Observasi Lanjutan bagi WNI Usai Karantina Tak Diperlukan
›
Observasi Lanjutan bagi WNI...
Iklan
Observasi Lanjutan bagi WNI Usai Karantina Tak Diperlukan
Warga di Daerah Istimewa Yogyakarta diminta tenang menyikapi kepulangan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China. Pemerintah daerah tak akan melakukan observasi lanjutan karena mereka telah dinyatakan sehat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Warga di Daerah Istimewa Yogyakarta diminta tetap tenang menyikapi kepulangan warga negara Indonesia yang dipulangkan dari Wuhan, China. Pemerintah daerah tak akan melakukan observasi lanjutan karena mereka telah dinyatakan sehat setelah diobservasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.
”Terimalah mereka sebagai masyarakat yang sehat. Jangan mereka kemudian dikucilkan dan disangsikan kesehatannya. Mereka adalah warga yang sehat,” kata Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie di Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Sabtu (15/2/2020) malam.
Pembajun menyampaikan, terdapat 5 warga dari DIY dan Jawa Tengah yang dipulangkan melalui Bandara Internasional Adisutjipto setelah menjalani masa observasi 14 hari. Kelima orang itu terdiri dari satu laki-laki dan empat perempuan. Mereka tiba di bandara tersebut sekitar pukul 20.44.
Dilihat dari asalnya, 3 warga berasal dari DIY, sedangkan 2 warga lainnya berasal dari Jawa Tengah. Semuanya merupakan mahasiswa yang sedang menjalani studinya di Wuhan, China.
”Tidak ada lagi observasi di DIY karena mereka semua sehat. Kami merasa mereka tidak perlu diobservasi. Mereka langsung pulang ke keluarganya,” kata Pembajun.
Ia menjelaskan, pihaknya ikut menjemput kelima orang itu bukan untuk melakukan pemantauan ataupun observasi. Ia ingin mendampingi pihak keluarga yang menjemput mereka agar merasa lebih nyaman.
Wartawan diminta tidak mewawancarai keluarga ataupun lima orang yang dipulangkan dari Natuna itu. Pertimbangannya adalah kelelahan yang mereka alami setelah perjalanan panjang.
Selain itu, Pembajun juga meminta agar wartawan tidak mewawancarai keluarga ataupun lima orang yang dipulangkan dari Natuna itu. Pertimbangannya adalah kelelahan yang mereka alami setelah perjalanan panjang. Keluarga juga merasa tidak nyaman untuk diwawancarai.
”Mereka sudah cukup lelah. Perjalanannya panjang. Dari Natuna ke Halim Perdanakusuma (Jakarta). Dari Halim Perdanakusuma ke Yogyakarta (Bandara Internasional Adisutjipto),” ujar Pembajun.
Sejak berkembangnya informasi tentang virus korona tipe baru, Bandara Internasional Adistujipto mendirikan Posko Waspada Virus Korona di Terminal B, bandara tersebut. Posko tersebut didirikan sejak 31 Januari 2020. Keberadaan posko itu bertujuan untuk mewaspadai peredaran virus tersebut ke Indonesia. Pasalnya, terdapat penerbangan langsung internasional dari dan menuju bandara itu. Adapun rute yang dituju adalah Singapura dan Malaysia.
Dihubungi terpisah, General Manager Bandara Internasional Adisutjipto Agus Pandu Purnama menyampaikan, posko tersebut masih akan dibuka hingga waktu yang belum ditentukan. Kewaspadaan terhadap persebaran virus tersebut tetap perlu dijaga.
Total WNI yang diobservasi dari Wuhan berjumlah 238 orang. Tim penjemputnya sebanyak 47 orang. Mereka diberangkatkan menuju Jakarta dari Pangkalan Udara Raden Sadjad, Natuna, menggunakan tiga pesawat TNI Angkatan Udara, yakni dua Boeing 737 dan Hercules C-130.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, di Natuna, menyatakan, semua peserta yang sudah diobservasi pulang dalam kondisi sehat. Pemerintah daerah diminta meyakinkan warga bahwa para WNI ini sepenuhnya bebas dari penyakit.