Dua Bulan Tergenang, Kesehatan Warga Sidoarjo Terimbas
›
Dua Bulan Tergenang, Kesehatan...
Iklan
Dua Bulan Tergenang, Kesehatan Warga Sidoarjo Terimbas
Genangan banjir tidak hanya memperburuk kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu aktivitas pendidikan dan mulai memicu konflik sosial. Penetapan tanggap darurat bencana agar penanganan maksimal dan komprehensif
Oleh
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Genangan banjir hampir dua bulan di Desa Banjarasri dan Kedungbanteng di Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya memperburuk kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu aktivitas pendidikan dan mulai memicu konflik sosial. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mempertimbangkan penetapan tanggap darurat bencana dua pekan.
Alasan penetapan tanggap darurat bencana itu agar penanganan lebih maksimal dan komprehensif, melibatkan semua instansi. Dukungan pendanaan juga maksimal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pos dana Belanja Tak Terduga (BTT).
”Hal itu karena penanganan yang dilakukan pemda belum berdampak signifikan sehingga belum mengatasi bencana. Banjir justru semakin parah,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin di Sidoarjo, Senin (17/2/2020).
Air banjir tercemar limbah manusia karena septic tank merembes.
Penetapan status tanggap darurat bencana ini solusi jangka pendek banjir sejak awal tahun. Penetapan didasarkan hasil rapat koordinasi lintas instansi di Pendopo Delta Wibawa. Menurut Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman, jumlah warga terserang penyakit terus meningkat. Saat ini 321 orang, mayoritas anak dan ibu.
Mayoritas warga gatal-gatal (137 orang). Kesembuhan terkendala karena air menggenangi rumah dan lingkungan. ”Yang dikhawatirkan, kondisi luka (kaki mengelupas) rentan infeksi karena bersentuhan air kotor. Air banjir tercemar limbah manusia karena septic tank merembes,” kata Syaf.
Di Cirebon, Jawa Barat, meskipun banjir telah surut, luapan Sungai Cisanggarung masih mengintai bagian timur Kabupaten Cirebon. Selain hujan deras hingga Rabu (19/2), kerusakan sungai berhulu di Kuningan itu memicu banjir. Hingga Senin (17/2) sore, banjir melanda delapan desa di empat kecamatan di Cirebon sejak Minggu (16/2) malam. Seluruh pengungsi telah pulang dan membersihkan rumah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon mencatat, sekitar 2.000 rumah terendam air setinggi 60-80 cm. Sebanyak 120 warga mengungsi pada Minggu malam ke Balai Desa Cilengkrang. ”Warga terdampak banjir sekitar 10.000 orang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Dadang Suhendra.
Sepekan terakhir, Kabupaten Purwakarta, Jabar, juga dilanda hujan lebat disertai angin kencang. Siaga ancaman bencana hidrometeorologi. Sebanyak 15 dari 17 kecamatan di Purwakarta masuk kategori menengah-tinggi bencana hidrometeorologi.