Pasien terduga penderita Covid-19 yang dirawat intensif di RSUD Blambangan, Banyuwangi, akhirnya dinyatakan negatif dari penyakit itu karena tak mengalami radang paru. Pasien diketahui baru pulang dari Singapura.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pasien terduga penderita Covid-19 atau korona tipe baru yang dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan, Banyuwangi, akhirnya dinyatakan negatif dari penyakit tersebut karena tidak mengalami radang paru. Pasien diketahui baru pulang dari Singapura.
Pasien perempuan berinisial RG (30) sempat dirawat di RS Fatimah, Banyuwangi, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Blambangan. RG dijadwalkan pulang ke rumahnya pada Selasa (18/2/2020) setelah mendapat perawatan intensif di RSUD Blambangan sejak Minggu (16/2/2020).
Keputusan memulangkan RG disampaikan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging sekaligus dokter spesialis paru di RSUD Blambangan, dr Ririek Perwitasari, SpP, di Banyuwangi, Selasa (18/2/2020). Tim dokter RSUD Blambangan merawat RG dengan intensif, bahkan sempat memasukkannya ke ruang isolasi khusus penanganan Covid-19.
”Pada hari kedua perawatan, kondisi pasien membaik. Panas tubuhnya normal. Kami sempat melakukan foto rontgen paru-paru untuk memastikan gejala pneumonia. Hasilnya, paru-paru bersih tidak ada gejala pneumonia. Akhirnya kami pastikan tidak ada indikasi terpapar virus korona,” ungkap Ririek.
Ririek menambahkan, pihaknya tidak melakukan swap tenggorok sebagai salah satu metode pemeriksaan pasien Covid-19. Pasalnya, pasien sudah dipastikan tidak terjangkit pneumonia. Kendati demikian, pasien RG akan terus dipantau tim kesehatan dari RSUD Blambangan dan Dinas Kesehatan Banyuwangi.
Pasien sudah dipastikan tidak terjangkit pneumonia.
Hingga kini Dinas Kesehatan Banyuwangi memantau 34 orang yang baru bepergian dari Wuhan, China, daerah asal virus korona, atau daerah lain yang terjangkit virus tersebut. ”Dari 34 orang yang kami pantau, masih ada 5 orang yang masih dalam masa pemantauan 14 hari. Sementara 29 orang lainnya sudah melewati masa 14 hari yang menjadi masa inkubasi virus. Dari 34 orang tersebut, hanya pasien RG yang sempat naik ke status awas kendati akhirnya diturunkan lagi statusnya menjadi pemantauan,” ungkap Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Banyuwangi Dwi Prihatiningsih.
Selain RG, 34 orang tersebut terdiri dari 31 orang yang baru bepergian dari China, Hong Kong, dan Singapura, serta dua warga Banyuwangi yang baru pulang dari program observasi di Natuna.
Di Banyuwangi, RSUD Blambangan menjadi pusat penanganan pencegahan penyebaran Covid-19. RSUD Blambangan juga ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai satu di antara 100 rumah sakit rujukan pemerintah untuk penanganan wabah korona.
”Kami memiliki satu ruang isolasi yang dapat diisi empat tempat tidur pasien. Tahun ini RSUD Blambangan juga memiliki tambahan dokter spesialis. Dokter spesialis paru dan spesialis anestesi yang semula jumlahnya masing-masing satu orang kini masing-masing menjadi dua orang,” tutur Direktur RSUD Blambangan dr Indah Sri Lestari.
Indah berharap masyarakat Banyuwangi tidak perlu terlalu khawatir kendati harus tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19. Ia mengimbau warga yang baru bepergian dari luar negeri dan mengalami demam tinggi dapat segera memeriksakan diri ke RSUD Blambangan.