat berbadan lebar bisa mendarat di Natuna, Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
RANAI, KOMPAS — Pemerintah pusat berjanji menambah panjang landasan pacu Bandara Raden Sadjad agar pesawat berbadan lebar bisa mendarat di Natuna, Kepulauan Riau. Dengan begitu, diharapkan tercipta akses langsung penerbangan dari dalam ataupun ke luar negeri ke wilayah perbatasan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, di Natuna, Sabtu (15/2/2020), menyatakan, pemerintah sudah merancang sejumlah rencana jangka panjang pembangunan ekonomi di Natuna. Salah satunya adalah pengembangan Bandara Raden Sadjad.
Kalau bisa, statusnya akan dinaikkan menjadi bandara internasional supaya pesawat kargo bisa masuk.
”Kalau bisa, statusnya akan dinaikkan menjadi bandara internasional supaya pesawat kargo bisa masuk sehingga ikan segar, bahkan ikan hidup, bisa sampai ke pasar internasional dalam waktu singkat,” kata Muhadjir.
Sebagai kabupaten yang 99 persen wilayahnya berupa laut, Natuna memiliki potensi besar di sektor perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan potensi penangkapan ikan di Laut Natuna Utara yang masih bisa dimanfaatkan mencapai 55.000 ton (Kompas, 23/1/2020).
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyatakan, potensi itu belum tergarap optimal, salah satunya karena belum ada akses transportasi yang memadai untuk menjual ikan ke pasar yang lebih luas. Bandara ataupun pelabuhan di Natuna perlu dikembangkan agar akses keluar dan masuk jadi lebih mudah.
Panjang landasan pacu Bandara Raden Sadjad saat ini 2.550 meter. Bandara itu bisa melayani pesawat berbadan ramping seperti jenis Boeing 737-400. Namun, untuk pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A330, dibutuhkan panjang landasan minimal 2.770 meter. Muhadjir tidak merinci berapa penambahan panjang landasan yang akan dikerjakan untuk Bandara Raden Sadjad.
Pembangunan akses transportasi, selain akan meningkatkan sektor perikanan tangkap, dinilai juga bakal mengungkit industri pariwisata di Natuna. Saat ini, wisatawan kurang berminat datang karena penerbangan ke Natuna masih terbatas pada dua maskapai, yaitu Wings Air dan Sriwijaya. Semuanya harus transit melalui Batam sehingga biaya perjalanan jadi membengkak.
Namun, karena belum ada pelabuhan internasional, mereka hanya lego jangkar di laut.
Kepala Dinas Pariwisata Natuna Hardinansyah mengatakan, sebenarnya potensi pariwisata di Natuna sebagai kabupaten kepulauan sangat besar. Daerah ini memiliki wisata alam yang lengkap, mulai dari pantai, taman bawah laut, hutan pegunungan, dan juga taman bumi yang berupa bentangan bebatuan.
Menurut Hardinansyah, sebenarnya setiap ada dua minggu sekali ada kapal pesiar yang ingin merapat di Natuna. ”Sudah beberapa kali (kapal pesiar) mengunjungi Natuna. Namun, karena belum ada pelabuhan internasional, mereka hanya lego jangkar di laut,” ujarnya.
Melihat potensi tersebut, Muhadjir optimistis pengembangan ekonomi di Natuna bisa berlangsung dengan cepat. Komunikasi pemerintah pusat dan daerah ke depan akan lebih diintensifkan agar pembangunan yang dilakukan sesuai dengan potensi alam serta kebutuhan warga di Natuna.
”Natuna merupakan wilayah terluar yang jadi salah satu contoh kebijakan Presiden yang berhasil, yaitu membangun dari pinggiran. Pertumbuhan ekonomi Natuna di atas rata-rata nasional, yaitu 5,8 persen. Indeks pembangunan manusia, stunting (tengkes), juga lebih baik dari nasional, di sini sudah 19 persen,” tutur Muhadjir.
Terkait pembangunan manusia, pemerintah pusat juga akan berupaya meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Natuna dari tipe C menjadi minimal tipe B. Dengan begitu, warga akan lebih mudah mendapat pelayanan kesehatan dari dokter spesialis.
”Tadi ada permintaan dari tokoh warga supaya pemerintah bisa membangun rumah sakit berstandar internasional. Siapa tahu bukan hanya membangun rumah sakit, melainkan juga pariwisata medis ke depan juga bisa dikembangkan,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.