Pelatih Chelsea Frank Lampard mengatakan, sepak bola seperti halnya kehidupan. Nasib sial bisa terjadi sewaktu-waktu seperti yang mereka alami saat menjamu Manchester United.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Mengalahkan Manchester United di Liga Inggris masih menjadi misi yang sulit diselesaikan oleh Chelsea sejak akhir 2017. Berbagai upaya yang dilakukan ”The Blues” justru berakhir menyakitkan seperti saat MU mengalahkan mereka, 2-0, di Stadion Stamford Bridge, Selasa (18/2/2020) dini hari WIB. Di rumah sendiri, sekali lagi Chelsea melihat ”Setan Merah” bergembira merayakan kemenangan.
Laga ini membuat Chelsea meratapi nasib mereka yang amat sial. Mereka kesal ketika bek MU, Harry Maquire, terlihat menendang Michy Batshuayi dan wasit tidak mengganjar bek tim nasional Inggris itu dengan kartu merah.
Setiap kali MU mencetak gol melalui Anthony Martial dan Maquire, Chelsea sebenarnya mampu menyamakan kedudukan. Usai gol Martial, Chelsea mencetak gol melalui tendangan voli Kurt Zouma dan Olivier Giroud juga mencetak gol setelah MU unggul 2-0. Namun, gol dari Zouma dan Giroud sama-sama dianulir wasit setelah menggunakan video asisten wasit (VAR).
Gol Zouma dianggap tidak sah karena Cesar Azpilicueta terlihat mendorong Brandon Williams meski Azpilicueta juga terlihat lebih dulu didorong oleh gelandang MU, Fred. Sementara Giroud dinyatakan terperangkap off-side gara-gara ujung kakinya sedikit lebih maju.
Itulah sepak bola, itulah kehidupan. Sulit untuk menerima beberapa keputusan yang ada.
Lampard memaknai sepak bola seperti kehidupan. Mereka telah berusaha keras meski telah kehilangan beberapa pemain pilar yang cedera tetapi akhirnya tetap gagal. Berbagai keputusan dari wasit yang merugikan mereka juga harus diterima. Seperti halnya kehidupan, manusia hanya bisa marah atau kecewa jika mengalami kesialan tetapi tidak bisa mengulang waktu untuk memperbaikinya.
Lampard sadar bahwa ia tidak bisa berbuat banyak untuk mengubah keputusan wasit sehingga eks pemain MU, Paul Scholes, ikut gemas melihatnya. Menurut Sholes, Lampard dan para asistennya seharusnya memprotes keras keputusan wasit dan tidak hanya diam saja di bangku tim.
”Saya rasa jika (Jose) Mourinho masih melatih Chelsea, ia akan marah besar dan mengacungkan tangan ke atas (memberi kode kepada wasit untuk memberi kartu),” kata Scholes dikutip Metro. Mourinho yang kini melatih Tottenham Hotspur pernah menangani Chelsea pada 2004-2007 dan 2013-2015. Ia berhasil mempersembahkan tiga trofi Liga Inggris untuk Chelsea.
Namun, Lampard bukanlah Mourinho dan yang bisa dilakukannya saat ini adalah memperbaiki kesalahan tim. ”Masih banyak hal yang harus dilakukan. Kami bisa menembak sekitar 20 kali dan tidak bisa mencetak gol (yang sah) sama sekali,” katanya.
Masalah utama Chelsea ada di lini serangnya. Lampard sudah kehilangan Tammy Abraham yang masih memulihkan cederanya. Pada laga kontra MU, Lampard mengandalkan Batshuayi yang tampil kurang menggigit dan membuang beberapa peluang gol.
Pada menit ke-68, Batshuayi digantikan oleh Giroud yang justru tampil lebih eksplosif dan mencetak satu gol yang dianulir. Sayangnya, Lampard terlambat memainkan striker asal Perancis itu.
Masih ada lagi kesialan lainnya yang dialami Chelsea, yaitu ketika gelandang kunci mereka, N’Golo Kante, harus keluar lebih dini pada menit ke-12 karena cedera. Seperti halnya kehidupan, Lampard harus bersiap sewaktu-waktu jika musibah datang.
Kian terancam
Kekalahan ini membuat posisi Chelsea di klasemen sementara kian terancam. Mereka kini masih berada di peringkat keempat dengan 41 poin. Namun, jika Chelsea kalah lagi pada laga berikutnya, posisi mereka dipastikan bakal tergusur.
Spurs berada di peringkat kelima dan hanya berjarak satu poin dari Chelsea. Sheffield United di peringkat enam dengan 39 poin juga berpeluang melompati Chelsea. Sementara MU kini berada di peringkat ketujuh dengan 38 poin.
”Kami tahu kami harus menang untuk memangkas jarak. Ini adalah tiga poin yang istimewa,” kata Maguire. MU kini percaya diri membidik posisi empat besar untuk meraih tiket Liga Champions.
Peluang lebih terbuka karena Manchester City terkena sanksi larangan tampil di Liga Champions selama dua tahun akibat melanggar aturan keuangan. Dengan demikian, tim yang finis di peringkat kelima bisa mendapat jatah tiket Liga Champions dari City yang kini masih berada di peringkat kedua. Namun, City sedang mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga dan hasilnya masih dinanti.
Tim-tim di Liga Inggris masih menjalani 12 laga lagi hingga akhir musim nanti. Sementara alarm tanda bahaya di kubu Chelsea sudah meraung-raung. Itulah kehidupan, seperti kata Lampard. (AFP/REUTERS)