Arsenal bertekad menghapus predikat sebagai tim spesialis hasil imbang usai menikmati liburan musim dingin. Tekad itu mulai terwujud ketika menghancurkan Newcastle United 4-0 di Stadion Emirates, Senin dini hari WIB.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Arsenal tampil seperti meriam, logo klub mereka, ketika mengalahkan Newcastle United, 4-0, pada laga yang berakhir, Senin (17/2/2020) dini hari WIB, di Stadion Emirates. Meskipun butuh waktu lama untuk ”meledak”, daya ledak yang dihasilkan tim ”Meriam London” itu sangat mematikan.
Arsenal butuh waktu untuk berpikir dan mencoba berbagai cara untuk menjebol gawang Newcastle selama babak pertama. Tembakan Bukayo Saka terlalu melengkung dan tendangan bebas Nicolas Pepe juga terlampau tinggi.
Semua kebuntuan yang terjadi kemudian didiskusikan di dalam kamar ganti selama jeda turun minum. ”Kami berbicara dan manajer meminta saya untuk tetap menjadi striker kedua. Lawan bermain terlalu bertahan sehingga akan lebih baik jika saya berada di tengah untuk membuka ruang di sisi lapangan,” kata kapten Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, dikutip BBC.
Diskusi di dalam kamar ganti itu membuahkan perubahan yang signifikan pada babak kedua. Arsenal benar-benar mampu memanfaatkan lebar lapangan dengan baik. Dimulai dengan umpan Pepe dari sisi kanan yang kemudian menjadi gol pertama Arsenal yang dicetak Aubameyang pada menit ke-52.
Gol kedua pada menit ke-57 berawal dari kelincahan Saka membawa bola di sisi kiri dan mengoperkannya ke Pepe yang sudah menunggu di depan gawang. Kesabaran dan umpan-umpan akurat kembali diperagakan Arsenal ketika menghasilkan gol ketiga yang dicetak Mesut Oezil pada menit ke-90.
Atasi paceklik
Gol perdana Oezil untuk Arsenal pada musim ini berawal dari 35 operan yang melibatkan kesebelas pemain Arsenal. Ini merupakan jumlah operan terbanyak untuk menghasilkan gol di Liga Inggris musim ini.
Oezil berhasil mengatasi paceklik gol, begitu pula dengan Alexandre Lacazette yang akhirnya kembali mencetak gol pada menit ke-90+5. Lacazette telah menjalani sembilan laga di semua kompetisi tanpa berhasil membobol gawang lawan.
”Selama ini dia (Lacazette) tidak beruntung. Malam ini dia kembali percaya diri dan tahu bahwa semua orang mengapresiasinya,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Mengubah predikat
Kemenangan atas Newcastle tersebut tidak hanya mengantar Arsenal ke peringkat ke-10 dengan 34 poin, tetapi juga bisa menjadi titik balik bagi Arsenal untuk memperbaiki kerusakan yang mereka lakukan sejak awal musim. Melalui kemenangan ini, Arsenal ingin mengubah predikat mereka sebagai ”spesialis hasil imbang” menjadi tim yang selalu menang.
Dalam 26 laga yang telah dijalani pada musim ini, Arsenal baru menang tujuh kali dan kalah enam kali. Namun, mereka mendapatkan hasil imbang sebanyak 13 kali. Mereka menjadi tim paling banyak mendapatkan hasil imbang pada musim ini dan Wolverhampton Wanderers berada di urutan kedua dengan 12 hasil imbang.
”Setelah jeda turun minum, kami bertekad untuk memangkas jarak dengan tim-tim di atas (klasemen) dan mengubah hasil-hasil imbang menjadi kemenangan,” kata Arteta. Sejauh ini, Arteta baru merayakan dua kemenangan sejak menggantikan posisi Unai Emery.
Penampilan Arsenal pada babak kedua itu membuat Pelatih Newcastle Steve Bruce terkejut. ”Saya tidak menyangka penampilan Arsenal membaik pada babak kedua. Biasanya kami juga tidak bermain seperti itu, memberikan lawan kesempatan mencetak gol dengan mudah,” katanya.
”The Magpies” malam itu sudah merasakan ledakan dari Arsenal yang mematikan. Arteta sudah memiliki cukup banyak mesiu dari para pemainnya, seperti Saka dan Pepe, malam itu. Oezil dan Lacazette juga ikut ’meledak’.
Arteta sudah memiliki cukup banyak mesiu dari para pemainnya, seperti Saka dan Pepe, malam itu. Oezil dan Lacazette juga ikut ’meledak’.
Namun, masih cukupkah mesiu yang dimiliki Arteta agar Arsenal terus naik ke papan atas dan mendapatkan tiket Liga Champions musim depan?