Kacang Kenari Tingkatkan Bakteri Baik di Usus dan Kesehatan Jantung
›
Kacang Kenari Tingkatkan...
Iklan
Kacang Kenari Tingkatkan Bakteri Baik di Usus dan Kesehatan Jantung
Buah kenari, yang enak untuk camilan, ternyata juga punya banyak manfaat kesehatan. Salah satunya, dengan konsumsi yang tepat, kenari dapat membantu memperbaiki kesehatan jantung lewat peningkatan bakteri baik di usus.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
Tak sekadar menjadi camilan yang lezat dan menambah energi, kenari (walnut) mampu memperbaiki kesehatan jantung lewat peningkatan bakteri baik di usus.
Kenari (Juglans regia) adalah kacang pohon yang berasal dari wilayah Mediterania dan Asia Tengah. Kacang ini dikenal sejak ribuan tahun lalu. Selain dimakan langsung sebagai camilan, juga diolah menjadi kue kering, dicampur dalam salad, pasta, sereal, sup, serta dijadikan minyak untuk saus salad.
Dalam penelitian yang dimuat di Journal of Nutrition baru-baru ini, tim peneliti Penn State University, Pennsylvania, Amerika Serikat, menemukan, perbaikan kesehatan usus mampu memperbaiki kesehatan jantung.
”Makan sekitar 50-100 gram kenari per hari sebagai bagian dari pola makan sehat dapat memperbaiki kesehatan usus serta mengurangi risiko gangguan jantung,” kata Kristina Petersen, guru besar muda di Penn State University, sebagaimana dikutip Science Daily.
”Selain meninjau lemak darah dan lipoprotein, kami ingin meneliti hubungan perbaikan kesehatan usus karena konsumsi kenari dengan penurunan risiko gangguan jantung,” ujar Guru Besar Ilmu Gizi Penn State University Penny Kris-Etherton. Dalam penelitian sebelumnya didapatkan, konsumsi kenari mampu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Untuk melakukan penelitian, tim merekrut 42 partisipan berusia 30-65 tahun yang memiliki kelebihan berat badan serta kegemukan. Pada awalnya, para partisipan diberi makanan sesuai pola makan umum Amerika yang kaya lemak jenuh selama dua minggu. Setelah itu, secara acak mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Lemak jenuh dalam makanan diganti dengan lemak tidak jenuh berupa kenari ataupun dari minyak tumbuh-tumbuhan.
Kelompok pertama mendapat asupan makan yang mengandung kenari, yang kedua mendapat asupan makan dengan jumlah asam alfa linolenat (ALA) dan asam lemak tidak jenuh ganda yang sama, tetapi tanpa kenari. Asupan makan kelompok ketiga, tetap tanpa kenari dan zat ALA dalam makanan diganti dengan asam oleat.
Pola makan tersebut dijalankan selama enam minggu. Untuk menganalisis bakteri dalam usus, para peneliti mengumpulkan contoh tinja para partisipan selama tiga hari terakhir pola makan umum dan pada tiga hari terakhir pola makan penelitian.
Pola makan dengan kenari meningkatkan jumlah bakteri usus yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Hasilnya, pola makan dengan kenari meningkatkan jumlah bakteri usus yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Bakteri itu adalah Roseburia yang mampu melindungi dinding usus. Juga Eubacteria eligens, Lachnospiraceae, serta Butyricicoccus yang selama ini dikenal sebagai antiperadangan dan melindungi dinding usus.
Pada kelompok yang mengonsumsi kenari tampak kaitan signifikan antara perubahan bakteri dalam usus dan faktor risiko gangguan jantung. Peningkatan jumlah Eubacterium eligens memperbaiki penanda biologis dalam darah, seperti penurunan kolesterol. Selain itu, pertambahan jumlah bakteri Lachnospiraceae terkait dengan penurunan tekanan darah, kolesterol total, dan kolesterol non-HDL (kolesterol buruk).
Kondisi itu tidak signifikan terlihat pada kelompok yang diberi pola makan tanpa kenari meski mengonsumsi pola makan rendah lemak jenuh.
Kini tim mengembangkan penelitian untuk melihat pengaruh kenari pada kadar gula darah.
Manfaat kenari bisa dijelaskan dari kandungan gizinya. Dalam laman Healthline disebutkan, komposisi terbesar kenari, 65 persen, adalah lemak, dan 15 persen protein. Kacang ini rendah karbohidrat dan tinggi serat. Secara umum diketahui, kenari kaya akan asam omega-3 (asam alfa linolenat/ALA), asam omega-6 (asam linoleat) dan antioksidan.
Kandungan ALA dalam kenari terbilang tinggi sehingga dinilai bermanfaat bagi kesehatan jantung, mengurangi peradangan, serta memperbaiki komposisi lemak darah.
Antioksidan yang banyak terdapat dalam kenari adalah asam ellagic, elagitanin, katekin, dan melatonin. Keempat antioksidan itu dikenal bermanfaat bagi kesehatan jantung. Ada pula antioksidan kuat dalam kenari, yakni asam fitat. Meski bermanfaat, zat ini bisa menghambat penyerapan zat besi dan seng.
Sejumlah penelitian menunjukkan, makan kenari mengurangi risiko gangguan jantung dengan cara menurunkan kolesterol buruk (LDL), mengurangi peradangan, dan memperbaiki fungsi pembuluh darah sehingga mengurangi risiko pembentuk plak di dinding pembuluh darah. Hal itu dipengaruhi komposisi lemak dan kandungan antioksidan kenari.
Dalam penelitian pada hewan percobaan, antioksidan memperlihatkan kemampuan mencegah kanker, yakni pertumbuhan sel tubuh yang tak terkendali, terutama pada payudara, prostat, dan usus besar. Namun, perlu penelitian pada manusia untuk memastikan hal itu.
Kenari juga kaya vitamin, yakni asam folat (B9), vitamin B6 dan vitamin E, serta mineral, seperti tembaga, fosfor, dan mangan. Vitamin B baik untuk fungsi saraf dan kekebalan tubuh, sedangkan vitamin E membantu memelihara kesehatan kulit, mata, sel darah, otak dan kesuburan organ reproduksi. Adapun tembaga, fosfor, dan mangan menjaga kesehatan tulang, saraf, otot, dan kekebalan tubuh.
Namun, sebagaimana umumnya kacang-kacangan, kenari juga bisa menyebabkan alergi. Karena itu, bagi mereka yang alergi kacang perlu berhati-hati untuk mengonsumsi.