Direktur Rumah Sakit di Wuhan Ikut Jadi Korban Keganasan Virus Covid-19
›
Direktur Rumah Sakit di Wuhan ...
Iklan
Direktur Rumah Sakit di Wuhan Ikut Jadi Korban Keganasan Virus Covid-19
Liu Zhiming, Direktur Rumah Sakit Wuchang di Wuhan, menjadi tenaga medis ketujuh di China yang menjadi korban keganasan virus Covid-19.
Oleh
·4 menit baca
BEIJING, SELASA — Keganasan virus korona tipe baru atau Covid-19 di China tak hanya menelan korban warga biasa. Para pekerja medis tak luput dari serangan wabah mematikan itu. Liu Zhiming, Direktur Rumah Sakit Wuchang di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, meninggal akibat virus Covid-19, Selasa (18/2/2020). Ia merupakan tenaga medis ketujuh di China yang menjadi korban keganasan virus itu.
Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengatakan, Liu telah mengambil bagian dalam pertempuran melawan virus Covid-19 sejak awal dan telah memberikan kontribusi penting dalam memerangi dan mengendalikan virus tersebut.
”Selama proses pertempuran itu, sayangnya dia terinfeksi dan meninggal pada Selasa pukul 10.54 di usia 51 tahun setelah upaya habis-habisan untuk menyelamatkannya gagal,” demikian pernyataan Komisi Kesehatan Kota Wuhan.
Hingga Selasa ini, China melaporkan, ada 1.886 kasus baru dan 98 kematian. Informasi terbaru, tercatat ada 72.436 kasus virus Covid-19 yang terkonfirmasi dengan jumlah kematian di China daratan sebanyak 1.868 orang.
Di luar China, ada 827 kasus di 26 negara dan ada 5 kematian. Pihak berwenang China mengatakan, jumlah kasus baru yang stabil merupakan tanda bahwa langkah-langkah yang mereka ambil untuk menghentikan penyebaran penyakit ini memiliki efek.
Studi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen kasus yang diteliti termasuk ringan, dan jumlah infeksi baru tampaknya menurun sejak awal Februari ini. Namun, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, masih terlalu dini mengetahui apakah penurunan kasus baru yang dilaporkan akan terus berlanjut.
Masih terlalu dini mengetahui apakah penurunan kasus baru yang dilaporkan akan terus berlanjut.
Penurunan jumlah kasus yang muncul saat itu terjadi setelah lonjakan besar pekan lalu ketika Provinsi Hubei mulai menghitung kasus dengan diagnosis dokter tanpa menunggu hasil tes laboratorium. Otoritas kesehatan di Hubei mengatakan bahwa perubahan itu dimaksudkan agar pasien dirawat lebih cepat.
Wabah Covid-19 yang muncul pada Desember 2019 di Wuhan tersebut mengakibatkan wilayah di Provinsi Hubei ditutup agar virus korona tidak menyebar keluar dari Hubei. Transportasi pun telah dihentikan, ribuan tempat tidur rumah sakit telah ditambahkan, dan dokter dan perawat militer telah dikerahkan untuk menangani penyebaran virus ini. Namun, sistem perawatan kesehatan lokal pun tetap kewalahan mengatasi Covid-19.
Jimmy Whitworth, profesor kesehatan masyarakat internasional di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan, otoritas kesehatan global harus tetap waspada terhadap wabah yang lebih luas.
Uji coba obat HIV
Dari Tokyo, Jepang, dilaporkan bahwa Pemerintah Jepang berencana melakukan uji coba obat-obatan HIV untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus Covid-19 karena jumlah kasusnya yang terus meningkat menjadi ancaman terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat.
”Pemerintah Jepang sedang membuat persiapan agar uji klinis yang menggunakan obat HIV pada virus korona dapat dimulai sesegera mungkin,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Pada Senin (17/2/2020) Kementerian Kesehatan Jepang mencatat 520 kasus virus Covid-19 yang terkonfirmasi, termasuk 454 kasus dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama dan satu kematian akibat virus tersebut.
Pada Selasa (18/2/2020), media lokal melaporkan bahwa ada tiga kasus lagi yang dikonfirmasi di Prefektur Wakayama. Pemerintah Jepang sementara ini membatasi pertemuan publik. Beberapa perusahaan di Jepang juga menginstruksikan karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Uji coba obat-obatan HIV untuk mengobati pasien yang tertular virus Covid-19 tersebut dilakukan karena obat-obatan HIV itu disebut-sebut sebagai obat potensial. Orang-orang di China pun juga telah mulai mengeksplorasi cara-cara tak lazim untuk mendapat perawatan, termasuk menggunakan obat-obatan HIV.
Uji coba obat-obatan HIV untuk mengobati pasien yang tertular virus Covid-19 tersebut dilakukan karena obat-obatan HIV itu disebut-sebut sebagai obat potensial.
Di Thailand, dokter mengatakan bahwa mereka tampaknya berhasil dalam mengobati kasus-kasus virus Covid-19 yang parah dengan kombinasi obat untuk flu dan HIV.
Di Jepang, saat permintaan masker meroket, polisi sedang menyelidiki pencurian 6.000 masker bedah yang dilaporkan oleh Rumah Sakit Palang Merah Kobe di Jepang bagian tengah.
Efek terhadap Olimpiade
Para pejabat Jepang telah berjanji bekerja keras mengatasi penyebaran virus korona agar tidak mengganggu pelaksanaan Olimpiade di Tokyo pada Juli 2020. Kantor berita Kyodo melaporkan, karena kekhawatiran yang meningkat atas virus korona tersebut, tim panahan Olimpiade Mongolia membatalkan pelatihan di Jepang.
Sementara itu, Pemerintah Shanghai, China, mengatakan bahwa para siswa tidak akan kembali ke sekolah sekarang ini karena merebaknya virus korona. Semester baru akan dimulai melalui pembelajaran daring di rumah masing-masing siswa.
Lu Jing, Kepala Komite Pendidikan Shanghai, Selasa, mengatakan, belajar daring untuk siswa sekolah dasar dan sekolah menengah di Shanghai dimulai pada 2 Maret 2020. Pemerintah Shanghai sebelumnya mengatakan bahwa sekolah tidak akan dibuka kembali sebelum akhir Februari 2020. (REUTERS/AFP/AP)