Semua Lini Waspada Cegah Penyebaran Virus Korona Baru
›
Semua Lini Waspada Cegah...
Iklan
Semua Lini Waspada Cegah Penyebaran Virus Korona Baru
Pencegahan di pintu-pintu masuk ke Indonesia tetap ketat. Ini termasuk pergerakan masuk dan keluar barang. Seluruh rumah sakit pun siaga, dan sudah memiliki kesiapan merawat pasien yang diduga terjangkit korona baru.
Oleh
FX LAKSANA AS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kewaspadaan di semua lini guna mencegah penyebaran virus korona tipe baru atau Covid-19 ke wilayah Indonesia. Saat ini, sejumlah negara tetangga telah terkonfirmasi terpapar virus tersebut.
Kantor Staf Presiden menggelar rapat koordinasi tentang evaluasi sekaligus antisipasi penyebaran virus korona baru di Jakarta, Senin (17/02/2020). Hadir dalam rapat yang dipimpin Kepala Staf Presiden Moeldoko itu, antara lain Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.
Dalam konferensi pers bersama, Terawan menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kewaspadaan di seluruh pintu masuk wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan seluruh kementerian dan lembaga negara terkait secara bersama-sama.
”Kami tetap di pintu-pintu penjagaan terus-menerus, mewaspadai lalu lintas, lalu-lalang, orang melalui 135 pintu masuk. Sambil kita berdoa bersama, semoga tetap tidak ada virus korona yang masuk,” kata Terawan.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) per 16 Februari, China sebagai episentrum penyebaran virus korona baru mencatatkan total 68.584 kasus. Uji laboratorium mengonfirmasi 5.174 kasus adalah virus korona baru. Sebanyak 1.666 korban di antaranya meninggal.
Virus korona baru juga sudah menyebar ke sejumlah negara, mulai dari benua Asia, Eropa, Afrika, dan Australia. Negara tetangga Indonesia yang sudah terpapar antara lain Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Kamboja, Sri Lanka, dan Australia.
Muhadjir menyatakan, Indonesia sudah melampaui salah satu langkah krusial, yaitu mengevakuasi warga negara Indonesia dari Provinsi Hubei di China sekaligus mengobservasi mereka di Natuna, Kepulauan Riau.
”Kemarin sudah kita antar ke rumah masing-masing dengan selamat. Sekarang yang harus kita intensifkan adalah pemantauan dalam negeri, yaitu dengan selalu mewaspadai dan memonitor seluruh wilayah Indonesia, semua kejadian yang diduga terjadi infeksi korona virus, pasien-pasien yang punya gejala seperti korona virus,” kata Muhadjir.
Untuk itu, misalnya, Laboratorium Pusat Penelitian Penyakit Infeksi Kementerian Kesehatan melakukan uji sampel secara berkala terhadap pasien yang memiliki gejala seperti orang terjangkit virus korona. Sampai hari ini, laboratorium telah menerima 104 sampel. Hasilnya 102 negatif. Sementara dua sampel lainnya masih dalam proses pengecekan.
”Setiap hari kita dapat kiriman spesimen dari seluruh Indonesia untuk memastikan nol persen di Indonesia,” kata Muhadjir.
”Yang harus kita lakukan adalah memperketat pintu-pintu masuk dan juga menelusuri riwayat perjalanan siapa pun yang akan masuk ke Indonesia. Sebagaimana standar yang sudah ditetapkan Kementerian Luar Negeri, misalnya, 14 hari terakhir tidak berada di daratan China. Jadi ini akan kita terlusuri dan perketat betul,” tambahnya.
Seluruh rumah sakit di dalam negeri, menurut Muhadjir, memiliki kesiapan untuk merawat pasien-pasien yang diduga terjangkit virus korona. Total terdapat ribuan tempat tidur di ruang isolasi. Khusus untuk pasien terjangkit virus korona yang keadaannya sudah darurat, ruang isolasi harus bertekanan negatif. Di Indonesia tempat tidur beruang isolasi dengan tekanan negatif berjumlah 227 tempat tidur. ”Cukup memadai,” kata Muhadjir.
Heru menyatakan, pihaknya juga terus memantau pergerakan masuk dan keluar barang di pintu-pintu terdepan.
”Kewaspadaan kita tingkatkan, terutama yang berhubungan dengan penumpang. Kita berikan prosedur operasi standar kepada anggota di lapangan,” kata Heru.
Terkait dampak virus korona terhadap impor barang-barang dari China, Heru belum bisa memastikan. Sebab, Imlek dan beberapa pekan setelah Imlek, impor barang dari China biasanya memang turun.
Hoaks korona
Moeldoko menambahkan, pemerintah mencatat 102 hoaks terkait virus korona. ”Untuk itu, saya mengimbau kepada semua pihak untuk tidak mengembangkan hoaks supaya dihentikan karena ini nanti tidak baik pengaruhnya kepada masyarakat. Pemerintah sampai saat ini memiliki kesiapsiagaan dan kepedulian yang sangat tinggi. Semuanya memikirkan bagaimana korona tidak berjangkit di Indonesia,” kata Moeldoko.
Sementara itu, terkait 78 WNI anak buah kapal pesiar Diamond Princess yang hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Yokohama, Jepang, Terawan mengatakan, Pemerintah Indonesia masih menunggu hasilnya. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri juga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Jepang.
”Kita menunggu hasil PCR-nya, hasil pemeriksaannya. Kalau itu negatif, mungkin saya juga nanti akan ke sana, mengecek dan menjemputnya. Kalau perlu, Menkes yang ke sana. Tapi harus dikoordinasi dulu, apakah diperkenankan atau tidak secara protokoler antarkenegaraan. Sebab, kita itu selalu menghargai hubungan antarnegara,” kata Terawan.
Prinsipnya, Terawan menekankan, pemerintah bertanggung jawab. ”Kita menunggu hasil yang akan dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada pemeriksaan ABK kita. Sampai saat ini, sehat. Tetapi, kami butuh sertifikasi sehingga nanti (jika ABK sudah tiba) di sini, kalau sehat dan baik, ngapain harus diobservasi lagi,” kata Terawan.