Penundaan Laga Kualifikasi FIBA Asia Merupakan Opsi Terbaik
›
Penundaan Laga Kualifikasi...
Iklan
Penundaan Laga Kualifikasi FIBA Asia Merupakan Opsi Terbaik
Kemenpora merekomendasikan kepada Perbasi penundaan dua laga kualifikasi Kejuaraan FIBA Asia melawan Korea Selatan dan Filipina karena imbauan kementerian kesehatan terkait.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah merekomendasikan kualifikasi Kejuaraan FIBA Asia 2021 ditunda akibat kewaspadaan terhadap epidemi virus korona. Penundaan ini merupakan pilihan terbaik. Selain menghindari risiko penyebaran virus, tim nasional bola basket juga bisa menyelesaikan masalah nonteknis, seperti cedera pemain dan belum keluarnya paspor pemain naturalisasi.
Kualifikasi FIBA Asia seharusnya berlangsung 20-23 Februari 2020 di Jakarta. Timnas akan bertemu Korea Selatan pada 20 Februari dan Filipina pada 23 Februari.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan, laga kualifikasi harus ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Rekomendasi yang diberikan kepada Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) itu diberikan setelah arahan langsung dari Kementerian Kesehatan.
”Kami sesuai undang-undang, yang bertanggung jawab di bidang olahraga. Meminta Perbasi untuk ditunda sampai ada pemberitahuan selanjutnya dari Kemenkes,” kata Gatot saat dihubungi pada Sabtu (15/2/2020) dari Jakarta.
Sebelumnya, Perbasi meminta arahan terkait penyelenggaraan kualifikasi FIBA Asia ke Kemenpora, Selasa lalu. Surat itu kemudian dibalas dengan permintaan penundaan laga.
Penundaan dilakukan karena risiko menggelar pertandingan terlalu besar. Kedua negara yang datang, Korsel dan Filipina, sama-sama tidak melakukan larangan terbang ke negara mereka. Pemerintah tidak mau ambil risiko karena belum ditemukan kasus positif terdampak korona di Indonesia.
Respons ini juga mempertimbangkan surat dari Kementerian Kesehatan Filipina. Pemerintah Filipina sebelumnya melarang masyarakat untuk mendatangi ajang olahraga besar untuk mengurangi berkumpulnya massa dan mengantisipasi penyebaran virus.
Pemerintah tidak menyarankan laga kualifikasi tetap dijalankan dengan syarat tanpa penonton, seperti pada Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia yang tengah berlangsung di Filipina. ”Kami tidak mau ambil risiko. Kalau itu dari Kemenkes, kita cari aman dulu saja,” ucap Gatot.
Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih menyatakan sudah mengetahui rekomendasi itu. Pihaknya segera bertemu untuk membahas lebih lanjut terkait penundaan. ”Belum (ada keputusan). Kami besok baru rapat,” ujarnya.
Persiapan lebih
Manajer timnas basket Maulana Fareza Tamrella mengatakan, penundaan ini sudah tepat. Menurut dia, risikonya akan terlalu besar jika sampai ada pemain timnas yang tertular.
”Ini, kan, kondisi khusus, ya, ada penyebaran virus. Jadi, kita tidak bisa berbuat banyak meskipun pemain sudah memasuki persiapan akhir,” katanya.
Di sisi lain, penundaan laga kualifikasi bisa berpengaruh positif terhadap persiapan timnas. Beberapa pemain masih dibelit cedera karena bertanding di Liga Basket Indonesia (IBL), seperti Laurentius Oei, Hardianus Lakudu, dan Hardian Wicaksono.
Sementara itu, timnas juga bisa mengulur waktu untuk memastikan pemain naturalisasi Lester Prosper dan Brandon Jawato dapat bermain di kualifikasi. Hingga kini, proses pengurusan dokumen naturalisasi kedua pemain tersebut masih dilakukan.
Kualifikasi FIBA Asia sangat berarti bagi timnas. Mereka wajib lolos ke putaran final ajang basket se-Asia itu. Syarat ini wajib dipenuhi jika timnas ingin lolos langsung saat menjadi tuan rumah Piala Dunia FIBA pada 2023 mendatang.